TRUSTNEWS.ID,. - Usai dilantik sebagai CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang biasa dipanggil Kaharuddin atau Djenod, hal pertama yang dilakukan adalah membuat perbandingan kapasitas produksi. Hasilnya jauh menurun dibandingkan pertama kali dibangun oleh BJ Habibe yang saat itu menjabat sebagai Menristek.
"Selama 40 tahun terakhir, PT PAL terus berkarya dengan fasilitas yang ada sejak perusahaan ini berdiri. “ ungkap Kaharuddin mengakui melihat kondisi PT PAL saat itu, kepada TrustNews.
Putra keturunan Makassar-Surabaya yang lahir di Surabaya, 14 Maret 1971, yang mengaku dua kali menolak tawaran untuk memimpin industri perkapalan terbesar di Indonesia tersebut, secara perlahan melakukan perbaikan kinerja perusahaan.
“Awalnya saya menolak ketika ditawari. Cukup berat saya bisa menerima,” ujar Kaharuddin yang pernah bekerja di galangan kapal tanker terbesar di dunia Shin Kurushima Dockyard, Jepang.
Perbaikan yang dimaksud Kaharuddin adalah tranformasi. Dia pun memaparkan dengan transformasi industri maritim 4.0 pengembangan dan revitalisasi infrastruktur serta fasilitas produksi semakin meningkat. Sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.
“Transformasi industri maritim 4.0 juga membawa banyak perubahan dalam pengembangan kepemimpinan, termasuk cara berpikir, cara memandang inovasi dengan perspektif yang lebih segar, dan cara memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan operasional bisnis” ujarnya.
Perubahan besar ini, bertujuan untuk meningkatkan performa perusahaan, menampilkan data dan informasi yang lebih akurat dan dapat di akses secara realtime. Selain itu, juga meningkatkan efektivitas komunikasi di internal perusahaan dengan para stakeholder. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, PT PAL Indonesia dalam kerangka transformasinya secara bertahap mengimplementasikan sistem IM4 dengan mengadopsi teknologi Artificial intelligence, IoT, Big Data, dan Dashboard Monitoring. “
Pembuatan software ini melibatkan engineer dalam negeri yang juga menjadi tolak ukur akan kapabilitas Bangsa Indonesia dalam memajukan negeri lewat teknologi informasi, AI, Big Data dan lain-lain,” ujarnya.
“Keberadaan IM4 membuat setiap pegawai bisa mengukur sendiri kinerja hariannya. Jadi tidak perlu lagi bertanya ke bagian HRD bagaimana kinerja seorang pegawai. Bahkan ke depan, IM4 bisa mengukur EBITDA,” paparnya.
Tak hanya merekam kinerja harian, menurutnya, IM4 juga menjadi ‘knowledge to how’ bagi para pegawai junior dari senior-seniornya akan kedisiplinan kerja dan keilmuan yang dimiliki terkait desain kapal, produksi kapal, pemeliharaan dan perbaikan (harkan) serta overhaul produk-produk maritim, termasuk general engineering produk energi dan elektrifikasi.
"Dengan IM4, dapat memudahkan perusahaan untuk meregenerasi pengetahuan dari waktu ke waktu karena segala telah terekam oleh sistem,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan, manajemen PT PAL mengedepankan kepemimpinan yang berlandaskan lead by example, yakni memberi contoh nyata akan implementasi IM4 kepada para karyawan.
“Kita harus menerima perubahan, meskipun jalan untuk mencapainya mungkin menantang. Melalui IM4 ini, kita dapat memberi nilai tambah secara positif dan lebih baik pada produk serta layanan,” pungkasnya.