Pandemi berdampak pada permodalan UMKM. Jamkrindo Padang berkomitmen sebagai penjaminan kredit UMKM ke sumber pembiayaan.
Pandemi Covid-19 dan sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus, memberi dampak yang sangat terasa tidak saja bagi para pelaku UMKM. Tapi juga para pelaku ekonomi pada umumnya.
Bank Indonesia mencatat, sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 93,2 persen UMKM terdampak negatif di sisi penjualan. Padahal sektor UMKM, secara nasional menyerap 97 persen tenaga kerja.
Berdasarkan survei Kementerian Koperasi dan UKM, terungkap mayoritas pelaku UMKM membutuhkan bantuan berupa modal kerja. Berdasarkan survei, 69,02 persen pelaku usaha mikro memerlukan bantuan modal usaha dan 43,53 persen pelaku usaha menengah membutuhkan keringanan tagihan listrik untuk usaha.
Kepala Cabang Jamkrindo Padang, Wahju Widjaja, mengakui PPKM memberi tekanan yang sangat berat bagi para pelaku ekonomi. Kondisi ini tentu berimbas pada sisi modal usaha UMKM. Ini disebabkan pembatasan mobilisasi masyarakat jadi pemicu kian tergerusnya pendapatan UMKM.
"Di masa pandemi, Jamkrindo Padang tetap support pada penjaminan agar pelaku UMKM tetap bangkit bisa mengembangkan usaha kembali. Kami bantu akses ke sumber pembiayaan,," ujar Wahju kepada TrustNews.
"Support kita itu kepada para pelaku usaha yang sedang sakit, bukan sakit karena usahanya tidak jalan. Tapi sakit karena dampak dari kebijakan yang diambil pemerintah selama pandemi seperti PSBB dan PPKM. intinya kita beri jaminan, semoga segera tertangani dengan baik," tambahnya.
Wahju pun menjelaskan, selain melakukan penjaminan restruktursasi kredit bagi UMKM yang terdampak Covid-19 sebagai salah satu usaha menekan dampak pandemi Covid-19 terhadap UMKM yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembiayaannya, Jamkrindo sendiri juga terjun langsung menjamin kredit dalam Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang diluncurkan sejak bulan Juli 2020..
"Jadi ini (penjaminan restrukturisasi kredit) kita lakukan kepada teman-teman UMKM yang mengalami kesulitan terhadap penyelesaian kredit," ujarnya
"Jamkrindo berkomitmen mendukung dan membantu UMKM yang tersebar di seluruh wilayah di Sumatera Barat khususnya sentra-sentra UMKM di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 walauapun dengan segala keterbatasan," tambahnya.
Keterbatasan yang dimaksud, "Kita support penuh walaupun dengan keterbatasan (adanya PSBB dan PPKM). Baik itu work
from home hingga adanya batasan kunjungan kepada para Mitra penyalur kredit kepada UMKM, tapi kita tetap berusaha semaksimal mungkin."
Bahkan ditegaskannya, Jamkrindo sudah mengembangkan sistem secara online, jadi kerja sama dengan para mitra dilakukan secara online baik host to host maupun secara web aplikasi.
"Intinya adalah bagaimana sebetulnya para mitra Jamkrindo mendapatkan kemudahan untuk melakukan kerja sama dengan Jamkrindo baik itu dari seluruh pro-ses bisnis dengan Jamkrindo, tata cara pe-ngajuan penjaminan, kemudian klaimnya sampai dengan subrogasinya," ujarnya.
Sebagai informasi, secara nasional untuk penjaminan program KUR, posisi Juni 2021, Jamkrindo telah membantu 19,5 juta UMKM dengan penjaminan total plafon kredit Rp475 triliun. Sedangkan untuk KMK PEN yang diluncurkan pada Juli 2020, Jamkrindo telah menjaminkan 1 juta UMKM baik dengan pola konvensional maupun syariah dengan plafon yang dijaminkan Rp17,5 triliun.
Sedangkan penjaminan program KUR untuk membantu 19,5 juta UMKM dengan penjaminan total plafon kredit Rp 475 triliun hingga Juni 2021.
Wahju mengakui, pandemi berdampak pada permodalan UMKM. Namun, dengan program penjaminan KMK PEN maupun penjaminan restrukturisasi kredit UMKM diharapkan pelaku perbankan tidak ragu untuk menyalurkan kredit khusus UMKM karena pemerintah memberi jaminan melalui Jamkrindo. Dengan demikian, pelaku usaha UMKM yang masih bisa mengembangkan terhadap prospek potensi bisnis akan mendapat sumber modal dari perbankan.
"Program KUR dan KMK PEN merupakan dua program penjaminan yang dilakukan Jamkrindo kepada UMKM di masa pandemi," pungkasnya. (TN)