Ketergantungan bahan baku impor menjadi titik lemah industri farmasi dalam negeri. Solusinya membangun industri bahan baku herbal.
Arief Pramuhanto, Direktur Utama PT Indofarma Tbk, tak memungkiri permasalahan utama yang dihadapi industri farmasi adalah ketergantungan terhadap bahan baku obat yang sebagian besar masih impor.
"Titik lemah industri farmasi ya itu (bahan baku impor/red). Dan ini terbukti pada saat awal pandemi kita kelabakan. Bingung nyari bahan baku, karena memang kita nggak punya," ujarnya.
"Ini tantangan luar biasa," tegasnya.
Arief pun melihat, perlu adanya peta jalan alam upaya membangun industri bahan baku obat. Ini disebabkan, industri bahan baku obat tidak bisa berdiri sendiri. Dengan kata lain, ia harus bergandengan dengan industri kimia dasar.
"Pemerintah harus menjembatani antara industri kimia dasar dengan industri bahan baku obat," ungkapnya.
Dia pun memberikan solusi, membangun industri herbal. Pertimbangannya, semua bahan bakunya ada di Indonesia.
"Obat herbal terbagi dalam tiga klasifikasi yakni obat tradisional (OT) atau Obat Bahan Alam (OBA) yakni jamu. Kedua, obat herbal standar (OHT) dan ketiga, fitofarmaka yakni obat herbal yang menjalani uji klinis langsung pada manusia guna menjamin keamanannya," paparnya.
"Ini salah satu solusi, bagaimana caranya kita memberantas ketergantungan bahan baku obat tadi dengan membuat Obat Modern Asli Indonesia (OMAI)," jelasnya.
Baginya, OHT dan Fitofarmaka sudah melalui tahap uji dan penelitian untuk mengetahui mekanisme kerja obat, menguji manfaat dan efektivitasnya serta menjamin bahwa obat tersebut aman untuk dikonsumsi.
Tantangan berikutnya, dijelaskannya, menyelaraskan antara industri dengan riset. Ini perlu diselaraskan, karena hasil dari bagian riset kerap tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
"Kita sudah tahu nih apa sih keinginan dan kebutuhan konsumen. Lalu kita tinggal ngomong kebagian riset, tolong dong kita perlu produk dengan fitur seperti ini. Badan risetnya bisa dari perguruan tinggi atau badan riset yang sudah ada. Ini kan berarti dari hulu hingga hilir bergerak," tandasnya (TN)