trustnews.id

BRI KANWIL PADANG Salurkan KUR Rp1,8 Triliun
Wahju Hidajat, Pemimpin Wilayah BRI Padang
BRI KANWIL PADANG

BRI KANWIL PADANG Salurkan KUR Rp1,8 Triliun

DAERAH Senin, 11 Oktober 2021 - 10:42 WIB TN

Mengerahkan Semua sumber daya untuk mensukseskan penyaluran berbagai stimulus pemerintah kepada masyarakat di tengah pandemi.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Kantor Wilayah Padang, Sumatera Barat, tercatat berada di posisi pertama yang paling ba-nyak dalam merealisasikan penyaluran dana KUR. Bank yang memiliki 157 BRI unit di Sumatera Barat dan Sungai Penuh, Provinsi Jambi, ini mengerahkan Semua sumber daya untuk mensukseskan pe-nyaluran berbagai stimulus pemerintah kepada masyarakat di tengah pandemi.

Pemimpin Wilayah BRI Padang, Wahju Hidajat, mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 mendorong PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melakukan percepatan digitalisasi. Berupa platform yang bisa mendukung layanan perbankan digital, tapi harus reliable dan secure.

"Selama pandemi baik PSBB maupun PPKM di wilayah Sumbar, tugas-tugas keseharian perbankan tidak ada hambatan. Baik itu di kantor wilayah, cabang maupun unit-unit kerja, karena kita sudah punya BRIspot," ujar Wahju kepada TrustNews.

"Dengan adanya transformasi digital, temen-teman bisa kerja dimana saja. Proses kredit bisa langsung diproses ditempatnya nasabah dengan gadget. Ini bisa mengurangi kepadatan di kantor, termasuk keberadaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan agen BRI Link di Sumbar terbaik di tingkat nasional," paparnya.

BRI dengan jaringan kerja yang tersebar luas serta digital transformation yang diusung saat ini, lanjut Wahju, mampu membukukan angka pencapaian yang positif.

Net profit margin tumbuh 19% secara YoY pada posisi Juni 2021 dengan pencapaian Rp 346 miliar dan mampu menurunkan BOPO sebesar 19.24% di angka 67,75%

Dari sisi pinjaman, seluruh segmen kredit mengalami pertumbuhan dari posisi Mei tahun lalu. Segmen kredit mikro masih menjadi andalan BRI dengan pertumbuhuan YoY sebesar 24% dan menguasai lebih dari 53% portofolio pinjaman.

BRI sebagai bank plat merah sampai dengan Juni 2021 telah menyalurkan hingga Rp 1,8 triliun KUR Mikro kepada 73.490 debitur. Sementara KUR Super Mikro terealisasi sebesar Rp143,9 milyar kepada 15.453 debitur dan KUR Ritel tersalurkan Rp256,5 milyar kepada 1.150 debitur di posisi Juni 2021.

“Kondisi pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan adaptasi nasabah perbankan terhadap digitalisasi transaksi. Terbukti dengan meningkatnya transaksi ATM sebesar 91% secara YoY sebesar 4.5 juta transaksi, transaksi CRM tumbuh 294% dengan 595 ribu transaksi, transaksi agen BRILink tumbuh 41% dengan 11,5 juta transaksi dan transaksi mobile banking dan internet banking tumbuh 148% dengan jumlah 55,7 juta transaksi,” mengungkap data.

"Kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat (khususnya nasabah) untuk bertransaksi melalui elektronik chanel dan transaksi digital. Sehingga memudahkan mereka dalam bertranskasi dan administrasi keuangannya," paparnya

Menurut Wahju cepatnya pencapaian target penyaluran itu, karena cukup diminati masyarakat disaat pandemi COVID-19, apalagi prosesnya tanpa agunan dan cukup hanya Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan Usaha (SKU). Kemudian usaha belum sampai enam bulan tetap diperboleh untuk meminjam dalam program KUR Super Mikro tersebut.

Selain itu, nasabah mendapatkan relaksasi kredit atau ditetapkan bunga 0 persen hingga 31 Desember 2020, dan baru mulai membayar bunga pada Januari 2021 sebesar 6 persen.

"Relaksasi kredit tentu kita lakukan restrukturisasi sesuai dengan laporan keuangan yang bersangkutan. Bentuknya bisa beragam bisa diberikan perpanjangan untuk angsuran kreditnya atau di tunda pembayaran pokok dan bunganya dan lain sebagainya yang sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," paparnya.

Adapun KUR Super Mikro, lanjutnya, merupakan program pemerintah melalui Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM menetapkan skema KUR Super Mikro, yang utamanya ditujukan untuk pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau Ibu Rumah Tangga yang menjalankan usaha produktif.

