trustnews.id

KSPPS BMT Al Hikmah Buktikan Peran Strategis  di Sektor Mikro
Dok, Istimewa

Di tengah tantangan ekonomi dan ketatnya persaingan sektor keuangan, Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) justru menunjukkan performa yang semakin solid, terutama dalam membangun kekuatan ekonomi dari sektor mikro. Hal ini ditegaskan oleh Ketua KSPPS BMT Al Hikmah Semesta Jepara, Yasir Kholidi, dalam keterangannya kepada Trustnews belum lama ini.

"Semua orang berkepentingan dengan uang, tidak ada yang bisa lepas dari kebutuhan itu. Maka, bisnis koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah punya peluang yang sangat luas," ujar Yasir.

Ia menambahkan bahwa koperasi syariah seperti KSPPS BMT Al Hikmah memiliki keunggulan strategis karena fokus pada pasar mikro, yang notabene mencakup 98% pelaku usaha di Indonesia.

Tak hanya itu, konsep pelayanan berbasis keanggotaan yang diusung koperasi menjadikan hubungan antara lembaga dan nasabah lebih dekat, penuh kepercayaan, dan berkelanjutan.

"Pelayanan kepada anggota menjadi kekuatan utama kami. Ini memperkuat loyalitas dan membuka peluang pasar yang terus berkembang," imbuhnya.

Komitmen KSPPS BMT Al Hikmah dalam mendukung pelaku usaha mikro sudah terbukti sejak masa krisis moneter 1998–2000. Saat lembaga keuangan lain enggan mengambil risiko, koperasi ini tetap hadir memberikan pembiayaan kepada pengrajin kayu di Jepara. Dukungan tersebut memungkinkan pelaku usaha bertahan, tetap menggaji karyawan, dan berkembang hingga hari ini.

Dengan kepercayaan yang terus tumbuh dari anggota maupun lembaga keuangan lain, KSPPS BMT Al Hikmah kini menargetkan peningkatan volume pembiayaan hingga Rp40 miliar per bulan.

“Kami terus berkomitmen memperbaiki portofolio keuangan. Indikatornya jelas: pertumbuhan aset, modal, dan outstanding pembiayaan meningkat, sementara rasio Non Performing Financing (NPF) menurun,” tegas Yasir.

Rata-rata pertumbuhan aset koperasi ini mencapai 7–20% per tahun. Selain aset, tren positif juga terlihat dari pertumbuhan jumlah anggota, penambahan kantor layanan, serta peningkatan jumlah karyawan.

Yasir optimistis, selama koperasi mampu adaptif terhadap perubahan dan fokus pada peluang, eksistensinya akan terus relevan. Ia juga berharap regulasi ke depan semakin berpihak pada koperasi.

“Kami ingin koperasi benar-benar dijadikan soko guru perekonomian nasional, bukan hanya sebatas slogan,” pungkasnya.