trustnews.id

Asuransi Asei Mantapkan Diri Asuransi Perdagangan Ekspor

TRUSTNEWS.ID,. - PT Asuransi Asei Indonesia bertekad terus menjadi yang terdepan sebagai pemain utama pada asuransi ekspor, namun seiring dinamika bisnis yang terjadi, Asei memperluas target bisnisnya menjadi pemain utama pada asuransi keuangan dengan implementasi teknologi yang terintegrasi.

Hal tersebut sejalan dengan visi Asei yaitu menjadi perusahaan asuransi keuangan yang terkemuka dan terpercaya di Indonesia melalui layanan terintegrasi berbasis teknologi. Meski berfokus pada bisnis utama sebagai penyedia asuransi ekspor, anak usaha PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero), ini tidak mengesampingkan lini bisnis potensial lainnya. Asei yang juga memiliki lisensi sebagai pemain pada asuransi umum juga bertekad untuk mendorong lini bisnis ini menjadi sumber pertumbuhan yang berkontribusi terhadap laba.

Dalam pandangan Achmad Sudiyar Dalimunthe, Presiden Direktur PT Asuransi ASEI Indonesia, upaya tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan seluruh mesinmesin pertumbuhan bisnis, sehingga Asei memiliki kinerja yang jauh lebih baik dengan perolehan laba sesuai dengan target bisnis.

“Saat ini Asei masih berfokus pada produk koorporasi. Ini mau kita kurangi porsinya dengan membuat produk-produk retail yang diterima pasar untuk menyeimbanginya,” ujar Achmad Sudiyar Dalimunthe atau biasa dipanggil Dody kepada TrustNews.

“Untuk retail kita buat distribusi chanel yang bagus dengan kita mengembangkan digital dengan bekerja sama dengan pihak ke 3 yang kredibel baik e-commerce, startup dan lainnya dengan kondisi yang saling menguntungkan,” paparnya. Pilihan untuk mendiversifikasi, bisa jadi pilihan tepat, bila didasari pada perumpamaan “jangan menaruh telur di keranjang yang sama”. Ini diartikan, bila keranjang itu jatuh, maka keseluruhan telur akan pecah. “Kita sudah bertransformasi untuk tidak lagi bergantung pada 1 produk atau 1 lini bisnis saja. Kalau 1 yang mendominasi ini hilang maka semuanya akan hilang. Tentu saja konsekuensinya akan sangat berat,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2023, Asei mencatatkan hasil underwriting positif mencapai Rp119 miliar. Angka ini meningkat 20,7% secara tahunan (yearon-year/yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp99,1 miliar.

Mengacu pada laporan keuangan Asei Indonesia per 31 Desember 2023, jumlah pendapatan premi perseroan mencapai Rp288 miliar yang mana turun 41,2% yoy dari sebelumnya Rp491 miliar. Penurunan tersebut dari salah satu sumber bisnis pareto yang selama ini dominan.

Sementara itu jumlah beban usaha yang ditanggung mencapai Rp91,4 miliar, yang mana turun 8,3% yoy dari sebelumnya Rp99,7 miliar. Dari sisi ekuitas, Asei Indonesia mencatatkan ekuitas sebanyak Rp466 miliar pada 2023. Ekuitas perseroan turun 5,13% dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp491 miliar.

Anak usaha PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) yang menggarap bisnis utama asuransi ekspor ini, di sisi liabilitas yang ditanggung perseroan mencapai Rp1,36 triliun pada 2023. Liabilitas yang ditanggung perseroan meningkat 10,25% dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp1,23 triliun.

Sedangkan dari sisi aset, Asei Indonesia mencapai sebanyak Rp2,3 triliun pada 2023. Angka tersebut meningkat 4,72% yoy dibandingkan jumlah aset yang hanya Rp2,13 triliun pada 2022. Tingkat kesehatan finansial Asei Indonesia dilihat dari Risk Based Capital (RBC) 265,38% pada 2023. Tingkat RBC perseroan tersebut turun dibandingkan pada 2022 yakni 328,14%.

Sementara dari Unit Usaha Syariah (UUS) Asei Indonesia, asuransi syariah perseroan mencatatkan laba sebanyak Rp7,5 miliar yang mana naik 413,2% dibandingkan pada 2022.

Bisnis syariah tersebut akan mengalami transfer portfolio di tahun 2025 karena Asei tidak melanjutkan unit usaha syariah. UUS Asei Indonesia juga mengalami defisit dana tabarru sebanyak Rp973 juta pada 2023 di mana sebelumnya mencatatkan surplus Rp1,15 miliar. Dari sisi pendapatan asuransi mencapai Rp815 juta pada 2023 yang mana naik 7,37% yoy dibandingkan Rp759 pada 2022. Dari sisi beban asuransi, UUS Asei Indonesia mencatatkan beban sebanyak Rp2,4 miliar pada 2023 atau naik 1.245% yoy dibandingkan Rp182 juta pada 2022.

“Asei memantapkan diri pada asuransi perdagangan ekspor baik internasional maupun domestik, tidak saja sebagai penjamin tapi juga pendukung kegiatan perdagangan tapi juga pengangkutan. Ini sesuai dengan visi Asei yakni menjadi perusahaan asuransi keuangan yang integrasi berbasis teknologi,” ungkapnya.

Dody pun menyebut, pada asuransi perdagangan meliputi Asuransi Kredit Ekspor/Export Credit Insurance (ECI), Asuransi Kredit Perdagangan Domestic/ Domestic Credit Insurance (DCI), Asuransi Pembiayaan Tagihan Ekspor/Export Bill Insurance (EBI) dan Asuransi Pembiayaan Tagihan Domestic/Domestic Credit Insurance Financing (DCIF).

Untuk Asuransi Umum produk yang ditawarkan Asuransi Harta Benda/ Property Insurance, Asuransi Rekayasa/Engineering Insurance, Asuransi Pengangkutan Barang/ Marine Cargo Insurance, Asuransi Minyak dan Gas Bumi/ Oil and Gas Insurance, Asuransi Penerbangan/Aviation Insurance, Asuransi Rangka Kapal/Hull and Machinery Insurance, Asuransi Tanggung Gugat/Liability Insurance, Asuransi Aneka/ Miscellaneous Insurance dan Asuransi Kecelakaan Diri/Personal Accident Insurance.

Kemudian Asuransi Kredit dan Penjaminan sebagai proteksi kepada Bank/ LKNB atas risiko kegagalan debitur dalam melunasi fasilitas kredit. Serta Asuransi syariah yang masih berjalan sampai transfer portfolio tuntas di tahun 2025

“Asei optimis membangun positioning sebagai asuransi perdagangan expor. Kita akan leading dengan produk yang kami kembangkan. Juga di holding sudah ada, reasuransi dan perusahaan asuransi,” pungkasnya.