trustnews.id

Penguatan Likuiditas dan Pengelolaan Kualitas Aset Jadi Fondasi Kinerja BNI di Semester I 2025
Dok. Istimewa

TRUSTNEWS.IDPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kinerja yang tetap terjaga sepanjang semester I 2025 melalui strategi penguatan likuiditas dan pengelolaan kualitas aset secara berkesinambungan. Momentum pertumbuhan dana murah (CASA), diperkuat oleh konsistensi transformasi digital, menjadi fondasi dalam memperbesar kapasitas ekspansi kredit dan pertumbuhan bisnis perseroan.

Wakil Direktur Utama BNI Alexandra Askandar menyampaikan, perseroan berhasil memperkuat posisi fundamental di tengah stabilitas ekonomi makro dan transisi pemerintahan yang berjalan baik.

"Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ujar Alexandra yang akrab disapa Xandra dalam keterangan tertulisnya.

Hingga akhir semester I tahun 2025, penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi Rp778,7 triliun. Kredit korporasi tumbuh 10,4% YoY menjadi Rp435,8 triliun, terutama berasal dari korporasi swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1% YoY menjadi Rp314,6 triliun, sementara kredit ke BUMN tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp121,2 triliun.

Segmen konsumer mencatat pertumbuhan 10,7% YoY menjadi Rp147,0 triliun, didorong oleh personal loan yang naik 11,7% YoY menjadi Rp60,1 triliun dan KPR yang meningkat 9,9% YoY menjadi Rp68,4 triliun. Kredit segmen kecil yaitu UMKM non-KUR telah menunjukkan pertumbuhan positif tahun ini, dimana tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp44,4 triliun. Selain itu, kredit segmen komersial juga telah mulai menunjukkan momentum pertumbuhan dengan mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5.5%.

Pertumbuhan kredit usaha di perusahaan anak juga meningkat 27,1% YoY menjadi Rp17,2 triliun, mencerminkan penguatan sinergi grup. Ekspansi bisnis hibank, anak usaha kami yang fokus pada pembiayaan segmen komersial & SME berbasis digital mampu tumbuh 31% (Year on Year/YoY) dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik yaitu NPL rasio dibawah 1% dan stabil dari tahun lalu.

Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) membaik ke 1,9%, dan Loan at Risk (LAR) juga membaik menjadi 11,0%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di level 1%.

Sejalan dengan strategi penguatan fundamental tersebut, BNI berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I 2025. Capaian ini mencerminkan ketangguhan model bisnis BNI dalam menjaga profitabilitas yang sehat di tengah upaya memperkuat kualitas portofolio dan membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Pertumbuhan CASA yang Solid Dorong Penguatan Likuiditas

BNI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 16,5% YoY menjadi Rp900 triliun, didominasi oleh peningkatan dana murah (CASA) yang tumbuh 18,7% YoY menjadi Rp647,6 triliun. Pertumbuhan rekening giro sebesar 25,1% YoY dan tabungan 10,5% YoY mendorong peningkatan rasio CASA menjadi 72,0% atau naik dari 70,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan strategi kami untuk fokus dalam membangun struktur pendanaan jangka panjang di tengah fluktuasi kondisi ekonomi.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan, pertumbuhan CASA yang solid mencerminkan keberhasilan BNI dalam memperkuat fondasi struktur funding melalui digitalisasi dan transformasi cabang. Sejak diluncurkan pada Juli 2024, wondr by BNI mencatat peningkatan signifikan, dari 1 juta pengguna menjadi 8,6 juta pengguna per Juni 2025, dengan nilai transaksi naik 16 kali lipat menjadi Rp649 triliun dan jumlah transaksi mencapai 702 juta.

Hal tersebut mencerminkan peningkatan kepercayaan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi menggunakan wondr by BNI. Kanal mobile banking BNI secara keseluruhan mencatat transaksi Rp1.188 triliun atau tumbuh 68% YoY. Sementara itu, BNIdirect mencatat pertumbuhan nilai transaksi 31,1% YoY menjadi Rp5.246 triliun, dan volume transaksi naik 22,1% menjadi 717 juta. Transaksi dari klien korporasi menyumbang 78% dari total nilai transaksi, tumbuh 37% YoY.

Sepanjang semester I 2025 ini, BNI juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan permodalan pada level yang sehat. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 86,2%, sementara Loan to Cash Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing mencapai 144,2% dan 143,0%. Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 21,1%, memperkuat kapasitas ekspansi.

Komitmen ESG dan Pembiayaan Berkelanjutan

Sementara itu, Direktur Risk Management David Pirzada menyampaikan, BNI terus memperkuat peran sebagai institusi keuangan yang adaptif dan berdaya saing global. "Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) MSCI dari BBB menjadi A yang mencerminkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis," ujarnya.

Hingga Juni 2025, BNI telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp74 triliun, dengan pertumbuhan lebih dari 20% selama empat tahun terakhir. Sementara itu, penyaluran Sustainability Linked Loan (SLL) mencapai US$352 juta atau Rp5,74 triliun.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip keberlanjutan, BNI menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) operasional pada tahun 2028 dan NZE pembiayaan pada 2060. BNI juga terus mendorong para debitur untuk mengadopsi praktik ESG.

“Dengan struktur likuiditas yang solid, transformasi digital yang agresif, dan komitmen keberlanjutan yang terintegrasi, BNI siap mempercepat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di semester berikutnya,” tutup David.