TRUSTNEWS.ID,. - Menginjak usia ke-34 tahun, PT Asrinda Arthasangga (Asrinda Re-Broker) telah membuktikan dirinya sebagai Perusahaan yang tangguh dan adaptif di tengah dinamika industri broker reasuransi Indonesia. Selama perjalanan panjangnya, perusahaan ini telah berhasil melewati berbagai tantangan pasar dan konsisten menunjukkan kemampuan berinovasi serta relevansi yang tinggi.
Didirikan pada tahun 1991, Asrinda telah berkembang dari sebuah perusahaan broker sederhana menjadi salah satu pemain terkemuka di Indonesia, memanfaatkan keahlian mendalam di industri dan hubungan yang kuat dengan mitra bisnis. Kesuksesan perusahaan terletak pada komitmennya untuk memahami risiko yang kompleks dan merancang solusi khusus bagi mitra bisnis di berbagai sektor.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah secara aktif melaksanakan transformasi digital untuk mengoptimalkan proses operasional dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan. Melalui integrasi analisis data serta manajemen risiko yang komprehensif, Asrinda telah berhasil menempatkan dirinya sebagai perusahaan broker yang inovatif dan siap menghadapi dinamika pasar yang semakin kompleks.
Kendati demikian, perjalanan panjang perusahaan ini tidak terlepas dari berbagai tantangan. Tingkat penetrasi industri asuransi Indonesia yang masih rendah, ditambah dengan perubahan regulasi dan ketidakpastian ekonomi global, menuntut Asrinda untuk terus beradaptasi. Sebagai solusinya, perusahaan ini melakukan diversifikasi bisnis dan investasi pada pengembangan sumber daya manusia untuk mempertahankan daya saingnya.
Eko Supriyanto Hadi, Direktur Utama Asrinda Re-Broker, mengatakan industri asuransi dan reasuransi saat ini menghadapi kondisi “hard market,” sebuah situasi luar biasa yang menekan hampir seluruh pemain di sektor ini.
Sebagai perusahaan re-broker, Asrinda sangat bergantung pada kinerja perusahaan asuransi dan reasuransi. Namun, dua tantangan utama tengah mengubah lanskap industri secara signifikan. Tantangan Pertama, menurutnya, penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS). Penerapan IFRS ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan potensi penurunan laba bersih perusahaan asuransi dan reasuransi hingga 40%.
“Dampak finansial ini menciptakan tekanan yang cukup besar, mempengaruhi keberlanjutan operasi banyak perusahaan di sektor ini, termasuk re-broker yang bergantung pada stabilitas pasar asuransi,” ujar Eko Supriyanto Hadi kepada TrustNews.
Tantangan kedua yang perlu diperhatikan adalah kebijakan modal minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kebijakan ini mewajibkan perusahaan asuransi dan reasuransi untuk memiliki ekuitas minimum sebesar Rp1 triliun dan Rp2 triliun, masing-masing, yang harus dipenuhi paling lambat tahun 2028. Kebijakan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap industri perasuransian.
“Berdasarkan studi ilmiah, kebijakan ini berpotensi mengurangi jumlah perusahaan asuransi dari 78 menjadi hanya sekitar 40 perusahaan,” ungkapnya.
Proses eliminasi ini, dalam analisanya akan terjadi melalui dua skenario utama: merger dengan perusahaan yang lebih besar atau transformasi menjadi perusahaan berbasis syariah. “Perusahaan syariah memiliki syarat modal lebih rendah, yakni hanya Rp500 miliar, memberikan alternatif bagi mereka yang kesulitan memenuhi modal minimum. Selain itu, beberapa perusahaan mungkin memilih fokus pada simple risk untuk bertahan, meskipun strategi ini tidak ideal dalam jangka panjang,” urainya.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan signifikan, Asrinda Re-Brokers tetap optimis dalam menjalankan strategi jangka panjangnya. Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas layanan yang diberikan kepada mitra bisnis, sekaligus memanfaatkan peluang bisnis yang masih tersedia di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian. Hubungan yang telah terjalin baik dengan berbagai perusahaan asuransi dan reasuransi diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan.
“Insyaallah, kami yakin perusahaan-perusahaan mitra kami yang mampu bertahan akan terus memberikan kontribusi positif, sehingga kami dapat melanjutkan peran kami dalam mendukung mereka di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.