trustnews.id

Kawasan Industri Paling Kompetitif Di Asia Tenggara
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Fantastis. Hanya dalam waktu 18 bulan sejak diluncurkan. Lahan seluas 450 hektar yang disiapkan pengelola PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) langsung ludes. Tercatat 13 tenant, 6 di antaranya sedang berada di tahap konstruksi dan 3 lainnya telah siap beroperasi pada 2024.

Adapun 13 tenant yang sudah bergabung antara lain PT KCC Glass Indonesia asal Korea Selatan yang akan menjadi pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan 46 hektare, pabrik perakitan sepatu asal Taiwan dengan luas lahan 16.4 hektare yaitu PT Yih Quan Footwear Indonesia, PT Rumah Keramik Indonesia (RKI) dengan luas lahan 13.8 hektare, dan PT Wavin Indonesia perusahaan asal Belanda yang memproduksi pipa PVC dengan lahan seluas 20 hektare.

Selain itu, berapa tenant yang fokus pada bidang kesehatan, yakni PT Jayamas Medika Industri, PT Tawada Healthcare, PT Interskala Medika Indonesia, PT Interskala Medika Solusindo, dan PT Acindo Medika.

"Sebagai Kawasan Industri yang saat ini paling kompetitif di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, membuat demand terhadap KITB sangat tinggi. Sehingga, dalam masa perencanaan pemasaran yang semula fase 1 seluas 450 hektar ditergetkan terjual habis dalam waktu 5 tahun, namun KITB berhasil menjual hanya dalam waktu 18 bulan saja," ujar Ngurah Wirawan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, kepada TrustNews.

Sebagai kawasan yang ramah investasi, KITB didesain dengan konsep Smart and Sustainable. Seperti konsepnya, kawasan ini merangkul nilai-nilai nature, human, dan sustainability sebagai tiga pilar dalam pengembangannya. Konsep ini diterapkan dalam menciptakan inovasi-inovasi, baik dalam aspek bisnis maupun ekosistem industri berkelanjutan.

"Dalam mewujudkan kawasan yang terintegrasi KITB dibangun pada lokasi yang sangat strategis. Secara geografi, KITB berada di tengah Pulau Jawa yang berdekatan dengan laut, serta berada di wilayah yang dilewati Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Pantura," ujarnya.

Tak ketinggalan PT Kereta Api Indonesia juga akan mengembangkan stasiun kereta api penumpang di dalam kawasan sebagai penunjang mobilisasi pekerja yang berdomisili di sekitar kawasan dan fasilitas pelabuhan darat (dry port). Termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Persero) terkait rencana pembangunan jetty dan Terminal Multipurpose guna fasilitas jalur transportasi laut yang pastinya akan banyak difungsikan oleh para industri nantinya.

Bersamaan dengan itu, berbagai sarana infrastruktur melibatkan perusahaan pelat merah. Seperti jaringan telekomunikasi oleh Telkom Indonesia (Persero) dan Pertamina untuk merealisasikan kebutuhan energi gas. PLN pun memastikan kebutuhan konsumsi tegangan listrik terkait pembangunan Gardu Induk. "KITB bersama pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan fase 2 pada cluster 1 seluas 400 hektar," ucapnya.

Wirawan melanjutkan, KITB selektif dalam memilih tenant (perusahaan) yang bergabung didalamnya. Sikap selektif ini disebabkan KITB memiliki 5 pilar utama yang wajib dipenuhi oleh calon tenant, yakni industri pionir, inovatif dan berteknologi tinggi, orientasi ekspor tinggi, tenant menyerap tenaga kerja tinggi dan peemanfaatkan energi baru dan terbarukan.

"Selain itu KITB memanfatkan berbagai teknologi untuk memantau kelancaran aktifitas kawasan, seperti CCTV, sensor dan digital meter air bersih dan air limbah, command center di kantor pengelola, dan gate pass saat memasuki area industri," jelasnya.

Wirawan mengungkapkan, saat ini pengelola KITB tengah berproges dalam modernisasi baik di lingkup perusahaan pengelola maupun kawasan. Dalam lingkup KITB sebagai perusahaan pengelola, pihaknya telah memiliki website company profile yang berguna sebagai media informasi perusahaan untuk berbagai pihak dan juga sebagai media promosi untuk membangun brand awareness.

"Dalam aktifitas keseharian perusahaan, seperti absensi, suratmenyurat dan disposisi, serta keuangan telah terintegrasi dan berbasis online," ujarnya.

Sedangkan pada lingkup Kawasan, pihaknya telah mempersiapkan beberapa teknologi modern untuk memudahkan berjalannya aktifitas bisnis para tenant. Diantaranya Aplikasi yang berisi informasi pelayanan dan fasilitas dari PT. KITB, helpdesk, dan informasi contract & billing yang nantinya dapat digunakan oleh para tenant ketika sudah beroperasi.

Kemudian, Implementasi ICT Kawasan, yaitu penarikan fiber optik yang nantinya difungsikan sebagai backbone internet untuk kantor dan tenant-tenant di KITB.

Sistem Scada pada IPA (Instalasi Pengolahan Air), yaitu sistem yang digunakan untuk memonitoring, menambil data pada Gardu Induk atau Gardu Distribusi, pengolahan informasi yang diterima, hingga reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi.

Sistem Sparing pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), yaitu sistem yang digunakan untuk memonitoring, mencatat, dan melaporkan kegiatan pengukuran kadar suatu parameter dan debit air limbah secara otomatis.

Termasuk pemasangan CCTV di seluruh titik. "KITB merencanakan pengembangan seluruh kawasan seluas 4.300 hektar yang terbagi menjadi 3 Cluster tersebut dalam waktu maksimal 30 tahun kedepan.

Kami berharap pemerintah dan seluruh stakeholders terkait dapat terus mendukung rencana master plan tersebut hingga seluruh area di KITB dapat terbangun dan beroperasi secara sempurna," pungkasnya.