Meski menerima dampak paling besar dari pandemi COVID 19, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tak lantas mati begitu saja. Justru dengan adanya pandemi ini, para pelaku usaha pun seolah mampu menguasai keadaan. Mereka berupaya bertahan dengan mengedepankan beragam inovasi dan usaha lebih keras lagi.
Sebagai hasilnya, sejak awal pandemi hingga sekarang, muncul 50%-70% UMKM baru yang bergerak dengan beragam inovasi kreatif. Meski terobosan-terobosan kreatif ini juga tak lepas sepenuhnya dari dampak pandemi, tetapi keuntungan yang didapatkan masih tergolong cukup besar dan mampu membuatnya bertahan.
Namun, saat virus corona mulai menyerang lebih cepat dan kuat, dampaknya bukan hanya berpengaruh pada masalah kesehatan. Mudahnya penyebaran virus yang menjadi pandemi ini memaksa pemerintah setempat untuk memberlakukan aturan-aturan khusus maupun imbauan yang bertujuan untuk menghentikan pandemi. Mulai dari pemberlakuan jam malam, pembatasan sosial dan fisik, hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Meski pembatasan ini hanya dilakukan di wilayah Jawa dan Bali, tapi dampaknya sangat dirasakan di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Permintaan bisnis pun turun drastis. Tak sedikit pula pelaku usaha yang terpaksa gulung tikar karena terdampak kebijakan atas pandemi.
Situasi demikian, membawa keprihatinan tersendiri bagi Julianto, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) III Pegadaian Palembang. Maklum, Julianto dan hampir seluruh karyawan, aktifitas kesehariannya banyak bersentuhan langsung dengan pelaku UMKM dan masyarakat menengah ke bawah. Mereka, kerap bersinergi dengan Julianto dan jajarannya melalui beragam program yang disodorkan PT Pegadaian, khususnya Kanwil III Pegadaian Palembang.
Tak mau lebih banyak lagi pejuang lini terdepan perekonomian tersebut gulung tikar, membuat Julianto dan bawahannya berpikir keras mengatur strategi tepat. Di tengah gempuran COVID 19 mereka harus ‘memenangkan’ pertempuran melindungi nasib para pelaku UMKM dan masyarakat yang sekarang semakin ‘megap-megap.’
Demi memenangkan pertempuran, Julianto mengeluarkan jurus sinergi terbaru. Arahnya, mengajak para pelaku UMKM tersebut untuk berinvestasi terhadap produk-produk milik PT Pegadaian, terutama di wilayah Kanwil III Palembang.
Juliannto memandang, pemberlakuan aturan terkait pandemi, membuat banyak masyarakat atau pelaku UMKM menahan modal dasar yang sebelumnya diplot untuk kegiatan produksi usaha.
“Melalui situasi ini kami masuk melalui edukasi kepada para pelaku UMKM untuk berinvestasi melalui produk-produk Pegadaian,” tegas Julianto kepada Trustnews.
Produk yang ditawarkan untuk investasi, berhubungan dengan logam mulia atau emas. Ada beberapa paket yang ditawarkan. Pertama, Pegadaian Cicil Emas. Merupakan layanan pembiayaan emas batangan secara cicilan. Cicil emas dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa depan seperti dana pendidikan, ibadah haji dan lainnya
Dalam produk ini setiap investor dimanjakan dengan beragam kemudahan, terutama untuk merencanakan langsung nilai investasinya. Jangka waktu angsurannya bisa disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Ditawarkan mulai dari jangka waktu 3 sampai dengan 36 bulan.
“Uang muka mulai dari 15% sampai dengan 50% dari nilai emas batangan. Prosesnya pun mudah dengan layanan profesional. Kami yakinkan ini merupakan alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio asset,” terang Julianto meyakinkan.
Selain itu ada juga produk investasi bertajuk Tabungan Emas Pegadaian. Program dari produk ini mengedepankan layanan penitipan saldo emas yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi. Didaulat memungkinkan nasabah melakukan investasi emas secara mudah, murah, aman dan terpercaya.
