TRUSTNEWS.ID,. - Tak ubahnya The Four Horsemen, begitulah PIEP menjalankan misinya - Mengembangkan potensi minyak, gas bumi dan energi di luar negeri secara terintegrasi, berdasarkan prinsip - prinsip komersial yang kuat dalam rangka mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream Pertamina, ini memiliki 4 perusahaan di 12 negara di 4 benua. Keempat itu PT Pertamina Irak Eksplorasi Produksi, PT Pertamina Algeria Eksplorasi Produksi, PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi dan Maurel & Prom.
Khusus Maurel & Prom, PIEP menguasai 71,09% perusahaan asal Perancis yang fokus pada produksi hidrokarbon. Perusahaan ini terutama melakukan eksploitasi minyak dan gas di Afrika, tepatnya di lepas pantai Gabon, Tanzania dan beberapa area lain di Afrika dan Amerika Selatan.
Melalui Maurel & Prom, PIEP melakukan beberapa kegiatan produksi dan juga secara langsung bersiap untuk menjajaki peluang yang ada di blok-blok produksi Afrika, Amerika dan Timur Tengah.
“Tujuan kami kalau bisa di 12 negara tersebut membesar dan menambah lagi negaranya, sehingga ketahanan energi negeri kita meningkat,” ujar Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PIEP kepada TrustNews.
“Karena kita bukan hanya ingin membawa minyak kembali ke Indonesia saja, tapi kami ingin membawa keuntungan, teknologi, melatih talenta Pertamina di berbagai negara dan mereka nantinya akan kembali ke indonesia untuk memproduksi di Indonesia,” urainya.
Dengan semua itu, tidaklah mengejutkan, secara kinerja operasi PIEP telah melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 194 kboepd. Hasil ini disumbangkan dari produksi minyak di atas target (109%) berkat kontribusi dari Irak dan aset lainnya.
Sementara, produksi gas di atas target (118%) adalah kontribusi dari aset Algeria, Malaysia dan aset lainnya. Jika digabungkan setara minyak, produksi mencapai 214 ribu barel setara minyak per hari (KBOEPD). Keberhasilan ini didukung oleh meningkatnya cadangan terbukti (P1) sebesar 29 juta barel setara minyak (MMBOE), lebih besar 935% dari RKAP 2023 sebesar 3 MMBOE
Sementara, cadangan contingency (2C) sebesar 11,1 MMBOE, lebih besar 317% dari target RKAP 2023 sebesar 3,5 MMBOE. “Dari performance tahun lalu total dibandingkan target perusahaan 109% dan produksinya di atas target minyak 119% gas 118% dan fenomena ini terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Di sisi kinerja HSSE, angka capaian Lost Time Incident Rate (LTI) sebesar nol (0), realisasi sampai dengan akhir 2023.
Adapun Total Recordable Incident Rate (TRIR) juga tercatat nol (0) dimana keduanya masih berada di bawah batasan. Dari jumlah manpower sebanyak 403 personel, PIEP mencatatkan 34,197 juta jam tanpa kecelakaan kerja. Ini merupakan capaian yang sangat baik dan mencerminkan komitmen PIEP yang tinggi terhadap aspek HSSE. Kendati demikian, peningkatan budaya keselamatan kerja tetap menjadi agenda utama dalam kegiatan operasi PIEP. “Kami terus menerus meningkatkan HSSE.
Di Algeria, kami menggunakan tenaga surya untuk beberapa fasilitas, dan kami juga tidak hanya memproduksi minyak tapi juga gas yang cukup besar 118% di atas target (energi bersih),” ungkapnya.
“Kami juga memastikan kesehatan para pekerja tetap terjaga. Ini dikarenakan suhu di Algeria bisa mencapai 50 derajat celsius. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menerapkan strategi yang pas agar Perwira PIEP bisa bekerja dengan aman dan nyaman,” jelasnya.
Jaffee sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHE) Regional 1 Sumatera, mengatakan, PIEP menerapkan 4 strategi dalam menjalankan bisnisnya di negara lain.
“Pertama, tumbuh melalui negara dan aset yang sudah ada. Kedua, tumbuh di negara yang baru. Ketiga, tumbuh melalui inovasi di bidang teknologi dan relationship.
Keempat, kami ingin tumbuh melalui kemampuan Perwira kami, agar terjalin hubungan baik dengan negara-negara lain. Maka kami harus banyak mempersiapkan strategi dan inovasi agar hubungan kami tetap terjaga, dan dengan hubungan yang baik itu sangat membantu kami dalam menjalankan bisnis,” ujarnya.
“Hal ini selaras dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi internasional kelas dunia, yang mendukung penerapan kinerja global yaitu ESG (Environmental, Social, Governance) melalui penyusunan program kerja yang mendukung pencapaian target net zero emission,” pungkasnya.