Tagihan listrik pelanggan paska bayar melonjak tinggi. Waktunya mengganti meteran analog dengan meteran Pintar (smart meter).
Berawal dari keributan terkait melonjaknya tagihan listrik jutaan pelanggan pasca bayar, akhirnya menarik Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara. Sekaligus menggulirkan penggunaan smart meter (meteran digital) menggantikan meteran listrik konvensional (meteran analog).
Guliran ide Menteri BUMN langsung disambut PT PLN (Persero), sesuai rencana jangka panjangnya meremajakan meteran analog yang telah habis masa pakainya kesmart meter.Dalam hitungan PLN, ada sekitar 79 juta unit meteran anolog yang akan diganti menjadi smart meter dan membutuhkan waktu 7 tahun.
Salah satu mitra PLN yang memproduksi smart meter adalah PT Smart Meter Indonesia (SMI), menjelaskan apa itu smart meter dan apa keunggulannya dibandingkan meteran analog.
"Smart meter memungkinkan pencatatatan informasi konsumsi listrik secara otomatis dan kemudian mengirimkan data tersebut ke perusahaan listrik PLN," ujar CEO PT Smart Meter Indonesia, St. Andika Sutedjo memberi gambaran kepada TrustNews.
"Oleh sebab itu, petugas PLN setiap bulannya tidak perlu memeriksa meteran listrik secara manual ke rumah-rumah pelanggan," tambahnya.
Keunggulan lain dari smart meter yakni mampu mengukur penggunaan listrik dengan cepat dan akurat, tanpa menghilangkan perkiraan tagihan bulanan sehingga dinilai lebih efisien. Dalam menerima data pemakaian, PLN tak harus menunggu hingga satu bulan.PLN dapat mengakses data secara langsung (real time) yang digunakan untuk menghitung keseimbangan beban listrik sehingga dapat memperkecil kemungkinan pemadaman listrik masal.
"Produk meter kami terpasang di seluruh Indonesia sesuai dengan perkembangan teknologi. kami juga mengekspor ke berbagai negara sehingga nama Indonesia dapat dikenal di luar negeri," paparnya.
Andika pun menambahkan, "Produk SMI telah terpasang dan tersebar di seluruh PLN mulai dari Aceh sampai dengan Papua lebih dari 20 juta unit. SMI terus melakukan inovasi produk, teknologi terdepan dan solusi berkelanjutan bagi PLN."
Beragam produk Smart meter ditawarkan SMI, diantaranya SMI 200S, SMI 800, SMI 810 dan SMI 100. Tentu dengan keunggulan yang berbeda di tiap kodenya. Seperti SMI 200S, memiliki kemampuan deteksi penyalahgunaan pemakaian energi sesuai SPLN. Kemudian menghitung daya harmonisasi, anti magnet dan lampu indicator pencurian.
Sedangkan SMI 800 memiliki fitur pembatas daya kontrak pelanggan sesuai dengan setting data kontrak, kemampuan deteksi penyalahgunaan pemakaian energi sesuai SPLN dan proteksi tegangan tinggi. Termasuk pencatatan berbagai kejadian dan pengaturan durasi alarm yang mudah.
"Tiap tahun Smart Meter Indonesia memproduksi lebih dari 2 juta unit dan untuk tahun depan direncanakan jumlah produksinya akan ditambah. Seiiring dengan penambahan mesin dan alat,"paparnya.
"SMI berbasis dengan teknologi riset sehingga setiap produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar," pungkasnya. (TN)