PT PPI gencar melakukan terobosan bisnis dalam upaya menggerakkan sektor perdagangan dan meningkatkan ekspor nasional. Restrukturisasi organisasi tak luput dari perhatian.
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) terus berupaya melakukan sinergi dan transformasi bisnis, dalam rangka meningkatkan skala bisnisnya di bidang perdagangan dalam dan luar negeri. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai terobosan yang dilakukan PT PPI, mulai dari pengembangan Toko Grosir Desa (TGD), penguatan bisnis kedistributoran farmasi, hingga penerapan transaksi livebird berbasis aplikasi digital. Selain itu, PT PPI juga gencar dalam melakukan penetrasi pasar luar negeri, melalui penambahan Kantor Representative Office (RO) di Australia sebagai daya dukung untuk memperkuat transaksi ekspor Indonesia.
Arah pembangunan Indonesia berdasarkan program Kebijakan Nawacita dari Presiden Joko Widodo adalah memprioritaskan daerah pinggiran/desa sebagai satu Negara Kesatuan. Hal ini sesuai dengan program pengembangan pola transaksi berbasis pasar ritel di tingkat desa yang diberi nama Toko Grosir Desa (TGD).
Dalam skema bisnis TGD, PT PPI bertindak sebagai integrator dan agregator yang menyediakan berbagai produk-produk UMKM serta produk-produk hasil produksi sendiri dengan brand Panganesia (beras & minyak), Dharmabrand (pestisida), Kiku (sarden), Arnesh (sarden), dan lain sebagainya. TGD juga di dukung oleh saluran transaksi online sebagai upaya nyata memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi dan memperluas pangsa pasar hingga ke desa-desa.
Nina menjelaskan bahwa "TGD saat ini masih dalam tahap pengembangan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kedepan, ekspansi juga akan dilakukan di wilayah Jawa Timur dan Provinsi-Provinsi lainnya di Indonesia. model bisnis TGD juga dicanangkan akan terus berkembang, yakni sebagai offtaker untuk semua produk-produk UMKM hasil produksi asli daerah, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa".
Hal kedua yang menjadi strategi utama PT PPI tahun ini adalah penguatan bisnis kedistributoran farmasi. Hal ini disinyalir cukup potensial mengingat perlunya dukungan segala pihak dalam upaya penanganan pandemi Covid 19 di Indonesia. PT PPI sudah memiliki rekam jejak kerjasama dengan berbagai principal bidang farmasi, seperti PT Harsen, PT MJB Pharma, dan Pyridam Farmasi. Selain itu, PT PPI juga terus berupaya dalam peran kerjasama sub-distributor farmasi dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) Multinasional, seperti PT Merapi Utama Pharma, PT Tiga A, PT Sagi Capri, dan lainnya.
Sebagai upaya pengembangan, PT PPI juga telah menjalin kerjasama kedistributoran dengan PT Biofarma (Persero) terkait produk-produk penanganan Covid 19 meliputi vaksin, serum, dan alat diagnostik melalui Cabang-Cabang PT PPI di seluruh wilayah Indonesia.
"Vaksin merupakan produk yang tidak boleh dijual bebas, sehingga proses produksi, pendistribusian vaksin harus dilakukan secara khusus. PT PPI merupakan BUMN yang dapat menerapkan aspek teknis pendistribusian dan penyimpanan vaksin dengan sangat baik, yang mana tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan konsumen penerima vaksin di Indonesia. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya herd immunity sehingga SDM Indonesia lebih sehat dan unggul" ujar Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki dalam suatu kesempatan.
Nina menambahkan bahwa "Pada masa pandemi ini, kami melihat bidang farmasi sebagai salah satu potensi andalan, sehingga kami akan terus berupaya melakukan pengembangan pasar produk-produk farmasi. Kita juga sudah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar farmasi yang beberapa diantaranya merupakan bentuk sinergi antar BUMN".
Selain pasar dalam negeri, PT PPI juga fokus dalam pengembangan pasar luar negeri untuk mendorong transaksi ekspor Indonesia. PT PPI telah berhasil melakukan pembukaan Kantor Representative Office (RO) di Australia, yang mana hingga saat ini PT PPI telah memiliki Kantor Representative Office (RO) di enam negara yaitu Mesir, Taiwan, China, Dubai, Singapura dan Australia.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata atas komitmen PT PPI untuk terus melakukan ekspor produk-produk berkualitas global, sebagaimana tertuang dalam inisiatif strategis PT PPI. “Berbagai upaya pengembangan yang sedang dilakukan PT PPI tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kapabilitas bisnis perdagangan terkait pemenuhan kebutuhan lokal maupun global dengan memaksimalkan penyerapan hasil produk UMKM dari petani, nelayan, dan peternak yang bernaung dalam BUMN Klaster Pangan” ungkap Nina.
Dalam rangka memastikan realisasi program-program tersebut berjalan dan mampu beradaptasi terhadap kondisi saat ini, PT PPI bertransformasi dengan pemutakhiran proses bisnis berbasis digital. Salah satu aspek penting lainnya yang menjadi perhatian adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal ini, PT PPI menerapkan Human Capital Management berbasis kinerja melalui program Pay for Performance, sebagai bentuk komitmen Management bahwa SDM merupakan aset penting bagi perusahaan.
Untuk memperjelas fungsi dan hubungan antar bagian dalam perusahaan, maka dilakukan pembaruan organisasi. Salah satu aksi Management adalah melakukan pembentukan Koordinator Wilayah Barat dan Wilayah Timur. Melalui struktur baru tersebut, diharapkan PT PPI dapat menjadi lebih agile, fokus, cepat dalam memaksimalkan momentum bisnis.
"Selama ini, Direktur Komersial bertanggung jawab langsung atas laporan performa 32 Cabang, dimana tugas tersebut sangat berat dan memakan waktu yang lama mengingat jangkauan luas wilayah yang dikelola. Pembentukan Koordinator Wilayah dan Penerapan Zonasi Cabang diharapkan akan membuat Cabang-Cabang PT PPI lebih agile dan kompetitif dalam bisnis, sehingga kontribusi yang selama ini sudah mencapai 70% terhadap pendapatan keseluruhan perusahaan dapat terus ditingkatkan lagi dan lagi" papar Direktur Utama PT PPI, Nina Sulistyowati kepada TrustNews. (TN)