trustnews.id

Indonesia Menjaga Keseimbangan Pertumbuhan Penduduk
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Indonesia sedang mengalami perubahan yang sangat signifikan pada laju pertumbuhan penduduknya. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada 2023 berada di angka 1,13%. Ini merupakan level terendah dalam delapan tahun terakhir.

Selaras dengan data tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa hasil proyeksi total penduduk Indonesia 2020-2050 dengan skenario trend business as usual akan mencapai 324 juta pada tahun 2045, bertambah 54,42 juta orang.

"Pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen (pada 2045), setiap tahun melambat terus. Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada tahun 2020 menjadi 19,61 persen pada tahun 2045, sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada tahun 2045,” ungkap Suharso Monoarfa.

Dengan proyeksi ini, masyarakat generasi milenial dan gen-z bergerak menjadi golongan masyarakat lansia dan pra-lansia. Namun tak perlu menunggu lebih lama, pemerintah pun telah mengidentifikasi, Indonesia sudah cenderung masuk ke proporsi penduduk tua sejak 2023 ini.

Maliki, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/ Bappenas, mengatakan, secara umum proporsi lansia yang meningkat, berpotensi menjadi beban fiskal Indonesia apabila lansia tersebut tidak produktif dan tidak mendapatkan perlindungan. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 21 juta lansia dan akan semakin meningkat.

Hanya saja, pertumbuhan penduduk di Indonesia masih terjaga secara seimbangan. Bila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia seperti Jepang, China, Korea Selatan,Thailand dan Singapura.

"Kami meyakini Indonesia dalam kategori  penduduk seimbang. Tolak ukur yang kami pakai dengan adanya anak (manusia yang lahir) yang akan menggantikan peran kedua orang tuanya sampai orang tuanya meninggal (replacement rate)," ujar Maliki kepada TrustNews.

"Dari sisi kependudukan, kita mencoba menghasilkan manusia yang memiliki kesehatan, kekuatan dan daya pikir yang baik sehingga mereka bisa menjadi produktif saat masuk dalam dunia pekerjaan," tambahnya.

Perubahan struktur penduduk ini, menurutnya, menjadi momentum yang tepat untuk mendorong Indonesia menjadi besar dan maju, ditopang jumlah penduduk produktif. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia kerja Indonesia, selain meningkatkan angkatan kerja di dalam negeri, juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga di negara lain yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun.

Intervensi kebijakan yang dilakukan adalah menjaga penurunan fertilitas melalui peningkatan demand creation dan pelayanan keluarga berencana yang berkualitas, dan meningkatkan jaminan dan keselamatan kerja.

Dalam jangka panjang, meningkatkan status gizi agar anak tumbuh dan berkembang menjadi angkatan kerja yang sehat, cerdas, dan produktif, memperluas layanan pendidikan berkualitas, meningkatkan keterampilan angkatan kerja termasuk pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, meningkatkan kualifikasi dan standar kompetensi, dan meningkatkan relevansi pendidikan dan pelatihan kerja.

Sebagaimana diketahui, konsep pembangunan SDM di dalam RT RPJMN 2020-2024 disusun berdasarkan tiga pilar. Pertama, layanan dasar dan perlindungan sosial mencakup pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, kualitas anak, perempuan, dan pemuda, pengentasan kemiskinan, serta tata kelola kependudukan.

Kedua, produktivitas mencakup pendidikan dan pelatihan vokasi, pendidikan tinggi, iptek dan inovasi, dan prestasi olahraga.

Ketiga, pembangunan Karakter mencakup revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila, pemajuan dan pelestarian kebudayaan, memperkuat moderasi beragama; serta budaya literasi, inovasi dan kreativitas.

"Dalam hal menjaga pertumbuhan penduduk yang berkualitas itu ada dua hal yang kita jaga yakni kuantitas dan kualitasnya. Tentunya kita tidak bisa bekerja sendirian, kami menggandeng Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas untuk memastikan anak yang lahir mendapatkan nutrisi yang baik. Ketika nanti sekolah sampai akhir pada usia pantas bekerja menjadi manusia yang siap," ujarnya.

"Kita ingin memastikan  pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja bisa relevan. Lalu fokus kami berpihak kepada penduduk disabilitas untuk memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas, baik dari pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan lainnya," tambahnya.

Adapun terkait keberadaan Lansia, menurut Maliki, Bappenas ingin lansia ke depannya siap dari sisi ekonomi, pendidikan, sosial, dan kesehatan, sehingga penduduk lansia menjadi bonus demografi yang turut menjadi penyumbang utama pembangunan.

"Kita ingin lansia yang masih produktif bisa untuk terus bekerja dan berkarya. Karena bagaimanapun, mereka yang saat ini berusia muda dua puluh tahun ke depan akan masuk dalam kategori lansia," ujarnya.

"Untuk itu kita mendorong inklusi finansial kepada para generasi muda sekarang. Harapannya, anak muda yang nantinya menua, dapat terus mengoptimalkan tabungan menjadi investasi yang produktif sebagai bekal saat lansia nanti," pungkasnya.