Pendekatan win-win solution yang dipakai, kinerja bisnis BPR Gamon sepanjang 2021 di atas target yang ditetapkan Rencana Bisnis Bank (RBB).
Pandemi COVID-19 yang telah melanda Indonesia sedari Maret 2020 lalu, tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga terhadap sektor perekonomian dan perbankan. Ini berdampak pada terganggunya kinerja lembaga perbankan maupun non-perbankan dari sisi pembiayaan. Sebagai akibat ketidakmampuan debitur dalam membayar angsuran maupun melunasi kredit.
Muljono Tarius, Direktur Utama BPR Gamon, mengatakan, pandemi merupakan kondisi yang dapat dikatakan sebagai kondisi force majeure atau kondisi memaksa yang terjadi diluar kehendak manusia (uncontrollable).
"Dalam kegiatan perjanjian kredit, klausul force majeure dapat menjadi solusi bagi para debitur dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi. Karena siapapun tidak ada yang menduga dan siap dalam menghadapi kondisi seperti ini (pandemi). Awalnya baik-baik saja dalam berusaha, mendadak macet secara bersamaan," ujar Muljono kepada TrustNews.
"Mengacu pada UU Perbankan (Nomor 10 Tahun 1998, red) ada fasilitas namanya restrukturisasi kredit. Ini bisa dipakai sebagai win-win solution antara kreditur dan debitur. Kita tidak tutup mata," tambahnya.
Maka dalam prakteknya, BPR Gamon menerapkan tiga pendekatan kepada debiturnya. Pendekatan pertama, menurunkan suku bunga pinjaman. Pendekatan kedua, penundaan pembayaran untuk periode tertentu. Pendekatan ketiga, perpanjangan waktu pembayaran.
"Kita tentu melihat kondisi debitur apakah cukup dengan pendekatan pertama atau gabungan pendekatan satu dan dua. Misalnya nilai pinjaman 1 miliar dengan kewajiban bunga Rp 10 juta. Debitur menyatakan ketidaksanggupannya dan hanya sanggup Rp 5 juta. Ini yang kita pegang dan kekurangannya kita masukkan sebagai penundaan selama, misalkan satu tahun, dan kewajiban tertunda tersebut dapat dibayarkan saat usahanya sudah pulih," ujarnya.
"Kita juga bisa memberi solusi kepada debitur dengan pendekatan ketiga, yakni perpanjangan waktu kredit, misalkan dari tiga tahun menjadi lima tahun. Bahkan untuk kondisi yang sangat khusus, kita bisa memberikan tambahan fasilitas kredit. Kalau kita nilai bahwa usahanya memiliki prospek yang bagus, permasalahan yang dihadapi sifatnya temporer karena Covid-19 sehingga pemberian tambahan kredit bisa membuat usaha pulih lebih cepat dan berjalan lancar kembali. Itulah beberapa langkah yang kita lakukan dalam membantu nasabah yang mengalami kesulitan dalam pandemi ini," paparnya.membantu nasabah yang mengalami kesulitan keuangan," paparnya.
Dengan pendekatan win-win solution yang dipakai, lanjutnya, kinerja bisnis BPR Gamon sepanjang 2021 di atas target yang ditetapkan Rencana Bisnis Bank (RBB). Dimana Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp400 miliar dan penyaluran kredit yang diberikan Rp320 miliar.
"Melihat kondisi DPK dan kredit yang disalurkan artinya masih terbuka lebar peluang untuk kita menggenjot pertumbuhan," ujarnya.
Sebagai informasi jejak BPR Gamon berawal pada tahun 1992 dengan nama BPR Bhakti Perpensi yang berkedudukan di Balaraja Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2008, BPR Bhakti Perpensi diakuisisi oleh pemegang saham saat ini yang telah berpengalaman di bidang perbankan kurang lebih 40 tahun.
Semenjak diakuisisi, pada tahun 2010 BPR Bhakti Perpensi berganti nama menjadi BPR Gamon, dan mengembangkan jaringan kantornya untuk memperluas pelayanan kepada nasabahnya dengan membuka Kantor Cabang yang berlokasi di Jl. Kebon Sirih No. 77, Jakarta Pusat dengan menerapkan strategi pricing yang bisa bersaing dengan bank umum.
Seiring dengan berkembang pesatnya kantor cabang Kebon Sirih, Manajemen dan Pemegang Saham memutuskan untuk memindahkan kantor pusat yang semula di Balaraja, Kab. Tangerang menjadi di Kebon Sirih, Jakarta Pusat hingga saat ini. Melihat keberhasilan kantor pusat di Jakarta, BPR Gamon membidik pasar yang lebih luas di Ibukota dengan cara merelokasi kantor cabang Balaraja ke Kelapa Gading yang telah terealisasi pada tahun 2017.
Dalam perkembangan usahanya, BPR Gamon senantiasa bertumbuh dan berkembang menjadi salah satu BPR terbaik se-Jabodetabek sesuai dengan Visi BPR Gamon, yaitu menjadi salah satu BPR yang paling dikagumi, dalam hal kualitas dan integritas professional. Demi Dalam kurun waktu 9 tahun (2008 – 2017), BPR Gamon berhasil mempertahankan predikat sebagai BPR yang SEHAT dengan menekan presentasi NPL dibawah 2%.
BPR Gamon juga mampu bersaing untuk menempati predikat terbaik, khususnya di wilayah Jakarta. Pada tahun 2014 BPR Gamon berhasil masuk kedalam 5 Besar BPR se DKI Jakarta berdasarkan total aset, dimana total asset BPR Gamon saat itu sebesar Rp207 miliar, lalu meningkat menjadi Rp 263,16 miliar pada tahun 2015 dan menempatkan BPR Gamon sebagai BPR beraset terbesar kedua se-DKI Jakarta. Untuk tahun 2016 BPR Gamon senantiasa berada di dalam lingkaran Big Five BPR DKI Jakarta dengan menempati urutan ketiga dengan total aset sebesar Rp 273 miliar.
"Kita tentu berharap pandemi ini berakhir di tahun 2022, minimal tidak lagi meledak jumlahnya. Sehingga semua pihak bisa menata kembali bisnisnya. Gulirannya ini akan gede banget seperti bola salju yang menggelinding. Selama semuanya tetap patuh pada prokes dan BPR Gamon sangat optimis," pungkasnya. (TN)