Donny Dwiantoro hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Sepanjang karirnya di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), bulan Juni hingga Juli 2021 begitu hambar. Bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya masih ada denyut kredit properti, meski kecil. "Pengembang-pengembang besar yang ada di Semarang itu transaksinya hanya ada dua sampai tiga aplikasi permohonan pembelian rumah dengan skema cash bertahap," ujar Donny selaku Kepala Cabang BTN Semarang, ini kepada TrustNews.
"Adapun masyarakat yang membeli rumah dengan mengajukan KPR ke perbankan boleh di bilang malah nol. Itu kondisi di Juni dan Juli 2021," tambahnya.
Untuk memastikan kondisi tersebut, Donny pun bertanya ke sesama rekannya di bank lain dan jawabannya tidak jauh berbeda dengan kondisi yang dialami BTN. Merasa tidak puas, dia pun mendatangi Bank Indonesia perwakilan Jawa Tengah untuk mendapatkan informasi valid terkait pertumbuhan properti di Semarang Raya. Dan jawaban yang di dapat membuatnya kaget. "Pertumbuhannya 3 sampai 4 per- sen."
“Dengan promosi ini kami ingin mendorong lagi pertumbuhan KPR nonsubsidi. Sebab masyarakat di Semarang lebih banyak permohonan KPR subsidi, karena lebih memudahkan masyarakat untuk bisa memiliki rumah yang diidamkan,” ungkap Donny
Sebagaimana dilansir Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, harga properti pada tipe rumah kecil dan menengah mengalami perlambatan dari masing-masing sebesar 0,69 persen (qtq) dan 0,33 persen (qtq) pada triwulan I 2021 menjadi sebesar 0,26 persen (qtq) dan 0,09 persen (qtq) pada triwulan II 2021.
Adapun secara tahunan, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2021 terpantau tumbuh terbatas sebesar 0,83 persen (yoy), yang relatif sama dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,80 persen (yoy).
Sedangkan berdasarkan tipenya, pertumbuhan harga properti pada tipe menengah dan besar mengalami perlambatan dari sebelumnya sebesar 0,57 persen (yoy) dan 0,61 persen (yoy) menjadi sebesar 0,56 persen (yoy) dan 0,56 persen (yoy). Sementara harga rumah tipe kecil terpantau mengalami peningkatan dari 1,24 persen (yoy) pada triwulan I 2021 menjadi 1,37 persen (yoy) pada triwulan II 2021.
"Pertumbuhan kredit 3 persen sampai dengan 4 persen di wilayah Semarang Raya ini dapat terlihat dari kinerja kredit KPR subsidi yang tumbuh berkisar 5 persen sampai dengan 6 persen. Akan tetapi kalau berbicara KPR non subsidi pertumbuhan lebih kecil hanya sekitar 2 persen. Kondisi ini tentu memberikan gambaran betapa dampak Covid 19 yang luar biasa," paparnya.
Begitu juga dengan kondisi internal BTN, menurutnya, gelombang ke dua Covid-19 (Delta) dan kebijakan PPKM level 4. Kebijakan ini mensyaratkan sektor esensial WFO atau work from office dengan kapasitas 25 persen.
"Di internal perusahaan juga mengalami masalah karena kebijakan PPKM level empat sehingga karyawan harus bergantian untuk buka dan tutupnya kantor," ungkapnya.
Sedangkan terkait kegiatan promosi, menurutnya, BTN sejak Agustus menawarkan berbagai macam kemudahan dan kenyamanan bagi calon pelanggan yaitu melalui penawaran suku bunga mulai dari 4,5 persen per tahun, pembebasan uang muka KPR/KPA.
Selain itu, Bank BTN juga meluncurkan KPR Gaes milenial dengan memberikan keringanan biaya asuransi jiwa sampai dengan 15 persen, cashback LinkAja sebesar Rp 760.000, dan pembebasan angsuran pokok sampai dengan 24 bulan sejak akad kredit.
"Dengan promosi ini kami ingin mendorong lagi pertumbuhan KPR nonsubsidi. Sebab masyarakat di Semarang lebih banyak permohonan KPR subsidi," jelasnya.
Pilihan KPR subsidi, menurutnya, lebih memudahkan masyarakat untuk bisa memiliki rumah yang diidamkan dengan suku bunga di bawah 5 persen dan masa pembayaran sampai dengan 25 tahun.
"Jangka waktu kredit yang sangat panjang tentunya sangat menarik bagi konsumen. Hal ini berbeda dengan KPR nonsubsidi yang dianggap memberatkan. Bahkan sejumlah pengembang untuk segmen menengah ke atas pun mulai memasarkan rumahnya dengan KPR non subsidi, dalam kondisi saat ini prinsip pengembang yang penting modalnya asal muter," paparnya.
Selain menggunakan jalur promosi, lanjut Donny, BTN Semarang juga melakukan pendekatan ke sejumlah institusi dengan program 'BTN Solusi'. Setidaknya ada empat segmen utama yang disasar BTN Solusi yaitu kementerian, perusahaan plat merah, swasta dan kawasan industri.
"BTN Solusi adalah karpet merah untuk institusi dan semua pegawai yang bekerja di institusi tersebut. Tidak ada biaya-biaya lainnya, malah mendapatkan pencairan kredit, baik kredit agunan rumah, KPR baik subsidi maupun non subsidi, hingga kredit ringan di Bank BTN dengan suku bunga yang kompetitif dan proses yang tidak rumit," pungkasnya. (TN)