Dalam realisasi, kata Wahju, masyarakat yang memanfaatkan program KUR Super Mikro dominan Ibu Rumah Tangga (IRT) dan ada juga masyarakat yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dampak COVID-19.

"Kita mengembangkan KUR Super Mikro sampai Rp10 juta dengan syarat yang ringan.Tentunya ini menjadi stimulus bagi pelaku UMKM dan juga stimulus untuk perekonomian," ujarnya.

Lebih lanjut Wahju menjelaskan bahwa peran BRI dalam pemulihan sektor UMKM, khususnya di Sumbar salah satunya dengan mendukung pasar tradisional menjadi pasar berbasis web melalui Pasar.id. "Selain membantu UMKM dalam kemu- dahan pembiayaan, BRI juga memberikan fasilitas kepada para pelaku UMKM untuk melakukan promosi melalui platform e-commerce. Kemudian untuk pedagang tradisional kita juga ada Pasar.id," ungkapnya.

"Kita juga memanfaatkan Rumah Kreatif BUMN yang diinisiasi Kementerian BUMN sebagai sarana promosi. Semua itu di luar program yang menjadi komitmen pemerintah seperti KUR Mikro dan KUR Super Mikro Super," tambahnya

Begitu juga dengan keberadaanLaku Pandai, menurutnya, memudahkan masyarakat dalam bertransaksi dengan BRI. Ini didukung 15.900 agen BRILink yang tersebar di seluruh Sumbar.

"Keberadaan BRILink dan aplikasi BRISPOT memudahkan konsumen dalam proses pinjaman secara cepat, kapanpun dan dimanapun serta membangun ekosistem pasar dan ekosistem pedesaan," tegasnya.

Sebagai informasi, Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meluncurkan layanan perbankan branchless melalui BRILink di Sumatera Barat pada Juni 2015 lalu.

BRI tercatat sebagai bank pertama yang meluncurkan layanan branchless banking dengan konsep keagenan, akan terus mendorong realisasi keuangan inklusif sejalan dengan kebijakan pemerintah mendorong cashless society atau transaksi tanpa uang tunai.

Adapun, BRILink merupakan perluasan layanan BRI dimana BRI menjalin kerjasama dengan nasabah BRI sebagai Agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC mini ATM BRI dengan konsep sharing fee.

BRI juga telah melakukan beberapa inisiatif untuk berkolaborasi dengan beberapa pelaku pembiayaan ultra-mikro lainnya untuk memperluas jalur distribusi produk dan layanan ultra mikro melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia, di tengah-tengah komunitas segmen tersebut.

"Jumlah agen BRILink di wilayah Sumatera Barat dan Sungai Penuh sebanyak 15.900 agen, semoga terus bertambah setiap tahunnya 1.000 agen," kata Wahju.

Menurut dia, menjadi agen BRILink cukup berpeluang untuk wilayah terutama yang jauh dari akses kantor bank atau di pedesaan karena jelas sangat membantu masyarakat.

"Misalnya masyarakat ingin pengiriman dan penarikan uang atau bayar tagihan listrik, karena tidak menyita waktunya dan tidak mengeluarkan biaya seperti membeli Bahan Bakar Kendaraan (BBM) lagi," ujarnya.

Melalui agen BRILink, lanjutnya, masyarakat bisa melakukan beragam transaksi seperti transfer ke sesama BRI, ke bank lain, dan sebaliknya.

Kemudian setor dan tarik tunai, pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, setoran pinjaman, Top Up BRIZZI, info saldo dan lainnya.

Dalam kemitraan dengan agen BRILink setiap tahun ada agenda dan reward bagi mereka, juga digelar pertemuan-pertemuan. Bahkan, kata dia setiap Kantor Cabang BRI sudah ada peguyubannya dan juga punya Wattsapp group untuk wadah
komunikasinya.

"Kemitraan BRI dengan agen BRILink adalah sharing profit dari jasa transaksi yang dilakukan. Misalnya ada dapat jasa transaksi senilai Rp2.000, dibagi dua sesuai ketentuan yang sudah disepakati. Bahkan ada satu agen BRILink raih pendapatan Rp7-10 juta sebulan," ungkapnya.

"Agen BRILink kita di Sumbar terbaik di nasional," ungkapnya bangga

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, dari sisi perbankan Sumbar, market share pinjaman perbankan sebesar 1% dari total nasional. Sedangkan dari sisi dana pihak ketiga sebesar 0.71%, dengan kontribusi BRI terhadap kredit Sumatera Barat sebesar 27,61%, dan 22,35% untuk Dana Pihak Ketiga.

"Berdasarkan market share di Sumbar, 50 persen bank pemerintah daerah, 25 persen BRI dan 25 persen dibagi oleh bank lainnya. Jadi kita memang juga pengaruhnya signifikan dalam pengembangan ekonomi terutama di Sumbar," pungkasnya. (TN)