TRUSTNEWS.ID,. - Mengawali tahun 2024, bank bengkulu resmi merampungkan integrasi dalam skema Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB).
Langkah strategis yang disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini berhasil memperkuat struktur permodalan dan operasional bank bengkulu. Hasilnya mulai terlihat.
Pada kuartal III-2024, kinerja bank bengkulu 32 menunjukkan peningkatan signifikan di berbagai indikator keuangan, mengoreksi performa lemah tahun sebelumnya. Pada semester I-2024, bank ini mencatat kenaikan laba bersih sebesar 20,31% secara tahunan (yoy) menjadi Rp64,34 miliar.
Peningkatan ini didukung oleh perbaikan fungsi intermediasi, efisiensi biaya, dan struktur pendanaan yang lebih sehat. Penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing tumbuh sebesar 6,02% dan 8,09% yoy, mencapai Rp6,63 triliun dan Rp7,32 triliun. Rasio dana murah (CASA) pun meningkat signifikan, dari 33,39% pada Juni 2023 menjadi 41,03% pada Beni Harjono, Direktur Utama bank bengkulu 15 DESEMBER 2024 - 15 JANUARI 2025 Juni 2024.
Peningkatan ini didorong lonjakan saldo giro sebesar 94,08% menjadi Rp1,23 triliun. Tabungan naik 8,99% menjadi Rp1,78 triliun, sementara deposito turun 4,30% menjadi Rp4,32 triliun. Total aset bank bengkulu tumbuh 8,35% yoy menjadi Rp9,12 triliun pada pertengahan 2024.
Kinerja ini jauh lebih baik dibandingkan akhir 2023, di mana pertumbuhan kredit dan DPK hanya berkisar 1%, sedangkan laba bersih terkontraksi 27,36% yoy. Beni Harjono, Direktur Utama bank bengkulu, menjelaskan dampak transformasional dari kemitraan KUB dengan Bank BJB, "Saya bergabung pada 6 Maret, bertepatan dengan disetujuinya integrasi KUB bank bengkulu dengan Bank BJB—yang pertama di Indonesia."
"Sejak saat itu, kolaborasi kami semakin intens di berbagai sektor, seperti infrastruktur, IT, bisnis, sumber daya manusia, dan pelatihan. Kerja sama ini terasa seperti keluarga. Kepemilikan saham terbesar tetap dimiliki pemerintah provinsi, sementara Bank BJB menjadi pemegang saham terbesar kedua," paparnya.
Lebih jauh diuraikannya, inisiatif KUB ini menegaskan potensi strategis bank daerah dalam memanfaatkan sinergi dengan institusi keuangan yang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan dan efisiensi operasional. Bersamaan dengan proses KUB berjalan, dinamika perpolitikan tanah air memanas dengan adanya proses pemilihan legislatif, presiden dan kepala daerah.
Saat proses politik selesai, peluang ekonomi mulai bermunculan di berbagai daerah. bank bengkulu memanfaatkan posisinya sebagai penggerak perekonomian regional untuk meraih potensi ini. Kepemimpinan bank menunjukkan optimisme, dengan indikator terbaru yang menunjukkan kemajuan signifikan. Sejak penunjukan kepemimpinan baru pada bulan Maret, bank bengkulu telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa.
Pada Oktober lalu, aset bank tumbuh sebesar 11,63%, atau setara dengan IDR 1,1 triliun, mencerminkan kekuatan finansial bank yang semakin meningkat. Pertumbuhan ini didorong oleh perubahan strategis yang memperluas jangkauan pasar bank di luar sektor tradisional.
Secara historis, operasi bank bengkulu lebih fokus pada pelayanan lokal, terutama bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) dan komunitas lokal. Namun, kemitraan yang dibangun pada tahun 2023 telah mengubah lanskapnya. Terobosan besar terjadi pada bulan April dengan perjanjian penting untuk mengelola operasi keuangan Polda Bengkulu.
Langkah ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah 53 tahun bank ini, menandai perubahan signifikan dari ketergantungan pada bank-bank milik negara (Himbara) menuju kolaborasi yang lebih luas dalam Grup BJB.
Kemitraan ini memungkinkan bank www.trustnews.id bengkulu untuk menangani berbagai aspek keuangan Polda Bengkulu, termasuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan rekening Rumah Sakit Bhayangkara. Keberhasilan ini membuka pintu bagi kolaborasi dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Perum Bulog, PPI, dan PT Pos, serta TNI (Tentara Nasional Indonesia), yang semakin memperluas basis nasabah bank.
"Seiring dengan meningkatnya potensi ekonomi di fase pasca-proses politik, bank bengkulu siap untuk meraih peluang yang muncul, mendorong pertumbuhan ekonomi regional sambil merubah warisan institusinya," ujarnya.
Pada sisi lain, Beni Harjono mengurai, bank bengkulu menyadari tantangan besar yang ada di depan mata terletak pada pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Seiring dengan transformasi digital dan perubahan cara kerja, pengelolaan SDM yang efektif menjadi kunci agar bank daerah dapat tetap relevan dan berdaya saing. "SDM menjadi tantangan tersendiri, karena cara kerja juga berubah," ujarnya.
Selain itu, bank bengkulu menghadapi tantangan lain yang tidak kalah penting yakni pengoptimalan layanan untuk sektor pemerintahan. Meskipun bank daerah memiliki potensi besar untuk mengelola rekening kas umum daerah (RKUD) di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, banyak dinas pemerintah yang masih memilih bekerja sama dengan bank luar daerah. Dia menekankan bahwa hal ini menghambat sinergi antara bank daerah dan pemerintah, yang seharusnya berjalan lebih harmonis.
"Kami telah mengantisipasi hal ini dengan mendorong kolaborasi lebih intensif dengan dinas dan mitra pemerintah daerah. Ke depan, kami berusaha mewajibkan penggunaan bank daerah di seluruh transaksi pemerintahan," ujarnya.
Faktor global juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja bank bengkulu. Perang dagang dan dinamika ekonomi global, terutama yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika, turut mempengaruhi kondisi ekonomi daerah.
"bank bengkulu harus terus mencermati perkembangan ini agar dampaknya tidak merugikan kinerja bank," ujarnya. "Kami harus selalu waspada terhadap dinamika global agar kinerja kami tidak terdampak signifikan," tambahnya.
Namun, meskipun berbagai tantangan itu ada, bank bengkulu terus berupaya untuk menjadi mitra yang handal bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan. Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara bank dan pemerintah, diharapkan bisa tercipta ekosistem keuangan yang lebih efisien dan bermanfaat bagi masyarakat.
Hal ini, pada gilirannya, akan memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar. "Kami tengah berfokus pada penguatan infrastruktur dan layanan keuangan, untuk memastikan bahwa transaksi pemerintahan dapat dikelola dengan lebih optimal," ujarnya.
"Kami terus berkolaborasi dengan Pemprov dan seluruh pemerintah kabupaten/kota. Program-program penting yang mendukung efisiensi layanan keuangan akan kami catat dan diimplementasikan melalui berbagai layanan yang kami tawarkan," pungkasnya.