trustnews.id

MEMBIDIK WISATAWAN DI TENGAH PANDEMI
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero), Edy Setijono

MEMBIDIK WISATAWAN DI TENGAH PANDEMI

NASIONAL Senin, 25 Oktober 2021 - 08:56 WIB TN

Memang Berat. Ini merupakan upaya yang sangat tidak mudah dilakukan. Menggerakkan minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk bisa kembali hadir ke sejumlah destinasi wisata di tengah pandemi Covid-19.

Apalagi, pembatasan pergerakan wisatawan untuk masuk ke sejumlah destinasi wisata di tanah air masih diberlakukan. Kalau pun boleh, tidak sedikit aturan yang disyaratkan. Sudah divaksin, memesan tiket secara online, anak-anak di bawah usia 12 tahun, belum diperkenankan masuk area wisata. Padahal, yang namanya berwisata identik dengan membawa keluarga lengkap. Situasi inilah yang ditengarai masih membuat angka kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi berlibur masih melorot tajam.

Ini juga merupakan dilema besar yang menyerupai buah simalakama. Jika dibebaskan tanpa syarat, khawatir laju angka penderita Covid-19 akan kembali meningkat tajam. Sebaliknya, jika aturannya diperketat, sangat sulit untuk meningkatkan laju jumlah wisatawan. Lalu kira-kira apa yang bisa dilakukan, terutama sebagai titik awal untuk bisa menggeliatkan lagi laju wisatawan?

Menurut Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau PT TWC, Edy Setijono, di tengah balutan pandemi saat ini, pemerintah berupa mengedepankan kualitas destinasi sebagai persembahan untuk menarik minat wisatawan. Strategi ini juga diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi. Langkah ini juga dilakukan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero). Mereka mengedepankan produk-produk khusus wisata, yang berbeda dengan program sebelumnya, seperti, healthy activities, picnic breakfast/shady lunch/casual dinner, Borobudur Sore, Yoga & Healty Breakfast, paket Gowes/sepedaan dan jogging.

“Secara umum, program-program ini bisa berjalan dan mampu mendorong masyarakat sekitar kawasan Borobudur dan Prambanan untuk mengembangkan program sejenis. Hanya saja secara ekonomis, mengingat berbagai bentuk pembatasan yang ada terkait protokol kesehatan, program-program ini belum mampu menggantikan pendapatan seperti sebelum pandemi,”ungkap Edy Setijono. 

Namun demikian, upaya untuk menjaring banyak wisatawan tidak pernah berhenti. Kesiapan sumber daya manusianya dipersiapkan maksimal untuk mampu melahirkan ide-ide kreatif yang berkualitas.

Di bawah ‘komando’ Edy Setijono, jajarannya diarahkan kuat untuk selalu melaksanakan tata nilai/budaya kerja/core value perusahaan melalui implementasi dan internalisasi “AKHLAK” (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). “AKHLAK sebagai nilai dasar Kementerian BUMN merupakan titik tolak SDM TWC untuk melaksanakan kerja bagi bangsa dan negara. Nilai budi luhur ini menjadi landasan penting untuk mengembangkan perusahaan ke depan dan siap beradaptasi dengan kondisi yang dinamis, serta agile terhadap perubahan-perubahan yang ter- jadi,” ujar Edy Setijono.

Di sisi lain, PT TWC juga gencar meningkatkan pelayanan primanya. Mereka juga mengembangkan destinasi melalui atraksi, amenitas dan aksesbilitas yang lebih menarik, bersih, aman serta nyaman. Dan yang paling kuat dilakukan adalah aktif mempromosikan paket-paket wisata candi dalam kawasan destinasi dengan me-rangkul masyarakat dan banyak komunitas. Bahkan, mereka juga memberdayakan lingkungan melalui pelatihan bagi UMKM dalam mengembangkan inovasi
serta meningkatkan kualitas produk.

Sinergi dengan pemerintah daerah (pemda) setempat dan BUMN juga gencar dilakukan. Pemda dan BUMN merupakan mitra/stakeholder strategis bagi TWC dalam pengembangan perusahaan. Sebagai contoh dukungan Pemda, dalam konsep pengembangan DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas) Borobudur yang memperhatikan zonasi, dimana zona 3 kewenangan berada di pemerintah dae- rah, maka keselarasan program seper-ti pengembangan kawasan perlu selalu dilakukan, dalam hal penyiapan DPSP Borobudur menarik minat wisatawan lokal dan international.

“Melalui sinergi ini juga memicu munculnya usaha-usaha mandiri dari masyarakat yang sekaligus membuka peluang berusaha dan peluang kerja. Semoga sinergi ini tidak pernah berhenti sekalipun di masa pandemi seperti sekarang,” harapnya. (TN)