trustnews.id

GAPKI ISPO dan Jejak Sawit Menuju Keberlanjutan
Doc, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Industri kelapa sawit Indonesia merupakan raksasa global, memproduksi lebih dari separuh pasokan minyak sawit dunia dan menghasilkan miliaran dolar pendapatan. Namun, di tengah sorotan lingkungan yang semakin tajam dan taruhan ekonomi yang meningkat, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) sedang mengarahkan sektor ini menuju visi baru yang berani, keberlanjutan tanpa mengorbankan pertumbuhan.

Inti dari transformasi ini adalah kerangka kerja Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang diamanatkan oleh peraturan presiden. Ini bukan pilihan— setiap pelaku industri wajib mematuhi tujuh prinsip intinya: kepatuhan terhadap standar hukum, penerapan praktik perkebunan terbaik, pengelolaan lingkungan dan keanekaragaman hayati
yang bertanggung jawab, kebijakan ketenagakerjaan yang adil, pemberdayaan masyarakat, transparansi, dan perbaikan berkelanjutan.

Hadi Sugeng Wahyudiono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mengatakan, bagi GAPKI, ISPO lebih dari sekadar daftar periksa; ini adalah peta jalan.

“Kepatuhan regulasi adalah keharusan, kepemimpinan (role model) yang utama,” ujar Hadi Sugeng Wahyudiono kepada TrustNews.

Menurutnya, dengan 16,38 juta hektare perkebunan—40% di antaranya dikelola oleh petani kecil—taruhannya sangat besar.

“GAPKI melihat prinsip-prinsip ini sebagai cara untuk menyelaraskan profitabilitas dengan kesehatan planet, membuktikan bahwa kelapa sawit dapat melepaskan reputasi
kontroversialnya," tegasnya.

Sebagai produsen terbesar dunia, lanjutnya, sektor kelapa sawit Indonesia menopang pendapatan devisa, mempekerjakan jutaan orang, dan memasok keamanan pangan serta energi. Namun, GAPKI tidak puas hanya berpangku tangan. Untuk mempersiapkan industri ini menghadapi masa depan, mereka meluncurkan strategi
beragam.

Pertama, transformasi dimulai dari dalam kebun sawit itu sendiri. GAPKI tengah mengintensifkan program peningkatan produktivitas melalui penerapan benih unggul dan teknologi modern. Di balik setiap hektare yang menghasilkan minyak sawit berkualitas, tersimpan riset dan inovasi yang bertujuan memaksimalkan potensi lahan.

"Inovasi dalam pertanian adalah kunci agar kita bisa terus maju dan bersaing di kancah global," ujarjya

Kedua, tidak puas hanya dengan mengandalkan ekspor produk hilir setengah jadi (olein, sterin dan lain-lain), GAPKI mengarahkan perhatiannya pada hilirisasi. Proses pengolahan yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, seperti biofuel, aneka produk pangan, kosmetik, dan lain-lain diharapkan mampu merubah paradigma industri.

Cerita menarik datang dari salah satu pabrik pengolahan yangkini memanfaatkan limbah sawit untuk menghasilkan produk-produk inovatif. “Hilirisasi bukan hanya soal menambah
nilai, tetapi juga tentang membangun ekosistem yang mendukung keberlanjutan,”
jelasnya.

Ketiga, aspek regulasi menjadi fondasi penting. GAPKI mendesak pemerintah untuk menciptakan regulasi yang lebih ramping dan jelas, guna menghilangkan hambatan birokrasi serta tumpang tindi aturan yang selama ini mengganggu investasi.

Penyelesaian konflik lahan, khususnya di area yang berada di zona hutan, juga menjadi agenda utama untuk memberikan kepastian hukum kepada para pelaku usaha.

Keempat, GAPKI tak ragu untuk menggelontorkan investasi besar ke dalam riset dan pengembangan (R&D). Di balik layar, para ilmuwan dan ahli pertanian bekerja sama untuk menemukan solusi inovatif yang dapat menjaga keunggulan kompetitif.

"Kemitraan antara petani dan perusahaan semakin diperkuat, menciptakan sinergi yang dinilai mampu menjamin rantai pasok yang tangguh dan responsif terhadap dinamika pasar," ungkapnya.

Kelima, salah satu inovasi yang cukup mencuri perhatian adalah integrasi komoditas seperti jagung dan padi gogo ke dalam perkebunan sawit. Langkah ini tidak hanya sebagai upaya diversifikasi hasil, tetapi juga sebagai strategi untuk Ilustrasi. Pengolahan kelapa sawit. meningkatkan ketahanan pangan nasional.

"Dengan menggabungkan beberapa komoditas dalam satu ekosistem, industri kelapa sawit Indonesia diyakini dapat memberikan kontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. 

Diakuinya, jalannya tidak selalu mulus. Kampanye global masih melukis kelapa sawit sebagai penjahat lingkungan, menyoroti deforestasi dan emisi. Kerumitan regulasi dan sengketa lahan yang tak kunjung usai menambah kompleksitas.

"GAPKI tetap teguh. Kami tidak di sini untuk membela masa lalu, kami di sini untuk membentuk industri kelapa sawit yang bertumbuh dan lestari,” pungkasnya.