trustnews.id

Optimisme Transformasi Jaladri Sebuah Janji Bernama Agrinas Jaladri
Dok, Istimewa


"Kami tidak mengejar jadi yang terbesar, tapi menjadi yang paling berdampak”. Kalimat itu mengalir tenang dari bibir Kharisma Febriansyah, Direktur Utama PT Agrinas Jaladri Nusantara (Persero), Di balik ketenangan itu, tersembunyi transformasi strategis yang tengah berlangsung senyap namun radikal: metamorfosis dari perusahaan konsultan konstruksi menjadi aktor utama dalam ekosistem pangan laut nasional.

Perubahan nama dari PT Virama Karya menjadi
PT Agrinas Jaladri Nusantara (Persero) bukan sekadar rebranding. Di balik identitas baru ini terkandung filosofi strategis: Agrinas mencerminkan kedaulatan pangan, sedangkan Jaladri, dari bahasa Sanskerta, berarti lautan. Artinya jelas, perusahaan ini bukan lagi semata konsultan konstruksi, melainkan motor penggerak kemandirian sektor kelautan Indonesia.

“Ini adalah langkah strategis negara, bukan hanya korporasi,” ujar Kharisma Febriansyah dalam wawancara dengan TrustNews.

Perubahan ini melampaui permukaan. Agrinas Jaladri kini mengusung model bisnis tiga pilar.
Pertama, budi daya dan penangkapan ikan berbasis teknologi dan kemitraan.

Kedua, pengolahan hasil laut melalui kolaborasi strategis. Ketiga, konsultan konstruksi tetap dijalankan melalui Direktorat Konsultan Virama Karya dengan empat divisi andalan: transportasi, sumber daya air, industri dan migas, serta gedung dan tata ruang.

“Kami tidak ingin hanya menjadi pelaku. Kami ingin menjadi penghubung: antara laut dan pasar, antara nelayan dan teknologi, antara sumber daya dan kemandirian,” jelasnya.
Namun, perubahan sebesar ini bukan tanpa tantangan. Infrastruktur, budaya kerja, hingga investasi SDM harus disesuaikan. Transisi ini memerlukan orkestrasi hati-hati agar kapal tetap melaju tanpa goyah.

“Tantangan utama kami adalah mengubah arah tanpa mengguncang kapal,” ungkap Kharisma.
Investasi sumber daya manusia, sistem operasional baru, serta infrastruktur finansial menjadi bagian penting dari proses tersebut.
“Untuk memastikan seluruh stakeholder memahami dan mendukung transformasi ini, Agrinas Jaladri mengadopsi pendekatan komunikasi berlapis,” jelasnya.

Ini mencakup sosialisasi internal, dialog intensif dengan mitra kerja dan klien strategis, hingga kampanye eksternal yang menekankan visi keberlanjutan dan kontribusi perusahaan terhadap kebutuhan nasional.

Dalam jangka pendek, perusahaan berupaya menjalankan proyek-proyek “quick win”. Di antaranya, optimalisasi tambak udang Balai UPT BUBK di Kebumen milik Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta kerja sama operasional kapal tangkap udang dengan mitra swasta berpengalaman.

Agrinas Jaladri juga tengah meny- iapkan kapal ramah lingkungan jenis Pole & Line—model perikanan selektif dan berkelanjutan—sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi pesisir.

Sementara itu, target jangka panjangnya mencerminkan visi besar: menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar seafood global. Sebagaimana pasar seafood dunia yang diprediksi akan bertumbuh sekitar 10% per tahunnya, maka peluang inilah yang hendak dimaksimalkan.

Strategi besar yang kini dirancang antara lain pengambilalihan aset pabrik pengalengan tuna (tuna cannery) di Bitung, serta pembangunan kawasan budidaya terpadu berdaya saing global di kawasan timur Indonesia.

“Dengan bertumbuhnya pangsa pasar seafood dunia 10% setiap tahunnya, kami ingin memaksimalkan peluang itu untuk membawa Indonesia terus maju,” ujar Kharisma penuh optimis.

Namun industri ini penuh tantangan. Cuaca, regulasi, harga global, hingga prak- tik ilegal seperti overfishing menjadi risiko sehari-hari.
“Tapi kami bukan swasta biasa. Kami BUMN dengan mandat khusus dan bekal dari Negara,” ujarnya.

Jika berhasil, Agrinas Jaladri akan menjadi simbol baru BUMN generasi masa depan—lincah, berdampak, dan relevan.

“Mandat tugas yang diberikan akan kami laksanakan semaksimal dan sebaik mungkin. Kami tidak menjual mimpi, kami menawarkan arah,” tegasnya.

Di tengah besarnya potensi maritim Indonesia yang belum tergarap maksimal, langkah ini mencerminkan keberanian. Agrinas Jaladri Nusantara adalah simbol dari semangat baru BUMN—bukan hanya efisiensi, tapi relevansi; bukan hanya profit, tapi ketahanan pangan nasional.

“Kami tidak ingin sekadar tumbuh besar. Kami ingin berdampak panjang,” pungkasnya.