trustnews.id

Pengamat Politik Yuyun Pirngadi:  Figur Parpol Besar Tidak Tentukan Pilihan Publik di Pemilu 2024
Dr.Yuyun Pirngadi dari Yp Institute for Fiscal and Monetary Policy

Jakarta, Sejumlah Parpol tengah melirik kiri-kanan figur yang akan diusung pada pesta demokrasi 2024. Beda dengan parpol besar yang tengah menggadang-gadang calonnya. 

Tak heran jika Lembaga Survei pun dari waktu ke waktu menawarkan aneka wajah-wajah. 

Ada wajah lama ada pula wajah baru, bahkan ada yg masih tetap loyal pada figur lansia, ada pula yang ingin wajah muda dan baru. 

Dr.Yuyun Pirngadi dari Yp Institute for Fiscal and Monetary Policy mengatakan, maklum di alam demokrasi pilihan figur menjadi serba-serbi politik. 
Apalagi dewasa ini membolak-balikan pilihan  rakyat tak semudah apa yang bayangkan elit parpol.  

“Betapa tidak, masyarakat Indonesia sudah paham benar menggoreng pisang sampe gosong. Tak terlewatkan studi banding figur atau membanding-bandingkan satu dengan lainnya jadi menu favorit,” kata Yudi kepada NAWACITAPOST, Sabtu (6/11/2021).

Gaya Kepemimpinan 

Apa yg dinisbahkan dari figur? 
Tentunya banyak variabelnya, dari model kepemimpinan, sentimen etnis secara geografis (Jawa - Luar Jawa). Kemewahan personalitas (sikap dan prilaku tak tercela), kemampuan isi tas, bahkan, yang paling substansial,  publik mencari figur yang mendekati gaya kepemimpinan  Jokowi (presiden saat ini). 


Yudi menjelaskan, Kriteria yang satu ini, menjadi harapan publik. Jokowi dinilai presiden mampu menerjemahkan Sila ke 5 dari Pancasila yang berbunyi: " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". 

Dalam relasi tersebut, memang setiap presiden memiliki gaya dan caranya masing-masing dalam membangun Indonesia. Namun, kehadiran presiden ke 7 ini menjadi parameter dan memiliki daya pikat (magnitute) tersendiri. 

Selain itu, kata dia, kecerdasan buatan dalam menyusun program,  langsung menyentuh denyut jantung masarakat  terutama emak-emak.

Tak hanya itu, beliau pun konsisten dan pro-aktif mengunjungi rakyatnya dipojok sana dan menyapa secara holistik sendi-sendi kehidupan sosial ekonomi rakyat kecil. Kepekaan Jokowi terhadap rakyat yang terpinggirkan, perlahan namun pasti dapat diketengahkan. Beliau pun paham benar "basic individual needs", kearifan lokal dan sosial budaya Indonesia. Kemewahan personalitasnya patut diacungkan jempol. Kurus fisiknya, tapi tambun gagasannya. Sederhana tampilannya, tapi mewah kebijakannya (input, output dan outcome) yang mampu merubah tatanan kehidupan masyarakat baik pembangun fisik maupun non fisik keseantero wilayah Indonesia.

Pertanyaannya kemudian, siapakah pengganti Jokowi 2024? 


“Inilah "PR" kita. Aneka wajah-wajah calon presiden banyak ditawarkan melalui hasil survei. Alih-alih masyarakat pun belum terbentuk opininya, pasalnya sisa waktu 2,5 tahun masih cukup lama untuk memastikan tambatan hati ke salah satu figur tertentu kedepan,” ujarnya.


Dia mengungkapkan, sikap diam masyarakat pun harus dimaknai " cepat ada yg dikejar, lambat ada yang ditunggu".

“ Jadi, soal pilihan figur presiden ke depan, tak ingin  momentum 5 tahunan membuat tetangga kampung deret sengsara ,” bebernya.


Secara sederhana, membaca denyut jantung politik masyarakat memang mudah ditebak, tapi belakangan mereka pun mulai bijaksana memperlakukan diri dalam menggunakan hak politiknya. 

“Sedikit sekali yang pasang bandrol harga mahal atau murah. Tingkat kesadaran masyarakat mulai tumbuh, ketika mereka salah pilih harus menerima resiko terburuk,” ungkapnya.


Sebab, pemilihan presiden dan wakil presiden langsung sarat pergaulan bebas dan kenikmatan sesaat. Tak pelak, nikmat membawa sengsara disuarakan kemana-mana. Media Sosial pun tak sepi pengunjung hoax, fitnah dan kebohongan publik.

Pemimpin Rakyat

Kalau menengok pilpres 2019, nuansa politik penjungkir balikan kekuasaan begitu dahsyat.

Ruang demokrasi dikotori syahwat kekuasaan dan noktah hitam. 
Berkat rakyat yg memperlakukan diri dan menggunakan hak politiknya dengan bijaksana dan tulus ikhlas, maka Paslon #01 mampu merebut hati publik di 21 provinsi, sedangkan paslon #02 mengantongi 13 provinsi. Ketika KPU menetapkan perolehan suara hasil pilpres tersebut didapat bilangan: 55,50 vs 45,50.

