Pandemi Covid-19 hampir melumpuhkan seluruh kegiatan yang ada di seluruh Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Ekonomi nasional sempat mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan pertama dan kedua di tahun 2020, sebagai implikasi dari peristiwa tersebut.
Berbagai paket stimulus yang dikeluarkan pemerintah dan kebijakan lainnya untuk memacu pertumbuhan ekonomi terus diupayakan dalam mengembalikan keadaan ekonomi nasional seperti sedia kala. Saat ini semua daerah di Indonesia secara berbondong-bondong berupaya memperbaiki kondisi perekonomian mereka.
Dalam rangka mengoptimalkan sektor perdagangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah memfokuskan pada 3 strategi, yaitu pertama pengembangan dan pengamanan pasar tujuan ekspor. Kedua, pengendalian harga dan pasokan barang kebutuhan pokok dan penting, dan ketiga meningkatkan tertib niaga, tertib mutu, dan tertib ukur.
“Ketiga strategi ini diharapkan bisa berkontribusi bagi sektor perdagangan dan PDRB Sulawesi Utara agar semakin meningkat, sehingga mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulawesi Utara, Edwin Kindangen kepada Trustnews.
Dari sektor pertanian, Edwin dan jajarannya menekankan sinergi antara hulu dengan hilir. Ketersediaan bahan baku selalu dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan, untuk kemudian diupayakan tersedianya sarana produksi, akses permodalan, akses pasar. Langkah ini secara sinergis melibatkan instansi terkait, mulai dari pelaku usaha, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, instansi vertikal, hingga Kementerian Perdagangan RI.
Disperindag Sulawesi Utara juga mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk sehingga pelaku usaha kelas tersebut bisa naik kelas dari penyedia (supplier) menjadi eksportir. Dan ini memang tidak main-main. Hasilnya sangat gemilang. Buktinya, di tahun 2021, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan Penghargaan Abdi Bakti Tani karena kinerja ekspor di bidang pertanian tercatat tumbuh 15,9% dan mampu mengekspor 55 komoditas baru. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Sulawesi Utara di tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun 2019. Selain itu, nilai ekspor Sulawesi Utara pada triwulan 3-2021 meningkat dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2020.
“Sektor perdagangan memainkan peran yang penting dalam pemulihan ekonomi daerah, terutama di masa pandemi Covid-19,” lanjut Edwin.
Untuk mempertahakan kemampuan tersebut, Disperindag Daerah Sulawesi Utara terus bersinergi dengan para stakeholders lainnya dalam menjaga gerak roda perekonomian. Mereka juga memastikan
tingkat konsumsi rumah tangga tetap tinggi, termasuk ketersediaan barang pokok dan barang penting, sehingga tidak terjadi gejolak harga.
Edwin dan jajarannya juga kerap melakukan terobosan-terobosan baru, seperti halnya memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pasar lelang komoditas secara online sehingga pembeli dari luar daerah dapat membeli komoditas-komoditas dari Sulawesi Utara.
Untuk mendukung itu Disperindag setempat di tahun 2020 juga pernah bekerja sama dengan Gojek dan Grab untuk membantu pelaku IKM dalam menjual produk-produknya. Pelaku IKM/UKM Sulawesi Utara juga didorong untuk menggunakan aplikasi QRIS untuk mempermudah proses pembayaran.
Tidak berhenti disitu, mereka juga kerap berperan sebagai fasilitator bagi para eksportir/calon eksportir dalam pengurusan ijin ekspor. Selain itu juga mengupdate dan mensosialisasikan informasi terkait kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat terkait ekpor dan perijinan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga gencar berpromosi di dalam dan luar negeri dengan mengikutsertakan eksportir atau produk/komoditinya. Bahkan saat ini juga sedang berlangsung proses kerja sama dengan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk menjaga keberlangsungan ekspor komoditi-komoditi unggulan dan potensial dari Sulawesi Utara ke Jepang melalui Bandara Narita, Tokyo.
“Dukungan-dukungan lainnya berupa pelatihan/bimtek kepada calon eksportir, memberikan bantuan peralatan, dan memfasilitasi akses permodalan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank),” tambah Edwin. (TN)