trustnews.id

Askrindo Wilayah II Jabar  Bidik Potensi Bisnis Asuransi di wilayah Jawa Barat
Pemimpin Wilayah II Askrindo, I Gede Putrawidjaja

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) turut berperan membantu akses permodalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memberikan penjaminan, sehingga menurunkan risiko kredit yang disalurkan perbankan.

Pemimpin Wilayah II Askrindo, I Gede Putrawidjaja, mengatakan, melalui penjaminan kredit akan melindungi dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha, khususnya para pelaku UMKM. Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi para pelaku usaha, ekosistem masyarakat yang sempat lesu akan kembali bergairah.

“Untuk menggerakkan ekosistem masyarakat, menurutnya, pemerintah meluncurkan berbagai program, satu diantaranya PEN. Tujuannya, perekonomian masyarakat bisa kembali tumbuh," paparnya menjawab TrustNews.

"Dimana posisi Askrindo sebagai penjamin bagi UMKM agar jadi bankable sehingga bisa mendapatkan kredit oleh perbankan," ujarnya.

"Sebagai penjamin, Askrindo menjalankan bisnis penjaminan kredit program dan non program serta diversifikasi produk lainnya. Di bisnis tersebut, Askrindo memberikan peranan besar terhadap perekonomian di wilayah masing-masing," paparnya.

Hanya saja dalam kondisi pandemi, menurutnya, Askrindo lebih fokus kepada penyaluran penjaminan KUR dan PEN. Hal ini berdasarkan pada percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya UMKM.

"Pemerintah telah memberikan keringanan bunga serta restrukturisasi untuk kredit program pada tahun 2020 guna memperlancar kegiatan usaha,” tambahnya.

"Kita juga melakukan sosialisasi kepada Mitra Bisnis di Jabar terkait ketentuan peraturan pemerintah tentang KUR dan PEN. Disamping itu pula, pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait serta stakeholder di daerah seperti BI dan OJK mengundang para pelaku UMKM untuk melakukan sosialisasi," ujarnya.

Khusus di Jabar, paparnya, Askrindo menopang kondisi UMKM baik dari sisi asuransi maupun penjaminan. "Penyaluran KUR dan PEN oleh perbankan memberikan kontribusi pendapatan yang cukup signifikan kepada PT. Askrindo di wilayah kerja Jawa barat. Dari sisi penjaminan KUR dan PEN ini posisi PT. Askrindo secara nasional positif, hal ini ditunjukkan dari kategori laba sebelum pajak perusahaan (earning before tax/EBT)”.

Namun ditekankannya, Askrindo tidak hanya KUR dan PEN. Askrindo sebagai sebuah entitas bisnis juga memiliki beragam produk yang bisa diandalkan. Mulai dari Asuransi Kredit Serbaguna, Asuransi Kredit Perdagangan, Surety Bond, Kontra Bank Garansi (KBG), Customs Bond hingga Asuransi Umum.

"Misalnya ada kontraktor membutuhkan modal kerja untuk mengerjakan proyek yang didanai APBN/APBD, katakanlah pembangunan jalan tol dari Bandung (Jabar) ke Semarang (Jateng). Askrindo bisa membantu dengan bersinergi bersama sejumlah bank, baik itu bank BUMN, bank swasta maupun bank daerah," paparnya.

"Untuk menjamin keamanan proyek-proyek pemerintah/swasta yang dikerjakan para kontraktor UMKM / pengusaha, Askrindo memberikan solusi produk Surety Bond dan Kontra Bank Garansi (KBG) yang terdiri dari jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, uang muka, dan pemeliharaan. Ini sangat bermanfaat bagi UMKM maupun para pengusaha. Selain itu, Askrindo mempunyai beberapa jenis produk Asuransi Umum diantaranya Property All Risk, Personal Accident, Contractor All Risk, Marine Cargo" urainya.

I Gede Putrawidjaja mengkalkulasi di tengah kondisi pandemi, produk Askrindo dari asuransi umum akan tumbuh 10 persen sampai 15 persen dibandingkan tahun 2020. Target ini didapat dari asuransi umum Property All Risk dengan membidik sejumlah BUMN dan perusahaan swasta besar yang berkantor pusat di Bandung.

"Angka 10 persen sampai 15 persen datang dari mana, kita punya property all risk dengan membidik beberapa Perusahaan BUMN dan swasta di Bandung. Ini klien Askrindo yang perlu kita jaga.

Produk asuransi kredit ritel dan komersil, menurutnya, paling diminati oleh konsumen di Jabar. Asuransi Kredit mengcover apabila debitur mengalami kredit macet, maka pihak Bank dapat mengajukan klaim kepada Askrindo.

"Menurut saya dalam kondisi seperti ini, bisnis komersil masih bisa kita pertahankan. Sedangkan yang ritel masih banyak oportunity yang bisa kita kejar. Dalam hal ini perbankan yang menyalurkan kredit kepada UMKM ataupun yang diluar UMKM terutama yang nonprogram," pungkasnya. (TN)