TRUSTNEWS.ID,. - Untuk edisi kali ini, Trustnews memperoleh kesempatan untuk mengulas lebih dalam tentang Pertamina Patra Niaga yang berhasil meraih 12 Proper Emas dari ajang Proper di tahun 2023. Sementara untuk di regional Jawa Bagian Tengah sendiri sebanyak 6 Proper Emas sudah diraih.
Informasi ini dikemas dan dirangkum dari keterangan yang disampaikan Kevin Kurnia Gumilang - Sr Supervisor CSR & SMEPP, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah dan Alfi Community Development Officer FT Boyolali.
Dari keterangan yang diperoleh dari keduanya, ternyata setiap raihan PROPER Emas yang diperoleh oleh lokasi operasi di Regional Jawa Bagian Tengah ini, punya kelebihan masingmasing. Mereka mengedepankan inovasi sosial kebanggaannya pada program pengembangan masyarakat, terutama melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Enam program inovatif yang memperoleh 6 PROPER Emas tersebut, antara lain :
Fuel Terminal Boyolali dengan program SETARA (Sekolah Tani Rakyat). Program ini lebih mengedepankan pola pemberdayaan 12 orang kelompok rentan, di antaranya difabel dan lansia di Desa Keposong Kabupaten Boyolali dengan program pertanian dan pembibitan. Program ini memanfaatkan teknologi modern untuk membantu kegiatan pertanian, seperti penyiraman tanaman berbasis IoT dan juga mengintegrasikan limbah pertenakan seperti kotoran sapi sebagai biogas.
Ada juga inovasi yang dilakukan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo dengan mengangkat program SRIWEDARI (Sobokerto Mandiri, Waduk Cengklik Lestari). Dengan menggandeng kebersamaan masyarakat, Depot ini yang melakukan pelestarian waduk cengklik dari pencemaran air akibat pertumbuhan eceng gondok yang berakibat keterbatasan air bersih. Dari pengambilan eceng gondok di area waduk kemudian diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak dan pupuk organik untuk pertanian lokal.
Fuel Terminal Maos juga melakukan inovasi yang tidak kalah hebat. Mereka mengedepankan program PENDEKAR (Penderes Badeg Karangsari) yang memberdayakan para penderes gula kelapa yang sebelumnya menggunakan pendekatan tradisional menjadi lebih modern. Di antaranya dengan menggunakan alat pendeteksi angin untuk memberikan aspek safety bagi penderes yang akan naik pohon kelapa, dan juga aplikasi monitoring supply chain.
Integrated Terminal Cilacap mengusung inovasi dengan menyuguhkan program Museum Mangrove Digital yang mengembangkan wisata konservasi Mangrove Jagapati yang semula belum terdapat pendekatan teknologi, kini hadir dalam bentuk digital untuk memberikan kemudahan akses wisata kepada penyandang disabilitas yang tidak bisa mendatangi lokasi wisata secara langsung.
Ada juga Fuel Terminal Rewulu dengan program PETRA (Pengembangan Tempe Koro Ramah Lingkungan) yang menjadi solusi bagi para petani yang menghadapi isu kekeringan akibat musim kemarau panjang. Program ini juga memberdayakan kelompok perempuan yang belum berdaya untuk mengolah hasil pertanian tempe koro untuk memberikan nilai tambah.
DPPU Achmad Yani tidak mau kalah. Mereka mengedepankan program Pujasera Energi. Program ini menitikberatkan pemberdayaan kelompok ibu-ibu dengan kegiatan usaha di sentra kuliner yang memanfaatkan energi baru terbarukan.
Setiap program pengembangan masyarakat yang dikedepankan ini, dijalankan berdasarkan pemetaan sosial yang menangkap potensi dan masalah sosial di suatu daerah. Satu daerah dengan yang lain bisa jadi memiliki keunikan maupun kesamaan potensi dan masalahnya. Untuk itu bagi daerah yang memiliki kesamaan akan dilakukan replikasi kesuksesan program yang sudah berjalan di daerah sebelumnya. Seperti halnya yang sudah berjalan program difable preneur yang dijalankan FT Boyolali yang sukses direplikasi juga di FT Rewulu.
Setiap program yang dijalankan diharapkan bisa memberikan dampak manfaat salah satunya pada aspek ekonomi lokal. Beberapa dampak ekonomi lokal yang muncul di antaranya peningkatan pendapatan, munculnya sumber penghasilan baru, hingga perluasan akses pasar yang berpotensi menjadi pemasukan tambahan. Untuk mengukur keberhasilan dari dampak yang diberikan, Pertamina Patra Niaga melakukan kajian Social Return on Investment (SROI) untuk mengetahui perbandingan antara nilai investasi yang diberikan dengan nilai manfaat yang dimunculkan.
Salah satu tantangan dalam melaksanakan program CSR adalah menjaga komitmen bersama untuk terus melaksanakan program secara berkelanjutan. Mengingat program CSR yang dijalankan mengarah kepada pemberdayaan dan pembangunan yang berkelanjutan, maka programnya tidak cukup dijalankan satu waktu lepas saja. Melainkan harus bertahap dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Untuk itu salah satu tantangannya adalah menjaga komitmen bersama yang terlibat dalam program, baik dari masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan seterusnya.