Identik dengan kekeringan. Membuat jajaran Perumda Giri Tirta Sari putar otak agar akses air bersih senantiasa dinikmati warga Kabupaten Wonogiri.
Sebagai penyedia air bersih, Giri Tirta Sari menyuplai air untuk 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri yang secara geografis terbagi menjadi dua wilayah. Yakni wilayah Timur terletak di lereng lawu selatan daerahnya relatif subur dan air baku cukup tersedia.
Dan, wilayah Selatan yang terbentuk dari kapur (kars) sehingga relatif tandus dan sulit untuk ditemukan air baku.
"Wonogiri identik dengan masalah kekeringan. Wonogiri selatan langka air baku, ini ada banyak faktor penyebabnya selain karena kars, juga disebabkan minimnya curah hujan akibat perubahan iklim," papar Direktur Utama Perumda Giri Tirta Sari Kabupaten Wonogiri, Sumarjo, kepada TrustNews.
Sebagai informasi, jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri tahun 2019 adalah 959.490 jiwa, Sedangkan jumlah penduduk layanan teknis PDAM adalah 764.240, cakupan layanan Perumda Air Minum sejumlah 38.952 sambungan rumah (SR) yang dapat mengaliri 141.008 jiwa atau 18,45 %.
Sedang laporan RISPAM (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum) dari Bapeda Kabupaten Wonogiri tahun 2019 jumlah cakupan layanan air minum adalah 88,02 % yang terdiri dari SAB Pemerintah, SAB swadaya Masyarakat, SAB CSR perusahaan, PDAM, sumur gali, mata air dan PAH.
Sumarjo menjelaskan, dari 25 Kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri yang sudah dilayani PDAM ada 19 Kecamatan. Sedangkan 6 Kecamatan belum terlayani PDAM karena kondisi air baku yang cukup bagus sehingga masyarakat banyak yang menggunakan PAM Desa atau PAM swadaya serta sumur gali.
Adapun Wilayah yang rutin setiap tahun dilanda kekeringan air bersih ada delapan kecamatan. Hal ini disebabkan belum adanya jaringan perpipaan karena tidak adanya air baku. Warga masyarakat hanya mengandalkan air hujan dan ketika tiba musim kemarau masyarakat terpaksa membeli air tanki yang rata2 harganya 150 ribu – 200 ribu.
"Ini tantangan besar bagi Perumda agar seluruh masyarakat Wonogiri ini dapat terlayani akses air bersih dengan baik,”
ujarnya.
"Giri Tirta Sari bersinergi dengan dengan Pemda dalam upaya mengatasi masalah Wonogiri Selatan.Alhamdulillah sampai saat ini kekeringan bisa kita atasi secara permanen," ungkapnya. Namun ditegaskan Sumarjo, sinergi yang dilakukan Giri Tirta Sari dengan Pemda tidak hanya terfokus di wilayah Selatan. Tapi juga berlaku di semua
wilayah di Kabupaten Wonogiri yang kesulitan air bersih.
"Kita selalu bersinergi bagaimana Wonogiri ini daerah kekeringan kita atasi secara permanen," tegasnya.
Terkait dengan pandemi Covid-19, Sumarjo mengatakan, Giri Tirta Sari memberikan potongan tarif sebesar 50 persen di Mei-Juni 2020. Langkah ini diambil Pemkab Wonogiri menyusul kesulitan ekonomi yang banyak dirasakan kalangan masyarakat menengah ke bawah termasuk para pengguna PDAM Wonogiri akibat dampak pandemi virus Covid 19 atau Corona di kabupaten tersebut.
“Bisa jadi kebijakan Pemkab Wonogiri dalam hal ini bupati dalam upaya meringankan beban ekonomi pelanggan kami," ujarnya.
“Dari angka 39 ribu konsumen itu sekitar 27.400 konsumen diantaranya masuk kategori mendapat diskon tarif hingga sebesar 50 persen. Total untuk diskon ini hampir Rpr2 miliar," tegasnya.
Selain kinerja pelayanan yang cukup baik, Perumda ini telah ber kontribusi terhadap pemda dan pembangunan daerah. Perumda Giri Tirta Sari telah memberikan setoran dividen kepada pemerintah daerah sejak tahun 2015 hingga sekarang dan untuk tahun ini sebesar Rp 600.312.879 serta pajak air tanah kurang lebih Rp 500.000.000 per tahun.
Perumda ini juga berhasil membukukan pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp37.440.954.970, dan tahun 2019 sebesar Rp 41.120.017.834. Berdasarkan penilaian BPP SPAM, Perumda Giri Tirta Sari mendapatkan penilaian sebagai perusahaan sehat dengan index sebesar 3,15.
”Pada tahun 2021 akan dilanjutkan dengan penyusunan key performance indicator (KPI) yang diharapkan karyawan ke depan mempunyai kompetensi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya," pungkasnya. (TN)