trustnews.id

Gerak Inovatif PTPN VIII Garap Teh Hingga Agrowisata
Foto: istimewa

PTPN VIII agresif dalam memasarkan produk teh untuk konsumen di tanah air. Walini, Goalpara dan Gunung Mas darI PTPN VIII bagi masyarakat dalam menikmati teh berkualitas asli Indonesia,
 
Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII). Sektor pemasaran berbagai produk PTPN VIII terhambat. Ini disebabkan, negara-negara tujuan ekspor mengambil kebijakan karantina dalam upaya memutus penyebaran virus corona.  
Direktur PTPN VIII, Mohammad Yudayat, mengatakan, sektor pemasaran mengalami hambatan karena sekitar 60-70 persen produk PTPN VIII, terutama komoditas teh diarahkan untuk ekspor. Tercatat 10 negara menjadi tujuan ekspor, diantaranya Malaysia dan juga negara Timur Tengah.
“Bisnis PTPN VIII yang juga ikut terdampak pandemi. Beberapa negara tujuan ekspor melaksanakan karantina wilayah dan menutup total pelabuhan,” ujarnya kepada TrustNews.
Melihat kondisi tersebut, lanjutnya, PTPN VIII, menggenjot pemasaran ritel, produk tehnya yakni Wallini, Goalpara dan Gunung Mas secara domestik. Sejumlah kerjasama pemasaran dilakukan untuk memperkuat penetrasi pemasaran kepada para konsumen dalam negeri.
“Kita lebih agresif dalam menyasar konsumen dalam negeri, misalnya hotel, restoran dan café-café,” ungkapnya 
Upaya membidik pangsa pasar dalam negeri, baginya, menjadi awal kebangkitan teh di PTPN VIII khususnya dan Indonesia pada umumnya. 
“Secara kualitas produk hilir PTPN VIII dapat bersaing dalam industri sejenis. Masyarakat diharapkan dapat menikmati teh berkualitas asli Indonesia, tidak hanya di modern market ataupun tradisional,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, PTPN VII merupakan salah satu anak perusahaan BUMN yang memiliki komoditas teh terbesar di Indonesia dengan memberikan konstribusi hampir 50% dari total produksi teh di Indonesia.
“Untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang kurang menggembirakan ini, lanjutnya, PTPN VIII berupaya untuk tetap beroperasi secara optimal. Tujuannya kewajiban pemenuhan hak-hak karyawan tetap dapat terlaksana dengan penerapan protokol Covid-19 di seluruh bidang pekerjaan,” paparnya.
Begitu juga dalam menjalani kenormalan baru, menurutnya, PTPN VIII melakukan inovasi bisnis dengan mengoptimalkan teknologi mekanisasi. Ini ditujukan memudahkan proses pekerjaan di lapangan. Begitu juga dengan dalam bidang administrasi, PTPN VIII juga telah menerapkan program aplikasi surat menyurat untuk mengurangi penggunaan kertas.
“Aplikasi ini selain mengurangi pemakaian kertas, juga meminimalisir kontak langsung antar karyawan dalam upaya mendukung protokol kesehatan,” ujarnya.
Beragam inovasi yang dilakukan PTPN VIII, terbayarkan dengan menyumbang kontribusi penjualan sebesar 18,74% kepada Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) di tengah pandemi Covid-19. Tercatat, penjualan ritel secara year of year (YoY) hingga Agustus 2020 meningkat 23%, dibandingkan realisasi penjualan 2019 untuk periode yang sama.
Holding perkebunan Nusantara III merupakan pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan, yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV. 
“Target yang ingin kami capai adalah tetap memberikan kontribusi positif kepada pemegang saham dan seluruh stakeholders, walaupun situasi pandemi ini belum kita ketahui kapan akan berakhir. Mempertahankan eksistensi perusahaan dengan tetap memenuhi kewajiban kepada karyawan akan menjadi prioritas kami,” pungkasnya.(TN)