Bank Jatim BUKAN SEKEDAR BANK ASN
Memaksimalkan Kinerja dan meningkatkan inergi berkelanjutan menuju transformasi digital, Bank Jatim lalui pandemi dengan mencatatkan laba bersih Rp1,18triliun di kuartal III/2021.
Transformasi digital yang dilakukan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim seakan menemukan jawabannya, ketika secara cepat dan tak terduga, Corona Virus (Covid-19) memaksa setiap manusia bersembunyi dalam rumah sebagai upaya memutus mata rantai penyebarannya.
Dalam kondisi itu, Bank Jatim terus mencatatkan kinerja positif. Bank kebanggaan masyarakat Jatim ini, mengumumkan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,18 triliun hingga akhir kuartal III/2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan yang diterima TrustNews, laba Bank Jatim naik 8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada periode yang sama tahun lalu, laba BJTM tercatat sebesar 1,09 triliun.
Busrul Iman, Drektur Utama Bank Jatim, mengatakan, digital banking yang dikembangkan sejak 2019 terbukti memberikan solusi bagi nasabah dalam aktivitas perbankan di masa pandemi.
"Berbagai fitur digital banking yang terhubung dengan ekosistem digital dimanfaatkan oleh nasabah kami. Sehingga penerapan PPKM bukan menjadi suatu kendala dalam transaksi di Bank Jatim," ujar Busrul Iman dalam sebauh perbincangan dengan TrustNews.
Dia menambahkan, pada masa pandemi Covid-19, Bank Jatim menghadirkan inovasi layanan digital yang diberi nama JConnect, sebuah branding digital Banking yang mencerminkan transformasi digital dengan semangat mengkoneksikan semua kebutuhan dan kemudahan akan akses layanan perbankan.
"Dengan hadirnya aplikasi ini, pengguna layanan digital Bank Jatim mengalami peningkatan yang cukup signifikan," jelasnya.
Di lain sisi, kehadiran JConnect, menurutnya, memupus kesan yang begitu kuat dalam benak masyarakat bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai banknya ASN.
"Melalui JConnect, kami yakin image masyarakat terhadap BPD akan berubah,” ujarnya.
"Bank Jatim terus mengembangkan fitur transaksi digital banking. Tahun ini belanja modal untuk investasi core banking system dan digital banking kami anggarkan sebesar Rp165 miliar,” imbuhnya.
"Dana sebesar ini kami tujukan untuk meningkatkan kapasitas digital banking, sekaligus pengembangannya dengan maksud setiap kebutuhan masyarakat untuk transaksi perbankan atau finansial lainnya dapat kami penuhi dengan baik," paparnya.
Sebagaimana diketahui, roadmap digitalisasi disusun sejak 2019 lalu hingga 2024 nanti. Dengan tahapannya dari mulai 2019-2020 lalu yang telah dilakukan peningkatan layanan digital yakni Digital Lounge dan eCIF, berupa meng-upgrade Core Banking System, hingga tahun 2023-2024 adalah peningkatan tren platform mobile dengan memiliki big data analytics sendiri.
Performa ciamik Bank Jatim ini memang salah satunya karena ditopang oleh keandalan sistem digitalisasinya. Dari sisi pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga sebesar 10 persen yoy atau sebesar Rp4,85 triliun. Sementara, beban bunga turun 8 persen yoy atau sebesar minus Rp1,47 triliun hingga kuartal III tahun ini. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik menjadi 10 persen yoy atau sebesar Rp3,37 triliun.
Selain itu, Bank Jatim juga mencatat kredit yang diberikan tumbuh 4 persen secara year to date (ytd) hingga kuartal III tahun ini. Kredit yang diberikan meningkat dari sebesar Rp39,87 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp41,38 triliun per 30 September 2021.
Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat naik 26 persen ytd menjadi Rp86,12 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) sebesar 4 persen ytd, dari sebelumnya Rp44 triliun menjadi Rp45,57 triliun.
Dari sana, total aset Bank Jatim tumbuh sebesar 21 persen ytd. Total aset per 31 Desember 2020 sebesar Rp83,61 triliun naik menjadi Rp101,00 triliun per 30 September 2021.
Adapun rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik menjadi 71,29 persen, di mana pada periode yang sama tahun lalu sebesar 70,25 persen. Untuk Net Interest Margin (NIM), BJTM turun menjadi 5,09 persen yang sebelumnya 5,70 persen.
Bank Jatim juga tercatat mampu menekan rasio kredit bermasalah (NPL) di level 4,40 persen secara gross dan 1,03 persen secara net.
Sedangkan restrukturisasi kredit sampai dengan September 2021 tercatat Rp2,8 triliun atau 6,50 persen dari total penyaluran kredit Bank Jatim.
"Bank Jatim juga memberikan kemudahan bagi debitur kredit kami yang terdampak pandemi, baik langsung maupun tidak langsung dengan restrukturisasi kredit. Agar terjaga kelangsungan usahanya," pungkasnya. (TN)