trustnews.id

Mengenal Lebih Dekat Kliring Berjangka Indonesia
Fajar Wibhiyadi - Dirut PT Kiliring Berjangka Indonesia

Mengenal Lebih Dekat Kliring Berjangka Indonesia

BISNIS Minggu, 15 September 2019 - 08:34 WIB TN

PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya berinvestasi di bursa berjangka dan resi gudang bagi petani. 

Dibandingkan bursa efek, keberadaan bursa berjangka masih tergolong awam di mata publik. Padahal, perdagangan bursa berjangka merupakan alternatif investasi yang menarik di masa depan. 
Padahal bila dilirik dari segi usianya, 35 tahun, Perdagangan Barjangka Komoditi (PBK), tidak segairah bursa saham. Sejumlah kalangan menyebut kurangnya edukasi, sosialisasi dan promosi menjadi faktor penyebabnya. Bahkan keberadaan PBK ‘bodong’ disebut-sebut  ikut membuat publik ‘kapok’ untuk berinvestasi.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi, tak memungkiri kondisi tersebut. Sehingga dibutuhkan untuk lebih banyak membaca untuk mencari informasi terkait bursa berjangka (literasi), pelatihan, sosialisasi dan promosi terkait bursa komoditi. 
“Pemahaman masyarakat atas resiko berinvestasi di bursa berjangka juga kurang. Jadinya masyarakat tahunya transaksi di PBK itu kayaknya tidak benar dan sebagainya. Ini pemahaman yang salah, PBK tidak ada faktor untung-untungan, karena ada teknik analisisnya juga,” ujar Fajar yang tercatat sebagai pemimpin inspiratif Indonesia oleh 7Sky Media Awards 2019 atas keberhasilannya membawa KBI dalam melakukan transformasi di bidang keuangan, operasional dan SDM.
Fajar pun mencontohkan, harga emas sudah tembus ke 1.500 atau malah di atasnya. Naik atau turunnya harga bisa dipicu oleh berbagai macam faktor, termasuk dunia internasional. Misalnya, perang dagang Amerika Serikat dan China.
“Itu yang terjadi dalam komoditas ini. Berbeda dengan saham, kita beli lalu jual. Di industri kami ini bisa dengan dua sisi, kita belum punya barang kita bisa jual dulu, belinya belakangan. Hal ini masyarakat kadang-kadang kurang memahami, sehingga pada waktu potensial pricingnya itu komoditas ke atas atau ke bawah, kalau analisa teknisnya pas tidak akan ada permasalahan,”paparnya. 
Dijelaskan Fajar, posisi KBI itu merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan sebagai pelaksana kliring dan penjaminan transaksi bagi anggota-anggota di dalamnya. 
“Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka dan derivatif itu satu bagian dari tugas yang diberikan pemerintah ke KBI, selain itu KBI ditugaskan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang (Derifatif Resi Gudang) dan  Penjaminan Transaksi Pasar Fisik Komoditas,” ujarnya. 
Sebagai informasi, Derivatif resi gudang adalah turunan resi gudang yang dapat berupa kontrak berjangka resi gudang, opsi atas resi gudang, indeks atas resi gudang, surat berharga diskonto resi gudang, unit resi gudang, atau derivatif lainnya dari resi gudang sebagai instrumen keuangan.
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya sehingga dapat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada petani, poktan, gapoktan, koperasi dan pelaku UMKM. Di samping itu SRG diterapkan untuk menyimpan hasil pertanian pada saat harga jual jatuh (tunda jual) sehingga dapat menjaga kestabilan harga/inflasi. 
Derivatif Resi Gudang hanya dapat diterbitkan oleh bank, lembaga keuangan nonbank, dan pedagang berjangka yang telah mendapat persetujuan badan pengawas.
PT KBI dalam industri Resi Gudang di Indonesia adalah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang dan Derivatif Resi Gudang. Peran ini meliputi fungsi untuk melakukan pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan, kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan serta penyediaan sistem dan jaringan informasi Resi Gudang dan Derivatif Resi Gudang.
“Di Indonesia itu resi gudang masih sangat kecil sekali. Padahal sebagai negara agricultural sangat potensial, tapi resi gudangnya masih belum maksimal", ujar Fajar yang dipercaya menahkodai PT KBI sejak 28 Agustus 2017.
Fajar pun mengungkapkan, sejak diberlakukannya resi gudang 10 tahun lalu, perputaran angkanya hanya mencapai Rp703 miliar. artinya, per tahun nilai transaksi dikisaran Rp 70 miliar.
Padahal, sistem Resi Gudang, lanjutnya, menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi musim panen. Dengan adanya sistem Resi Gudang, petani tidak harus segera menjual hasil panen karena dapat menyimpan hasil panennya di gudang.
Sebagaimana diketahui, sistem Resi Gudang merupakan program pemerintah yang diatur dalam UU Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang. Tujuannya, membantu mengatasi permasalahan yang biasanya dihadapi para petani di Indonesia dalam memperoleh permodalan dan kerugian yang diderita akibat jatuhnya harga saat musim panen. 
Dokumen Resi Gudang dapat dialihkan, diperjualbelikan, dijadikan jaminan kredit, dan dijadikan bukti untuk mengambil barang di gudang. Pada saat harga pasaran telah membaik, petani dapat menjual barang dan melunasi kredit, serta mendapat sisa uang hasil penjualan (tunda jual).  
“Resi Gudang itu surat berharga yang bisa diperdagangkan, bisa diperjualbelikan dan sebagai agunan kredit atau pinjaman. Tidak hanya bagi petani saja, tapi juga pengusaha karena undang-undang tidak melarangnya, memiliki Resi Gudang tinggal datang ke bank. Bisa dijadikan jaminan untuk permodalan. Ini salah satu potensi yang bisa kita kembangkan di kliring berjangka Indonesia,” pungkasnya. (TN)