trustnews.id

Bima Sakti Alterra Tawarkan Transformasi Pelayanan Modern

TRUSTNEWS.ID,. - Tingkat kehilangan air minum tahun 2023 di Indonesia meningkat sebesar 0,18% dari semula 33,72% menjadi 33,90%. Angka ini setara dengan kehilangan air minum sebesar 1,74 miliar m3, sehingga menyebabkan adanya potensi kerugian pendapatan atas penjualan air minum sebesar Rp9,7 triliun per tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan program penurunan kebocoran sampai memenuhi angka 25% sesuai dengan target nasional RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) periode 2020-2024.

Masalah kehilangan air hingga krisis air bersih di tanah air, menjadi concern besar perusahaan anak bangsa Bima Sakti Alterra, sehingga mampu menciptakan beragam solusi teknologi yang sukses membantu lebih dari 100 perusahaan air minum milik pemerintah dan swasta. Salah satu teknologi terkemuka yang dikembangkannya, yakni PDAM Pintar. Terdapat 12 modul dalam PDAM Pintar yang terbukti meningkatkan produktivitas, efisiensi kinerja, dan pelayanan, sehingga menjadi solusi yang sangat diandalkan dalam transformasi industri air minum. 12 modul tersebut adalah Dashboard, Baca Meter, Loket, Billing, Hublang, Perencanaan, Distribusi, PDAM Info, Gudang, Akuntansi, Personalia, dan Keuangan.

Dengan langkah ini penghematan dari kubikasi air minum yang hilang sebesar 8,9% dapat dimanfaatkan untuk menambah pelanggan sebesar lebih dari 1,28 – 1,54 juta SR (Sambungan Rumah). Tentunya, ini menjadi terobosan besar, terutama bagi pelaku industri pengelolaan air minum di Indonesia.

“Konsep atau program yang kami mi-liki mampu mengetahui titik kebocoran lebih cepat, baik skala kecil maupun besar. Keunggulan produk yang kita miliki dibandingkan produk lainnya. Selain itu keamanan data kami lebih aman karena kami merupakan perusahaan dalam negeri. Bahkan, penanganan komplain kami lebih cepat, baik waktu maupun bahasa, termasuk desain juga kami sesuaikan dengan Indonesia baik dari cuaca maupun  sosio kultural,” terang Putri Respati, Direktur Bima Sakti Alterra kepada Trustnews dalam sebuah wawancara khusus belum lama ini.

Semua program dalam membantu peran pelayanan pelaku industri air minum, lanjut Putri, disesuaikan dengan letak geografis dan ketersediaan data. Melalui teknologi ini mampu meningkatkan pelayanan yang mampu meminimalisir kendala air, mulai dari tidak mampu menjangkau konsumen secara maksimal hingga kecilnya air yang diterima konsumen, khususnya disaat musim kemarau panjang.

“Untuk itu, kami berkomitmen me-nyediakan banyak solusi untuk berbagai tantangan teknis dan operasional admi-nistratif. Dengan inovasi teknologi yang terus ditingkatkan, sudah lebih dari 100 PDAM di Indonesia yang mengadopsi teknologi dari perusahaan kami dalam 14 tahun terakhir,” ujarnya.

Tak hanya PDAM Pintar, produk teknologi asli buatan Indonesia yang juga diciptakan Bima Sakti Alterra adalah Smart Water Grid Management. Melalui teknologi ini, Bima Sakti Alterra telah berhasil mengatasi masalah air tidak berekening yang menjadi kendala utama dari perusahaan air minum. Lewat berbagai sensor berbasis Internet of Things (IoT) yang terpasang dari produksi hingga distribusi, data dapat diperoleh secara real-time, memungkinkan identifikasi, analisis, dan perumusan solusi yang cepat dan tepat.  

“Sistem di produk teknologi yang kami miliki ini juga memungkinkan untuk mendeteksi dengan cepat anomali seperti kebocoran, pecah pipa, atau penggunaan air ilegal, sehingga dapat mengurangi Non-Revenue Water (NRW) secara signifikan. Dengan Smart Water Grid Management, perusahaan air dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien dan efektif, serta meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih tepat guna,” imbuh Putri.

Smart Water Grid Management atau disingkat SWGM merupakan suatu ekosistem dengan multiple IoT-based sensors, real time data and alerts management, dan data visualization in a command center displayed dashboard yang menjadi solusi satu atap berkelanjutan untuk meningkatkan teknologi pengelolaan air dari hulu ke hilir. Dari inovasi teknologi terbaru ini, Bima Sakti Alterra percaya bahwa mengintegrasikan infrastruktur pengelolaan air, manajemen risiko, dan analisis data, akan memberikan kelayakan pengelolaan air untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan operasional yang lebih lancar melalui pendekatan multidimensi berbasis Information and Communication of Technology (ICT).