trustnews.id

Tonggak Baru Kedaulatan Pangan
Dok, Istimewa

Tonggak Baru Kedaulatan Pangan

NASIONAL Jumat, 14 Februari 2025 - 04:41 WIB Redaksi

TRUSTNEWS.ID,. - Berlatar belakang dari dunia perbankan, langkah Sis Apik Wijayanto kini tidak terhenti meski telah beralih ke dunia korporasi besar. Sebagai Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD Sis Apik memikul tugas berat untuk membawa perusahaan ini melalui proses restrukturisasi dan transformasi perusahaan.

Proses tersebut tak hanya melibatkan sektor keuangan, tetapi juga mencakup manajemen risiko yang kini menjadi bagian integral dari strategi perusahaan. Pertimbangannya, seiring dengan semakin besarnya tantangan dunia usaha, hadirnya posisi Direktur Manajemen Risiko di ID FOOD menjadi hal yang tak terhindarkan.

“Fungsi utamanya adalah mitigasi risiko-risiko yang selalu ada, tetapi bagaimana kita mengelolanya untuk meraih peluang, ini yang menjadi tantangan tersendiri,” ujar Sis Apik Wijayanto kepada TrustNews.

Baginya, transformasi yang tengah dijalankan perusahaan ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab publik yang lebih besar, yaitu bagaimana melakukan mitigasi risiko di samping upaya restrukturisasi finansial. Mengingat, ID FOOD, yang baru terbentuk tiga tahun lalu, berfungsi sebagai holding di sektor pangan.

Sebagai entitas yang berfokus pada produksi dan distribusi pangan, efisiensi serta produktivitas menjadi dua aspek utama yang diperhatikan dalam operasional perusahaan. “Namun, transformasi ini tidak boleh berhenti. Setiap periode harus ada kemajuan,” ujarnya.

Sedikit mundur ke belakang. Sebelumnya, pada era kepemimpinan Arief Prasetyo Adi, yang kini menjabat Kepala Badan Pangan Nasional, dan dilanjutkan oleh Frans Marganda Tambunan, transformasi besar dalam holding pangan ini sudah dimulai. Sis Apik kini meneruskan tongkat estafet untuk memastikan bahwa selama tiga tahun pertama perjalanan ID FOOD, perubahan terus berlanjut.

“Walau masih terbilang muda, kita harus bertransformasi lebih jauh. Human capital, operasional, manajemen risiko, dan finansial, semua harus berjalan seiring untuk memastikan proses bisnis yang lebih baik,” jelasnya.

Tak hanya itu, perusahaan kini juga dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang besar yang datang seiring dengan terwujudnya swasembada pangan. Hal ini menjadi semacam ‘reborn’ bagi ID FOOD, memberi kesempatan untuk memperkuat posisinya di pasar pangan.

“Peluang ini semakin meluas dengan hadirnya inisiatif bisnis baru, seperti penyediaan makan sehat bergizi yang kini menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan,” ujarnya.

Dalam upaya mencapai swasembada pangan yang kokoh, Holding Pangan ID FOOD melangkah dengan visi baru. Berbagai anak perusahaan, seperti Sang Hyang Seri (SHS), Pabrik Gula Rajawali I, Pabrik Gula Rajawali II, Pabrik Gula Candi Baru, Perindo, hingga Berdikari, kini diarahkan untuk mengoptimalkan potensi dan berkontribusi secara signifikan terhadap pemenuhan swasembada pangan dalam waktu sesingkat singkatnya.

SHS, misalnya, kembali ke akar bisnisnya yaitu benih. Dengan kapasitas Unit Pengolahan Benih (UPB) yang mampu mencapai 100 ribu ton per tahun, perusahaan ini tengah fokus menghidupkan kembali peran strategisnya. Lahan Sukamandi seluas 3.200 hektar kini diarahkan sepenuhnya untuk pengembangan benih berkualitas.

Kemitraan dengan penangkar benih yang sempat terhenti diaktifkan kembali, sementara mesin-mesin pengolah benih yang selama ini terabaikan mulai diperbaiki dan dioptimalkan. “Tahap awal, target kami kontribusi 30 ribu ton benih tahun ini. Jika semua berjalan lancar, pada 2026, kami optimis bisa mencapai 100 ribu ton,” ujar Sis Apik.

Di sektor gula, produksi naik 17% pada tahun 2024 menjadi 307 ribu ton sebelumnya 262 ribu ton, kenaikan tertinggi (all time high) sepanjang operasional pabrik gula ID FOOD. Perluasan lahan di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta kolaborasi dengan Perhutani dan petani, menjadi kunci.

Tren menjanjikan ini bahkan memotivasi warga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tebu, sebuah langkah kecil namun berdampak besar bagi kemandirian pangan. Tak hanya itu, sektor perikanan melalui Perindo juga menghadirkan strategi baru. Fokus kini diarahkan pada pengelolaan pelabuhan perikanan secara terintegrasi, mencakup perbaikan kapal (docking), penyediaan bahan bakar, pakan, hingga penyimpanan hasil tangkapan (cold storage).

Dengan ekspor ikan ke Jepang yang mulai berjalan, peluang untuk meningkatkan konsumsi protein sehat di dalam negeri kian terbuka lebar. “Melalui langkah-langkah transformasi ini, ID FOOD membuktikan bahwa sinergi, inovasi, dan keberpihakan pada petani dan nelayan adalah jalan menuju swasembada pangan nasional,” pungkasnya