Kemenangan #01 atau paslon Jokowi-Maruf Amin adalah kemenangan rakyat. Pemimpin rakyat selalu mempurifikasi nilai nilai kebangsaan dan mengedepankan ikatan keberagaman sejati dalam bingkai persatuan. Maka tak ada pilih kasih dan sudah menjadi tekad Jokowi untuk membangun 13 provinsi yg dimenangkan #02. 


Pemimpin rakyat tak pernah  membedakan pilihan politik. Pembangunan infrastruktur secara merata, kartu sehat, kartu pendidikan, sertifikat lahan dan lainnya ia lakukan dengan sebaik-baiknya.

Berangkat dari  komitmennya yg tinggi terhadap kemajuan Indonesia merupakan wujud pengamalan Pancasila, bahkan Sila ke 5 pun menjadi kewajiban seorang nasionalis sejati seperti Jokowi. 


Tak berlebihan ketika pilres 2024 digelar, pemilih swing voter, undecided dan decided tentu punya rasa seperti dulu, kini dan esok. Artinya, mereka ingin mendapatkan pemimpin seperti presiden hari ini, apapun parpolnya.  
Pesta demokrasi ke depan tidak lagi ditentukan koalisi gemuk atau kurus. Parpol hanya tiket penerbangan mengantarkan paslon yg dipersyaratkan   UU Pemilu. Tapi, lagi lagi figur  idola rakyat yg menentukan pilihan. 

Masih cukup banyak masyarakat pemilih yg tak mudah dibuat berpaling ke lain hati. Gaya kepemimpinan yg dekat dengan rakyat, tahu kepentingan rakyat dan membuka harapan rakyat menjadi sebuah keniscayaan.

Ada sejumlah contoh figur atau pasangan calon yg memiliki nilai tawar tinggi dimata publik, apabila pilpres dilaksanakan hari ini. Misalnya,  duet Prabowo - Puan vs Erlangga - Ridwan Kamil akan seru dan bersaing ketat. Begitu pula,  duet Ganjar - Erick Thohir. Kendati paslon yg satu ini, tidak memiliki kendaraan politik, namun, pada saatnya parpol akan menggandeng duet kuda hitam itu, jika parpol mau dan mampu menangkap aspirasi masyarakat. Sangat dimungkinkan peta kekuatan politik terfragmentasi, bahkan koalisi parpol diluar PDIP dan Gerindra kepincut dengan duet figur tersebut. Golkar dan NasDem akan memilih jalannya sendiri, ketika PDIP dan Gerindra menutup pintu figur lain.

Pertanyaan yg tersisa, bagaimana dengan duet Ganjar dan Erick Thohir?
Figur Ganjar dan Erick Thohir sangat diunggulkan publik sesuai hasil survei dan  tembus tiga besar.  Masyarakat pun jatuh hati kepada paslon bergaya flamboyan ini, kendatipun tak memiliki otoritas parpol, namun personalitasnya sarat kemewahan berfikir dan bertindak. Apalagi, mereka teruji melaksanakan tugas yg diberikan presiden Jokowi dan dapat dilaksanakan dengan baik. 

“Misalnya, Erick Thohir memimpin BUMN, kinerja institusi plat merah itu terkelola dengan baik. Tak cuma itu, memimpin penanggulangan wabah Covid 19 pun berhasil menurunkan angka perumbuhan Pandemi dengan 25% Vaksin yg sudah tersebar secara nasional,” terangnya.

Yang tidak kalah pentingnya ketika ditugaskan sebagai ketua Penyelamatan Ekonomi Nasional di saat pandemi beliau mampu melakukan terobosan  kebijakan yg sangat komprehensif integral. 

Hasilnya pun luar biasa, kontraksi ekonomi mampu di tekan, dan penyediaan Vaksin untuk 181 juta penduduk sudah disiapkan. Bahkan pertumbuhan ekonomi akan tembus dari negatif menjadi positif dengan besaran target tumbuh 4% pada akhir tahun 2021.Semoga tingkat kesadaran masyarakat dalam menentukan pasangan calon benar benar rasional, tepat memilih figur yg giat bekerja dan menemukan sosok pemimpin rakyat yg berbakat  tak mudah.

Kesadaran Politik Publik

Kini, tingkat kesadaran politik masyarakat mulai terbangun ketika melihat pemimpin yang dekat dengan rakyat. Sebuah pendidikan politik yg baik dilakukan oleh Jokowi. 


“Ke depan masyarakat tak menutup kemungkinan memilih presiden harus berbanding lurus dengan gaya kepemimpinan Jokowi,” pungkasnya.

“Satu hal yang penting, kemenangan paslon sangat ditentukan oleh kesenangan rakyat terhadap calon presidennya. Ambilah hatinya, mereka akan memberi lebih apa yang diharapkan,” ucapnya.