trustnews.id

Peran Besar PT Jasa Sarana DALAM KEMAJUAN JAWA BARAT
Hanif Mantiq, Direktur Utama PT Jasa Sarana
Jawa Barat

Peran Besar PT Jasa Sarana DALAM KEMAJUAN JAWA BARAT

DAERAH Kamis, 24 Februari 2022 - 10:32 WIB TN

PT Jasa Sarana merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Investment Holding Company bergerak dalam bidang pengelolaan infrastruktur meliputi Transportasi, Energi, Telematika, Manajeman Limbah dan Infrastruktur Kesehatan.

Visi yang diembannya, menjadi BUMD infrastruktur terdepan yang profesional dan terpercaya, dengan mengembangkan misi menjadi agent of development bagi percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat. Selain itu juga memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalisasi portofolio investasi yang berkelanjutan untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

Untuk mewujudkan itu semua diakui Hanif Mantiq, Direktur Utama PT Jasa Sarana, tidak semudah membalikkan telapak tangan, terutama untuk bisa mensupport gerak pembangunan di Jawa Barat, khususnya di masa Pandemi seperti sekarang ini.

Apalagi dana yang dimiliki daerah atau lahan yang digunakan dalam menunjang pembangunan juga sangat terbatas. Untuk itu, PT Jasa Sarana kerap melaklukan terobosan-terobosan baru, dengan melakukan kerja sama bisnis bersama sejumlah pihak,
termasuk Pemerintah Pusat. Apalagi, dari sisi sumber daya yang mereka miliki PT Jasa Sarana didukung oleh sosok dan figur yang profesional serta kompeten. Sehingga tidak ada yang tidak mustahil untuk dilakukan.

Memang diakuinya, kalau bicara soal pembangunan, pemikiran masyarakat arahnya identik dengan ada atau tidaknya pembangunan sarana jalan, seperti halnya pembangunan jalan tol. Jalan tol banyak dibangun berarti pembangunan tengah berjalan dengn baik. Itu memang tidak bisa disalahkan.

Toh dari sisi kinerja pembangunan jalan tol, ada manfaat yang ‘ditebar’ PT Jasa Sarana. Tidak hanya pembangunan secara kasat mata, tetapi implikasi yang ditimbulkannya juga memiliki peran positif yang sangat besar bagi masyarakat. Seperti halnya Pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Pengoperasian tol ini dititik beratkan pada seksi 1,2,3 dan 6 Cisumdawu ditambah akses tol ke Bandara Kertajati.

Saat ini Tol Cisumdawu baru dibukan untuk Sesi 1 dari Cileunyi ke Jatinangor. Kemudian selanjutnya akan dibuka dari Jatinangor ke Sumedang. Dari Sumedang akan terhubung ke Bandara Kertajati. Berdasarkan data yang diperoleh, ketika sesi I ini dibuka sudah ada 13 ribu kendaraan yang melintas.

Dengan adanya tol tersebut, berarti mampu mengurangi polusi dan menekan angka kemacetan di Jawa Barat. “Ini sedikit peran kita yang mungkin efectnya sangat luar biasa, baik masyarakat dan lingkungan. Bayangkan seberapa besar dampak positifnya kalau Seksi 2, 3 dan 6 juga sudah terhubung,” ungkap Hanif Mantiq kepada Trustnews.

Peran yang dilakukan Jasa Sarana dalam menciptakan pembangunan, terus berjalan seperti tengah berpacu dengan waktu. Tidak lama lagi atau sekitar mereka juga akan uji coba Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam pengembangan TPPAS modern ini, PT Jasa Sarana manggandeng mitra asal Jerman, Euwelle Environmental Technology GmbH, yang berpengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan.

Dalam kerjasama ini Euwelle menerapkan teknologi MYT (maximum yield technology), yang juga telah diterapkannya di beberapa negara asia seperti China dan Thailand.

Hanif Mantiq menjelaskan, teknologi MYT dipilih karena kelebihannya dalam memanfaatkan secara maksimal proses daur ulang limbah sampah rumah tangga/perkotaan, sehingga menghasilkan potensi energi maksimum yang dikombinasikan melalui inovasi teknologi tinggi. Terdiri dari 5 tahap, yakni waste intake, mechanical processing, bilogical stage, biological drying dan mechanical material separation.

TPPAS Lulut Nambo adalah tempat pengelolaan sampah yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare dengan kapasitas sampah 1800 ton per hari yang diperuntukkan untuk mengelola sampah dari beberapa daerah, di antaranya Kota dan
Kabupaten Bogor, Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan.

Beberapa output dari pengelolaan sampah rumah tangga tersebut berupa refused derived fuel (RDF), bulir pupuk, dan biogas. Produk RDF akan dijual sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk pabrik semen seperti Indocement dan bulir pupuk dapat dijual ke PT Pupuk Indonesia atau masyarakat sesuai harga pasar. "Hasil ekstraksi berupa biogas pun dapat menjadi sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik demi menunjang tarif listrik EBTKE (energi baru terbarukan konversi energi) yang lebih kompetitif melalui PLN," katanya.

Pembangunan pengolahan sampah modern di TPPAS Lulut Nambo ini adalah wujud komitmen Pemprov Jabar dalam menyelesaikan permasalahan sampah regional perkotaan. Dengan penerapan teknologi tinggi dalam pengelolaan sampah, TPPAS Lulut Nambo juga diharapkan menjadi solusi dan menjadi contoh penanganan sampah di Jabar maupun Indonesia. (TN)