TRUSTNEWS.ID,. - Apel ini dihadiri oleh 1.000 orang personel gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri dan berbagai Instansi Stakeholder tersebut. Fatoni mengatakan apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan personel dan peralatan sebagai bagian dari upaya pencegahan dalam menghadapi bencana.
"Dengan kesiapan ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dari ancaman bencana, walaupun kita juga berharap bencana itu tidak terjadi," kata Fatoni.
Fatoni mengatakan Sumsel baru saja melewati situasi cukup berat karena diterpa kabut asap yang ditimbulkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi tersebut sudah teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
“Namun dibalik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Provinsi Sumsel," ucap Fatoni.
Dia mengingatkan semua personel satgas penanggulangan bencana untuk tetap waspada memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki, namun ini tidak bisa kita kerjakan secara sendiri sendiri kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya," kata Fatoni.
Fatoni menekankan agar mitigasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dia menyebut, berdasarkan data kejadian bencana yang terjadi di Provinsi Sumsel pada Tahun 2022 sebanyak 147 kali kejadian. Sedangkan hingga November 2023 tercatat sebanyak 69 kali kejadian bencana.
" Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumsel M. Iqbal Alisyahbana menegaskan menghadapi musim penghujan seperti sekarang ini perlu dilakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyiapan personel dan peralatan.
"Mobilisasi personel dan peralatan ke lokasi bencana atau ke daerah rawan bencana dilakukan sebagai bentuk pertolongan berupa penyelamatan dan evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa," ucapnya. Dia menyebut, tujuan dilakukan apel ini untuk meningkatkan kemampuan personil dan kesiapan peralatan penanggulangan banjir dan tanah longsor.
"Mengoptimalkan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing Dinas, Instansi, stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor agar korban jiwa dan harta dapat diminimalisir," pungkasnya.