TRUSTNEWS.ID,. – PT BPR BKK Taman Pemalang (Perseroda) menyatakan kesiapannya menerapkan sistem akuntansi di industri BPR/BPRS dalam menyusun laporan keuangan dari SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik) menjadi SAK EP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat).
Haryanto, Direktur Utama PT BPR BKK Taman Pemalang (Perseroda), mengatakan selama ini BPR/BPRS termasuk menyusun LK (Laporan Keuangan) menggunakan Pedoman Akuntansi BPR yang mendasarkan pada SAK ETAP.
Secara otomatis walaupun PA BPR (Pedoman Akuntansi BPR) belum diubah BPR harus menyesuaikan LK menggunakan SAK EP karena dalam PA BPR diatur bahwa penyusunan LK mengikuti regulasi dan standar baru tanpa menunggu perubahan PA BPR.
"BPR BKK Taman Pemalang terus mempersiapkan diri dalam penerapan sistim pelaporan terbaru dari SAK ETAP ke SAK EP yang berlaku 1 Januari 2025," ujar Haryanto kepada TrustNews.
"Sumber daya manusianya harus dipersiapkan dari sekarang. Bagaimana cara menyalurkan kredit yang sehat dan bagaimana menangani hambatan-hambatan yang ada," tambahnya.
Diakuinya, BPR sangat terpengaruh akan sistem baru ini. Karena BPR saat ini menggunakan SAK ETAP, komponen instrumen keuangan sangat dominan dalam laporan posisi keuangan. Sebagai informasi, perubahan dan penambahan signifikan dalam SAK EP dibandingkan dengan SAK ETAP terletak pengaturan instrumen keuangan; investasi pada entitas lain termasuk kombinasi bisnis dan konsolidasi, penyajian penghasilan komprehensif lain; penurunan nilai; pajak penghasilan dan pengaturan khusus atas agrikultur, eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dan perjanjian konsesi jasa.
"Analis kredit BPR juga harus memahami SAK EP karena mayoritas perusahaan yang akan meminta pendanaan BPR menggunakan SAK ETAP," ujarnya. Ditekankannya, didirikannya BPR BKK Taman Pemalang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga dalam operasionalnya, BPR BKK Taman Pemalang juga menyajikan produk yang sesuai dengan kultur di masyarakat agar lebih tepat sasaran. "Mudah-mudahan kita semua bisa mampu melaksanakan tugas dengan baik sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan pemegang saham," ungkapnya.
"Saya simpulkan ada 3 pihak yang harus di jadikan tujuan, yakni masyarakat, pemegang saham dan pengelola (karyawan) sendiri. Untuk mewujudkan itu, kita ada pengasahan soft skill dengan materi "orang pintar belum tentu sukses kalau tidak benar" itulah cara kami untuk menyambut tantangan yang ada," pungkasnya