
TRUSTNEWS.ID - PT. Enigma Saintia Solusindo terus memperkuat perannya dalam
pengembangan life science di Indonesia. Sejak didirikan pada 2016,
perusahaan ini berkomitmen untuk menghadirkan teknologi terbaru dalam penelitian dan industri biologi molekuler, vaksin, serta farmasi.
Direktur PT. Enigma Saintia Solusindo, Nurul Aini, menegaskan, life science merupakan masa depan, dan Indonesia masih tertinggal dalam bidang ini dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, Enigma hadir untuk memberikan kontribusi nyata dalam ekosistem riset dan industri life science di Tanah Air.
“Kalau kita hanya bilang Indonesia tertinggal tanpa berbuat sesuatu, itu hanya sekadar bicara. Filosofi kami adalah berkontribusi, meskipun hanya setitik debu, untuk kemajuan life science di Indonesia," ujar Nurul kepada Trustnews beberapa waktu lalu.
PT. Enigma Saintia Solusindo berfokus pada penyediaan alat-alat riset life science, mendukung berbagai sektor mulai dari penelitian dasar, agrikultur, riset kesehatan, industri vaksin, hingga farmasi. Salah satu contohnya adalah keterlibatan Enigma dalam mendukung pengembangan industri vaksin di Indonesia.
"Industri vaksin saat ini berkembang pesat. Dari metode konvensional yang menggunakan mikroba patogen yang dilemahkan, kini sudah ada vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) yang menggunakan sel hewan dalam proses produksinya. Kami berperan dalam menyediakan alat-alat riset hingga produksi untuk perusahaan vaksin di Indonesia," jelasnya.
Meski alat yang dipasok masih berbasis impor, Nurul menekankan bahwa industri ini sebenarnya tidak sulit untuk dikembangkan di dalam negeri. Namun, ia menyoroti minimnya pendanaan riset sebagai tantangan utama yang menghambat kemajuan industri alat kesehatan dan bioteknologi di Indonesia.
"Bukan berarti peneliti kita tidak pintar, justru banyak yang hebat, tetapi karena dana riset yang kecil, banyak yang memilih bekerja di luar negeri," tambahnya.
Menurut Nurul, industri life science global terus berkembang, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk ikut serta dalam pertumbuhan ini.
"Principalprincipal kami di luar negeri melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial. Namun, pasar ini juga tidak mudah ditembus. Bisnis di Indonesia menuntut kreativitas, ketahanan, dan fleksibilitas yang tinggi," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya adaptasi dan kepatuhan terhadap regulasi internasional dalam menjalankan bisnis di bidang life science. (TN)