trustnews.id

HKSIS: Rahasia Untung di Tengah Badai Konstruksi
Doc, istimewa

TRUSTNEWS.ID – Meski tekanan ekonomi masih membayangi sektor konstruksi dan beton, PT Semen Indogreen Sentosa (HKSIS)—anggota Hutama Karya Group yang bergerak di manufaktur beton readymix dan precast—membuktikan diri tetap solid. Hingga akhir triwulan III 2025, perusahaan berhasil menjaga profitabilitas melalui strategi efisiensi operasional dan optimalisasi biaya produksi.

Internal, menunjukkan pendapatan Rp781 miliar hingga akhir September, turun dari Rp909 miliar pada periode sama 2024, namun laba usaha naik 14% tahun ke tahun menjadi Rp111,69 miliar. Laba bersih setelah pajak meningkat 5% menjadi Rp60,32 miliar.

Aminudin Azis, Direktur Utama HKSIS, menyebut kenaikan laba ini sebagai bukti efektivitas strategi efisiensi yang dijalankan perusahaan.

“Kami berhasil mengendalikan beban produksi dan biaya usaha di bawah rencana. Bahkan pendapatan keuangan meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu,” ujar Aminudin Azis kepada TrustNews.

Dia menyebut, stabilnya kinerja di tengah penurunan pendapatan bukan semata hasil penghematan, melainkan penguatan proses bisnis. “Kami menempatkan efisiensi sebagai budaya kerja, bukan sekadar program sementara,” tegasnya.

Dia menekankan, HKSIS menjadikan kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman, dan inovasi berkelanjutan sebagai fondasi utama dalam menjalankan operasionalnya. “Pola pikir itu membuat perusahaan tetap untung saat pesaing besar tergelincir ke margin satu digit atau lebih buruk,” ungkapnya.

Di internal, HKSIS memperbaiki proses produksi melalui digitalisasi sistem batching plant serta penguatan quality control. Dengan sistem baru ini, setiap pengiriman beton dapat dipantau dari ponsel hingga ke waktu tuang, meminimalkan keterlambatan dan memastikan mutu konsisten di semua proyek. Perusahaan juga mengembangkan inovasi produk precast yang pemasangannya cepat dan aman di lapangan.

Efisiensi tersebut memangkas durasi pemasangan hingga 30 persen di beberapa proyek jalan tol, membuat kontraktor menghemat waktu sewa alat berat dan tenaga kerja. “Inovasi harus efisien, bukan sekadar canggih,” katanya.

Bahkan HKSIS melangkah lebih jauh dengan menjajaki konsep sistem bangunan parkir bertingkat modular sebagai solusi hemat ruang untuk kota besar.

Selain itu, HKSIS mengelola armada logistik yang masif. “Kami mengoperasikan lebih dari 200 unit truk mixer dan sewa. Bayangkan, hanya kebutuhan ban tiap tahun bisa 2.000 unit,” ucapnya sambil membisiki, “Dari persoalan itu, muncul ide pengelolaan limbah ban menjadi proyek baru.”

Yakni, mengelola limbah ban menjadi nilai tambah. Ban yang masih layak akan divulkanisir dan dipakai kembali, menekan biaya operasional. Sementara ban yang tak lagi bisa digunakan dicacah menjadi crumb rubber untuk material aspal hingga paving block, dan sebagian diolah menjadi produk jadi seperti speed bump dan wheel stopper.

HKSIS memperkirakan proyek ini dapat mengonversi hingga 40 persen limbah ban menjadi produk bernilai jual, mengurangi ketergantungan pada pemasok material baru. “Dari biaya rutin, HKSIS mengubahnya menjadi sumber pendapatan dan langkah menuju ekonomi sirkular,” ungkapnya.

Azis menegaskan, “Spirit of Greenovation” sebagai kompas perusahaan. Mulai dari inovasi parapet presisi hingga rencana parkiran modular yang menghemat ruang kota. Kontrol kualitas dijalankan ketat melalui digitalisasi batching plant dan audit subkontraktor.

Budaya keselamatan juga menjadi garis merah. Kontrol kualitas diterapkan ketat melalui digitalisasi batching plant dan audit subkontraktor. Keselamatan menjadi harga mati: HKSIS mengantongi ISO 45001 dan mencatat dua tahun tanpa kecelakaan kerja.

Di luar gerbang pabrik, mereka tetap hadir di komunitas: menyalurkan donasi ke panti asuhan, membagikan hewan kurban, hingga berkunjung ke panti jompo dalam rangka perayaan ulang tahun perusahaan. Gestur kecil yang memperkuat niat baik di bisnis yang kerap bersinggungan dengan perizinan dan akses tambang.

Azis tak menutupi tantangan. Pasokan semen masih dikuasai pemain besar, sehingga HKSIS memilih merangkul berbagai pemasok untuk menjaga daya tawar. Kuncinya disiplin pembayaran menjadi prinsip: tagihan diselesaikan tepat waktu agar rantai subkontraktor tetap hidup. “Kami merehabilitasi lokasi tambang setelah digunakan,” ujarnya.

“Greenovation boleh mulai dari logo, tapi harus berakhir pada lahan yang pulih,” pungkasnya.