trustnews.id

Hidup Damai Berdampingan Dengan Virus Corona
Dr. Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan RI

Hidup Damai Berdampingan Dengan Virus Corona

TOKOH Senin, 18 Mei 2020 - 11:07 WIB TN

Jakarta, Trustnews.id - Wabah Virus Corona di seluruh dunia sepertinya tidak akan selesai tahun ini. Indikasinya semakin kuat bahwa sang virus akan terus melanglang buana dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain, dari satu negeri ke negeri lain. Begitu terus akan berputar putar di muka bumi tidak beda dengan virus flu yang kita kenal selama ini yang sudah menjadi penyakit ditengah masyarakat di semua negeri di seluruh dunia. Sampai bisnis vaksin corona benar benar mapan, seperti vaksin flu, vaksin meningitis dan lain-lain. Lalu semua orang yang takut akan minta di vaksin anti virus corona, seperti vaksin flu, vaksin meningitis dan lain-lain itu.

So, salah satu target bisnis virus Corona tercapai. Kemelut wabah yang berlarut ini utamanya karena policy Pemerintah di hampir semua negeri, yang semrawut, tidak efektif, dan rakyat yang tidak disiplin.
Kenyataannya kehidupan dunia sekarang amat terbuka seakan akan bumi ini satu kesatuan negeri tetapi kenyataannya policynya amat berbeda beda sehingga bila wabah selesai disatu negeri, ditempat lain masih ada (terjangkit), lalu menulari lagi dan begitu seterusnya, berputar putar.

Jangankan antar negara, di dalam negeri saja ada perbedaan policy antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang sering dibarengi dengan rasa persaingan sampai permusuhan, saling serang, kebencian, saling menjatuhkan dan saling menyalahkan, sehingga sang virus semakin sulit diatasi. Bukan saja di Indonesia tapi juga di banyak negara lain, wabah Covid-19 ini terasa dijadikan panggung politik, sehingga berbagai policy kurang efektif. Baik policy yang maju mundur, canggung dan tanggung maupun policy yang keras.

Gangguannya di lapangan amat banyak seperti tidak disiplin, tidak kompak, tidak ada koordinasi, agenda terselubung politisi sampai yang cari keuntungan dan KKN ditengah kebuntungan karena Covid-19. Kartu Prakerja yang anggarannya antara lain utk pelatihan sebesar Rp5,6Triliun, meski dikritik habis habisan dan dijadikan olok olok dan ditengarai sebagai korupsi kroni istana, kabarnya tetap diteruskan. Duit itu memang menggiurkan makanya tetap nekad. Aji mumpung.
Sementara itu mobilitas nasional maupun internasional manusia sebagai pembawa virus tidak bisa dihalangi atau terbendung. Makanya wabah akan terus berputar dan kembali balik ke daerah yang bahkan sudah dinyatakan “sembuh atau terbebas” dari virus. Jadi inilah dilemanya sekarang ini, uang APBN ngocor tapi wabah berlanjut, rakyat melarat, ekonomi morat marit, dan pemerintah terbirit birit.

Jika kita percaya begitu dan berani jujur mengakuinya, bukankah akan lebih baik bila kerangka strateginya diubah menjadi mari kita hidup "damai" berdampingan dengan virus corona dan mafia virus atau mafia farmasi, sambil secara bertahap/ sambil berjalan memperbaikinya atau memerangi mafia nya. Ini lebih baik, lebih realistis daripada policy canggung dan tanggung seperti sekarang ini yang pandemicnya tidak juga teratasi tapi kehidupan ekonominya hancur,  lebih mengerikan lagi. Didepan mata puluhan juta pekerja sudah dan akan jadi penganggur dan miskin. Itulah extra costs yang sedang kita dan dunia bayar karena kecerobohan, ketidakkompakan policy, bahkan saling menjegal.

Dan jangan lupa bahwa bukan tidak mungkin disini ada yang diam diam sebenarnya menginginkan wabah Covid-19 ini berlangsung lama agar ada excuses untuk jualan vaksin, atau bagi yang ingin mencetak uang, dengan alasan untuk  menolong pebisnis dan rakyat miskin karena ekonominya hancur oleh pandemi Covid-19. Jadi mengatur strategi baru untuk hidup berdampingan secara "damai" dengan virus Corona nampaknya suatu pilihan, suatu keniscayaan, daripada tidak dapat dua duanya. Akhirnya, terima kasih ya pada rakyat Indonesia yang tetap sabar. Bahkan sabar banget.

Penulis: Dr. Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan RI.