Melewati COVID-19 dengan Adaptasi & Inovasi
Bersama seluruh pengelola kawasan industri BUMN, JIEP berkolaborasi dalam penjualan dan pemasaran dengan menghadirkan penawaran produk secara online kepada para investor.
Adaptasi dan inovasi. Dua kata kunci bagi PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau PT JIEP dalam menghadapi ketakutan dan kekacauan dunia akibat pandemi Covid-19. Dunia seakan berhenti berputar dan ekonomi global mandek, saat semua negara menutup rapat pintunya. Tahun 2020 menjadi tahun kehancuran umat manusia di semua sektor.
Di 2020 juga, cara pikir dan cara pandang manusia dipaksa untuk berubah dengan cepat. “Survival of the fittest” frasa terkenal Charles Darwin menjadi penanda selamat atau kiamat. Konsep yang kuat dan paling cerdas, tak lagi berlaku berganti "kemampuan beradaptasi" yang mampu bertahan dan selamat.
"Salah satu kehebatan manusia itu kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat," ujar Direktur Utama PT JIEP, Landi Rizaldi Mangaweang kepada TrustNews.
Dilanjutkannya, "Begitu pemerintah menyatakan pandemi Covid-19, kita bergerak cepat dengan mengikuti kebijakan pemerintah, mulai dari work from home hingga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan itu terus-menerus dipantau dan diperbaiki. Termasuk swab dan rapid antigen.”
Perubahan atau adaptasi yang dilakukan JIEP, menurutnya, juga terjadi pada penerapan teknologi. Protokol kesehatan dan work from home, mendorong JIEP untuk melakukan inovasi dalam hal penyiapan dokumen dan sistem informasi dokumen.
"JIEP harus melakukan penyesuaian dengan cepat dari offline ke online untuk mempercepat dan mempermudah ruang gerak. Sebut saja, disposisi persetujuan dan penandatangan dilakukan secara digital. Tidak harus memaksa ke kantor karena work from home," paparnya.
Selain itu, JIEP dan para pengelola kawasan industri BUMN, antara lain Kawasan Berikat Nusantara, Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri Makassar, Kawasan Industri Wijayakusuma, Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam, Surabaya Industrial Estate Rungkut dan tentu saja JIEP, melakukan kongsi sales dan marketing.
"Kita menawarkan beragam produk melalui online dan konsumen bisa seperti hadir dalam kawasan tersebut hanya dengan mengklik http://www.iiie.co.id," jelasnya.
Adaptasi dan inovasi, lanjutnya, tidak hanya dilakukan dalam eksternal, tapi juga dengan seluruh mitra JIEP. Baik yang berada dalam kawasan maupun di luar kawasan industri.
Sebagaimana diketahui, JIEP merupakan pengembang dan pengelola kawasan industri pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Negara RI dan Pemprov DKI Jakarta serta berlokasi di DKI Jakarta atau di ibu kota negara dengan luas lahan 500 ha dan dihuni oleh 400 perusahaan, berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh stakeholder.
Sebagai pioner dalam urusan pengembangan kawasan industri di tanah air, JIEP mengambil langkah kinerja moderat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Perusahaan melakukan diversifikasi sekaligus perluasan usaha dengan membangun berbagai fasilitas modern untuk menunjang kegiatan industri. Seperti Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP), pergudangan (tertutup dan terbuka), transit warehouse, bangunan perkantoran, layanan keuangan (bank), serta fasilitas pendukung lainnya.
"Transformasi dan inovasi katanya, menjadi kunci yang membuat JIEP bisa makin eksis di tengah tuntutan pasar dan pengguna jasa dari kalangan industri dan dunia usaha yang juga terus meningkat belakangan ini," tegasnya.
Dari sisi usaha, pendapatan JIEP merangkak naik. Tahun 2017 pendapatan PT JIEP sebesar Rp209,432 miliar dengan laba bersih Rp85,895 miliar. Kemudian di tahun 2018, pendapatan JIEP meningkat menjadi Rp320,435 miliar dengan laba bersih mencapai Rp116,228 miliar. Tahun 2019, meraih laba bersih sebesar Rp154.701 miliar.
Begitu juga kontribusi dividen kepada pemerintah selaku pemegang saham yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2018 JIEP memberikan dividen ke pemagang saham sebesar Rp35 miliar, dan tahun 2019 yang dibagi tahun 2020 naik menjadi Rp49 miliar.
"Di tahun 2020, JIEP masih bisa mencetak laba. Walaupun tidak sebanyak laba bersih 2019. Karena ada dua faktor, pandemi dan adanya penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) khusus kawasan industri BUMN. Namun, JIEP masih ada laba," pungkasnya.(TN)