Memiliki cadangan batu bara yang dimiliki Perseroan mencapai8,3 miliar ton, Bukit Asam bisa beroperasi hingga 100 tahun. Kejar target produksi saat harga batu bara melejit.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memproyeksikan masih bisaberoperasi hingga 100 tahun mendatang. Hal itu merujuk pada ketersediaan cadangan batu bara yang dimiliki Perseroan mencapai8,3 miliar ton.
"PTBA menguasai cadangan sekitar 8,3 miliar ton resources.Cadangan mineable kita sekitar 3,1 miliar ton, sisanya hari ini,” kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Suryo Eko Hadianto dalamdiskusi virtual, Senin (7/6).
Dari angka tersebut, lanjutnya, PTBA akan bisa beroperasisetidaknya hingga 100 tahun ke depan.
"Jadi kalau tahun ini produksi kita 30 juta bisa dibayangkan 3 miliarton dibagi 30 juta ton, masih 100 tahun lah kita masih bisaberoperasi seperti saat ini,” kata dia.
Sepanjang 2020, PTBA memproduksi 24,8 juta ton batu bara. Atau 99 persen dari target yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton.
Selain itu, kinerja angkutan batu bara juga menunjukkan performayang terjaga. Kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 23,8 juta ton naik 3 persen dari target tahun ini.
Dari sisi kinerja penjualan batu bara yang terealisasi sebesar 26,1 juta ton atau naik 5 persen dari target 2020. Hal ini terjadi karenamasih terjaganya kinerja operasional perusahaan sepanjang 2020.
Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk menargetkan kenaikan volume produksi menjadi 29,5 juta ton pada 2021. Kenaikan penjualan juga ditingkatkan dari 26,1 juta ton di 2020 menjadi 30,7 juta ton di 2021.
Tahun ini, Perseroan juga berencana untuk meningkatkan investasidalam mengembangkan diversifikasi usaha dan hilirisasi batu bara. Total investasi yang direncanakan pada 2021 untuk sektor tersebutadalah sebesar Rp 3,8 triliun.
Sepertinya kenaikan volume produksi menjadi 30,7 juta ton dipacu oleh meningkatnya harga batu bara global dan permintaan di beberapanegara. Sebagaimana diketahui, Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara telah naik 39,65 persen.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa akan memanfaatkan momentum tren kenaikanharga batu bara dan peningkatan permintaan untuk menggenjotpertumbuhan kinerja.
"Perseroan akan meningkatkan penetrasi masif pada pasar baru yang potensial, baik domestik maupun ekspor, sembari mempertahankanpasar eksisting," ujarnya.
Di tengah pandemi COVID-19, PTBA terus berupaya melakukanlangkah-langkah efisiensi. Hal ini tercermin pada biaya umum dan administrasi yang turun 19 persen atau terealisasi sebesar Rp 339,33 miliar dibandingkan dengan Kuartal I 2020.
Dari sisi jumlah total aset perseroan meningkat 2 persen hanyadalam 3 bulan. Dari Rp 24,1 triliun pada 2020 menjadi Rp 24,5 triliun pada akhir kuartal I 2021.
"Peningkatan aset ini selaras dengan penurunan liabilitas dari Rp 7,1 triliun pada akhir pada tahun 2020 menjadi Rp 6,9 triliun pada akhirkuartal I Tahun 2021,” pungkasnya. (TN)