Setiap nasabah dapat melakukan transfer ke rekening Tabungan Emas mulai dari 0,1 gram. Bahkan juga dapat melakukan pembelian Tabungan Emas (Top Up) mulai dari 0,01 gram.
Menurut Julianto, investasi kecill-kecilan melalui emas sangat diminati. Karena dalam situasi sekarang perlu cadangkan sesuatu, satu di antaranya melalui investasi emas. Investasinya kecil tapi pertumbuhannya sangat besar. Bahkan di Kanwil III Pegadaian Palembang pertumbuhannya bisa mencapai 600 persen dibandingkan tahun 2020.
“Makanya saya meyakinkan betul kepada seluruh jajaran untuk terus meningkatkan program investasi ini, karena responnya sangat luar biasa,”tambahnya.
Support
Nasib pelaku UMKM yang kurang beruntung dalam situasi pandemi COVID-19 juga menjadi perhatian serius Pegadaian. Perusahaan milik negara tersebut berharap para pelaku usaha ini dapat kembali bergerak. Menunjukkan eksistensinya melalui perekonomian nasional. Untuk bisa mewujudkan efeksi tersebut, perusahaan plat merah ini meluncurkan program bertajuk Pegadaian Peduli. Program pembiayaan tanpa bunga. Pinjaman pokok kembalinya tetap pokok. “Kami yakin para pelaku usaha ini bisa kembali bangkit untuk berbisnis,” tandas Julianto.
Pegadaian tidak membebani bunga untuk pelaku UMKM tertentu. Sehingga para pelaku bisnis kecil tersebut dapat mengkalkulasi sendiri pembiayaan dengan baik, mana yang untuk modal usaha dan mana biaya untuk membayar angsuran tanpa bunga tadi.
Kemudahan yang diberikan bagi para pelaku UMKM tidak berhenti disitu. Dalam situasi dan kondisi perekonomian yang sedang sullit seperti sekarang Pegadaian juga memberikan sejumlah keringanan lainnya. Bagi para pelaku usaha yang mampu melunasi pinjamannya kepada Pegadaian diberikan diskon 50 persen. “Kita memang banyak program-program apresiasi kepada para nasabah dan masyarakat yang kemarin bertransaksi di Pegadaian dengan ketentuan tertentu,” ujarnya.
Guna menunjang, memudahkan dan memastikan program-program tersebut berjalan lancar, menurut Julianto pihaknya meluncurkan layanan program elektronik bertajuk Pegadaian Digital Service. Para nasabah diharapkan mampu menikmati beragam kemudahan pelayanan baru tersebut. Para nasabah tidak perlu lagi antri berjubel di agen Pegadaian. Mau menebus barang atau mencicil pembayaran pinjaman bisa dari rumah.
Tapi kalaupun harus keluar rumah, pihak Pegadaian pun telah menyiapkan dan mengembangkan agen-agen khusus yang dapat dijangkau dengan mudah oleh para nasabah. “Jadi selain menggunakan layanan digital kita juga menambah agen yang notabene dekat sekali dengan costumer,” terang Julianto.
Aspek kesehataan di lingkungan kerja juga menjadi perhatian serius Kantor Wilayah III Pegadaian Palembang. Sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan angka positif Covid 19, menurut Julianto pihaknya memberlakukan prosedur kesehatan ketat. Perusahaan benar-benar memberikan perhatian khusus bagi keselamatan setiap pelanggan.
Secara internal, perusahaan memastikan betul tidak ada karyawannya yang datang ke kantor dalam kondisi sakit atau terpapar COVID 19. Asupan vitamin rutin diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, perusahaan juga rutin melakukan tes antigen maupun PCR bagi karyawan. Antrian-antrian di loket pun juga ketat mengikuti aturan yang ditetapkan prokes. Menjaga jarak serta membatasi kursi-kursi yang disediakan. Wajib memakai masker, cek suhu, disediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer, bahkan dilakukan penyekatan terhadap setiap pelanggan.
Sehingga kemungkinan terpapar sangat kecil. “Ini semua kami lakukan semata-mata untuk melindungi seluruh nasabah dan karyawan,” pungkas Julianto penuh harap. (TN)