trustnews.id

JIEP Kawasan Industri Modern Berbasis Inovasi Teknologi
Dok Istimewa

TRUSTNEWS.ID - PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) berkomitmen mendukung agenda pembangunan ekonomi daerah dan nasional melalui transformasi Kawasan Industri Pulogadung.

Di kawasan seluas lebih dari 400 hektar ini sedang dikembangkan menjadi pusat industri modern yang terintegrasi, sejalan dengan visi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global. Transformasi ini menjadikan JIEP sebagai hub industri berbasis inovasi, teknologi, dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global.

Satrio Witjaksono, Direktur Utama JIEP, menjelaskan bahwa penguatan ekosistem Industri 4.0 menjadi fokus utama dalam transformasi ini. Penerapan teknologi mutakhir seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan otomatisasi industri diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta efisiensi perusahaan di kawasan tersebut.

"Salah satu contoh implementasinya adalah penggunaan Virtual Reality (VR) yang memungkinkan publik mengunjungi kawasan secara virtual, sekaligus mendukung promosi dengan pengalaman modern," ujarnyakepada TrustNews.

Selain itu, integrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD) menjadi langkah strategis untuk meningkatkan aksesibilitas.

"Dengan TOD, kawasan ini akan lebih mudah dijangkau oleh tenaga kerja dan pelaku usaha, sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan lebih efisien," tambah Satrio.

Saat ini, akses transportasi umum seperti Transjakarta rute TJ 11W (St. Klender–Pulogadung via JIEP) telah tersedia. Ke depan, pembangunan jalur MRT yang sedang berlangsung akan semakin memperkuat konektivitas, memudahkan mobilitas di kawasan ini.

Meskipun saat ini Kawasan Industri Pulogadung masih didominasi oleh industri manufaktur konvensional, lokasinya yang strategis di Jakarta memberikan potensi
besar untuk beralih menjadi kawasan berbasis teknologi dan inovasi.

Dibandingkan dengan kawasan industri baru di luar Jakarta, seperti Kendal atau Batang, JIEP perlu melakukan diferensiasi agar tetap relevan dalam peta industri nasional. Namun, transformasi ini tidak luput dari tantangan.

"Keterbatasan lahan dan kebutuhanmodernisasi infrastruktur menjadi hambatan utama," ungkapnya.

Dengan tren global yang mengarah pada efisiensi dan keberlanjutan, JIEP dituntut untuk mengadopsi teknologi seperti big data analytics dan robotika, serta beradaptasi dengan kebutuhan industri digital berbasis riset dan teknologi tinggi.

JIEP tidak hanya ingin menjadi pusat manufaktur, tetapi juga wadah inovasi dan riset. Kolaborasi dengan pusat riset dan universitas menjadi kunci untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif.

"Kebijakan pemerintah yang mendukung investasi dan kolaborasi lintas sektor juga diperlukan untuk mempercepat proses ini," kata Satrio.

Untuk mendukung modernisasi, pemerintah dan pengelola kawasan turut berkontribusi dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti infrastruktur digital, pusat inovasi, dan ekosistem teknologi yang memungkinkan kolaborasi antar industri.

Dalam upaya mewujudkan kawasan industri yang terintegrasi, JIEP mengusung konsep 15-minute city. Konsep ini memungkinkan pekerja dan pelaku usaha mengakses tempat tinggal, perkantoran, serta fasilitas publik dalam waktu singkat.

"Melalui langkah-langkah ini, JIEP diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, sekaligus memperkuat posisi Jakarta sebagai kota berbasis teknologi dan inovasi di kancah global," tegas Satrio.

Dengan modernisasi menyeluruh yang mencakup teknologi, aksesibilitas, dan kolaborasi, JIEP berupaya menjadi kawasan industri yang kompetitif di tingkat
nasional maupun internasional.

"Transformasi ini adalah langkah nyata untuk menjadikan JIEP sebagai motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya. (TN)