
TRUSTNEWS.ID - Ardhyanto Budirachman, Founder PT Adonai Pialang Asuransi, paham betul bahwa dalam menghadapi perubahan, sekadar beradaptasi tidak cukup.
Di tengah industri yang diguncang transformasi digital dan lanskap risiko yang kian kompleks, ia mengarahkan Adonai bukan hanya dengan kehati-hatian, melainkan dengan visi besar untuk menembus daya saing global.
Di jantung strategi jangka panjang Adonai terdapat tiga pilar utama: digitalisasi, inovasi produk, dan kemitraan global strategis.
Digitalisasi di Adonai tidak sekadar berarti otomasi proses internal. Perusahaan memanfaatkan analitik data, manajemen klaim berbasis AI, serta proses onboarding klien secara daring dan mulus.
Kemitraan strategis dengan broker internasional asal Tiongkok memperkuat langkah Adonai dalam memperluas kapabilitas underwriting serta memasuki pasar proyek-proyek berisiko tinggi.
Adonai juga menjadi pelopor dalam memperkenalkan konsep solusi asuransi parametrik untuk sektor pertanian dan pertambangan dua area yang sering luput dari perhatian para pelaku konvensional. Pendekatan ini bersifat pragmatis dan prediktif, mencerminkan keyakinan bahwa data bukan tradisi akan membentuk pasar asuransi masa depan.
“Kami melihat perubahan ini bukan sebagai ancaman, melainkan peluang strategis,” ujar Ardhyanto Budirachman kepada TrustNews.
“Teknologi akan menjadi penggerak kami, namun kepercayaan, pelayanan, dan solusi yang disesuaikan tetap menjadi jiwa Adonai,” tambahnya.
Dalam menghadapi persaingan dengan broker internasional yang berbekal skala besar dan modal kuat, Adonai memilih medan pertempuran yang berbeda: kepercayaan, kelincahan, dan kedekatan dengan klien.
Alih-alih sekadar menawarkan polis, Adonai memosisikan diri sebagai mitra solusi risiko. Di sektor minyak dan gas, pertambangan, serta agribisnis yang memiliki risiko sangat besar dan kompleks, keunggulan teknis Adonai menjadi senjata utamanya.
Para konsultan Adonai tidak hanya merancang perlindungan, tetapi juga membangun resiliensi: mulai dari perlindungan aset hingga pemicu parametrik berbasis pola curah hujan atau indeks harga komoditas.
“Kekuatan kami adalah model hibrida, di mana keahlian lokal dipadukan dengan kemitraan global strategis,” jelas Ardhyanto.
“Kami bersaing bukan dengan ukuran, tetapi dengan nilai,” tambahnya.
Saat Pefindo memberikan rating kredit BBB kepada Adonai, pencapaian tersebut bukan sekadar pengakuan eksternal, melainkan titik balik strategis.
“Rating BBB dari Pefindo bukan sekadar angka, tetapi cerminan kredibilitas dan tata kelola kami yang sehat. Ini menjadi pengakuan publik terhadap komitmen kami membangun perusahaan yang tangguh secara finansial dan operasional,” urainya.
Adonai merespons capaian ini dengan menerapkan tiga strategi utama:
• Memperkuat struktur permodalan,
• Meningkatkan transparansi dan kepatuhan,
• Menjadikan rating tersebut sebagai "pintu terbuka" dalam proses pengadaan, khususnya di BUMN dan korporasi besar.
“Kami akan terus memperbaiki fundamental keuangan dan tata kelola, dengan target menaikkan rating kami dalam beberapa tahun ke depan,” tegasnya.
Portofolio Adonai mencerminkan motor penggerak ekonomi Indonesia: sektor energi dan pertambangan mendominasi, diikuti oleh perbankan, pembiayaan multiguna, dan agribisnis.
Kerja sama dengan salah satu grup agribisnis terintegrasi terbesar di Asia. Dalam melindungi aset dan inventaris senilai lebih dari USD 1,3 miliar menegaskan skala dan tingkat sofistikasi layanan yang ditawarkan Adonai.
“Adonai tetap berpegang pada strategi diversifikasi sektoral, sambil menjaga fokus tajam pada kualitas layanan,” jelasnya.
Di pasar yang semakin diwarnai volatilitas iklim dan guncangan harga, Adonai melihat asuransi parametrik bukan sekadar alternatif, tetapi kebutuhan masa depan.
Berdasarkan data terverifikasi dari lembaga seperti BMKG dan bursa komoditas, produk parametrik Adonai menghilangkan friksi tradisional dalam proses klaim.
Para pelaku awal di sektor agribisnis dan energi terbarukan menunjukkan antusiasme besar, tergiur oleh janji pembayaran cepat dan transparan saat pemicu risiko yang telah disepakati tercapai.
“Di masa depan, asuransi akan berbasis data, bukan dokumen,” ujarnya.
“Adonai bertekad untuk menjadi yang terdepan dalam perubahan itu,” pungkasnya. (TN)