trustnews.id

Kinerja APBN dan APBD Provinsi DKI Jakarta tetap Solid dan Adaptif  Antisipasi Risiko Global yang Dinamis
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Di tengah tensi geopolitik yang masih tinggi, gejolak pasar keuangan, serta ancaman perubahan iklim, kinerja perekonomian dan fiskal DKI Jakarta tetap solid dan resilien. Hal ini ditandai dengan perekonomian DKI Jakarta yang tumbuh kuat, inflasi DKI Jakarta yang tetap berada di rentang target sasaran, Indeks Keyakinan Konsumen DKI Jakarta yang berada dalam zona optimis, serta kinerja APBN dan APBD melalui program-program yang kebermanfaatannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kondisi perekonomian DKI Jakarta tersebut disampaikan oleh Kepala Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Kamis, 30 Mei 2024.

Narasumber lain yang turut menjelaskan kinerja baik di bidang perpajakan, bea cukai, dan PNBP dalam konferensi pers ini adalah Kepala Kanwil Ditjen Pajak Kota Jakarta Timur, Ahmad Djamhari; Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian I KPU BC Tanjung Priok, Yenni Rachmawati; serta Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi Kanwil Ditjen Kekayaan Negara DKI Jakarta, Didik Hariyanto.

  1. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta Triwulan I tumbuh kuat mencapai 4,78% (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang solid mendorong penciptaan lapangan kerja dan perbaikan pada aspek ketenagakerjaan. Hal ini tercermin pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DKI Jakarta Periode Februari 2024 sebesar 1,54% (yoy) atau 70.030 orang ke level 6,03%.
  2. Sampai dengan periode April 2024, aktivitas ekonomi DKI Jakarta dalam zona optimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DKI Jakarta berada di level 142,10, dalam zona optimis (>100) dan lebih tinggi dari IKK nasional yang tercatat sebesar 127,7. Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi tumbuh positif dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) berada pada level 131,50, lebih tinggi dari IKE nasional yang tercatat 119,4. Optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian DKI Jakarta juga tercermin dalam Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berada di level 152,7, lebih tinggi dari IEK nasional di level 136.
  3. Inflasi DKI Jakarta bulan April 2024 menunjukkan kinerja baik di level 2,11% (yoy) dan masih berada dalam rentang target sasaran. Inflasi April 2024 utamanya disumbang oleh kenaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,53%, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,35%, serta pendidikan sebesar 2,19%.
  4. Kinerja APBN Regional DKI Jakarta sampai 30 April 2024 terjaga baik dengan realisasi pendapatan hingga 30 April 2024 mencapai Rp635,44 triliun (40,19% dari target), sedangkan realisasi belanja tercatat sebesar Rp460,23 triliun (31,16% dari pagu).
  5. Kinerja Belanja APBN Regional DKI Jakarta sampai dengan 30 April 2024 mencapai Rp460,23 triliun atau 31,16% dari pagu, tumbuh 9,77% (yoy). Realisasi belanja K/L mencapai 168,56 triliun atau 26,59% dari pagu, tumbuh 12,58% (yoy), mengalami kenaikan pada hampir seluruh komponen belanja, sedangkan belanja NonK/L mencapai Rp287,53 triliun atau 20,89% dari pagu, tumbuh 8,22% (yoy).
  6. Dukungan APBN kepada APBD melalui TKD hingga 30 April 2024 telah tersalurkan sebesar Rp4,14 triliun atau 20,89% dari pagu, disalurkan untuk Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus Nonfisik, dan Dana Alokasi Umum (DAU).
  • Pendapatan negara hingga akhir April 2024 mencapai Rp635,44 triliun atau 40,19% dari target. Pendapatan negara termoderasi 1,77% (yoy) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan rincian:
  • Penerimaan Pajak sampai dengan 30 April 2024 mencapai Rp447,22 triliun, terkontraksi sebesar 13,06% (yoy). Penerimaan terbesar disumbang oleh PPh Non Migas dan PPN. Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif. Pertumbuhan pajak-pajak transaksional (non-PPh Badan) menunjukkan resiliensi aktivitas ekonomi regional dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh PPh Pasal 21 yakni sebesar 39,02% (yoy). Begitu pula berdasarkan sektornya, mayoritas sektor utama tumbuh positif, menunjukkan aktivitas sektoral yang terjaga, terutama dari sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta perdagangan.
  • Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sampai dengan 30 April 2024, mencapai Rp6,59 triliun, termoderasi 10,62% (yoy). Komponen Bea Masuk menurun 12,59% (yoy) utamanya disebabkan persetujuan Impor Besi Baja API-U dan Ban API-U belum terbit sehingga penerimaan Bea Masuk tertunda. Penerimaan Cukai tumbuh 7,88% (yoy) dipengaruhi kenaikan Cukai MMEA dan Cukai Hasil Tembakau. Sementara itu, penerimaan Bea Keluar naik secara signifikan sebesar 771,65% (yoy), dipengaruhi meningkatnya penerimaan SPKPBK untuk komoditas turunan CPO.
  • Penerimaan PNBP sampai dengan 30 April 2024 semakin kuat dengan capaian Rp179,96 triliun atau 76,26% dari target, mengalami peningkatan sebesar 43,92% (yoy). Capaian ini utamanya disumbang oleh Pendapatan SDA yang tumbuh sebesar 75,26% (yoy).

8. Kinerja Pendapatan Daerah DKI Jakarta sampai dengan 30 April 2024 mencapai Rp16,13 triliun atau 22,27% dari target, termoderasi 0,73% (yoy). Penerimaan terbesar disumbang oleh Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Transfer. Adapun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan sebesar 28,95% (yoy).

9. Kinerja Belanja Daerah hingga 30 April 2024 mencapai Rp12,50 triliun, atau 17,21% dari pagu, tumbuh 8,16% (yoy). Salah satu belanja daerah yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Belanja Modal sebesar 137,95% (yoy).

10. Perekonomian DKI Jakarta hingga April 2024 terus melanjutkan kinerja baik dan beradaptasi di tengah kondisi geopolitik dan perubahan iklim. APBN dan APBD terus berfokus untuk kebermanfaatan langsung pada kesejahteraan masyarakat, mencerdaskan generasi bangsa, serta penguatan pondasi ekonomi dalam menghadapi risiko global yang dinamis. Berbagai upaya juga terus dilakukan untuk mendorong percepatan realisasi pendapatan dan spending better (belanja yang efesien dan efektif) sehingga ekonomi Jakarta semakin solid dan siap menghadapi tantangan sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global.