TRUSTNEWS.ID,. - Bagi Badan Usaha Milik Daerah, PT Jasa Sarana (JS) mengambil beberapa langkah dalam upayanya membidik pertumbuhan dalam situasi ekonomi yang sedang membaik.
Beberapa langkah yang diambil BUMD Investment Holding Company bergerak dalam bidang pengelolaan infrastruktur meliputi Transportasi, Energi, Telematika, Manajemen Limbah dan Infrastruktur Kesehatan ini meliputi Analisis Pasar, Investasi Strategis, Inovasi Produk dan Layanan, Ekspansi Pasar, Optimalisasi dan Efisiensi, Kemitraan Strategis, Pengembangan SDM, Pemasaran yang Efektif, Manajemen Risiko, Pemantauan dan Evaluasi.
Indrawan Sumantri, Direktur Utama PT Jasa Sarana, mengatakan, perseroan sebagai agent of development turut berperan aktif dalam pengusahaan percepatan pembangunan dan penguatan infrastruktur di Jawa Barat.
“Pengusahaan percepatan melalui proyek-proyek strategis sebagai upaya menyelaraskan program pemerintah khususnya di Jawa Barat diantaranya percepatan pembangunan Proyek TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor, pengusahaan Infrastruktur Kesehatan (Rumah Sakit/ Klinik), rencana Pengelolaan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya,” ujar Indrawan Sumantri kepada TrustNews.
Sebagaimana diketahui, TPPS Lulut Nambo yang dibangun sejak 2017 akhirnya mendapatkan dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupa Penyertaan Modal Daerah (PMD) sekitar Rp60 miliar untuk merampungkan pembangunan tahap satu. Kini selama masa uji coba, TPPAS LulutNambo mampu mengolah 50 ton sampah per hari dan menghasilkan biomassa dan “refuse derived fuel” (RDF) sekitar 40 persen dari berat sampah yang diolah.
Adapun operasional Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya rute Padalarang-Leuwi Panjang, Indrawan mengatakan, peran aktif Jasa Sarana dalam pengoperasian BRT Bandung Raya sudah berjalan sejak Juni 2022 lalu. Seiring perintah Gubernur yang meminta Jasa Sarana melakukan kajian dan penjajakan peluang kerja sama. “BRT bertujuan dan dapat membantu mengatasi permasalahan transportasi di Metropolitan Bandung Raya,” ungkapnya.
Pada saat yang bersamaan, diakuinya, saat ini Perseroan lebih menitikberatkan kepada penugasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan penguatan bisnis utama pada anak usaha serta melakukan strategi pada aspek-aspek utama penentu keberhasilan bisnis perseroan. Antara lain, penguatan kinerja Unit Bisnis, Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi, penguatan kinerja pendanaan, pertumbuhan dan peningkatan kinerja keuangan, HR Integrated System, peningkatan penerapan dan pencapaian aspek GCG dan sistem pengendalian dan pengawasan internal.
“Perusahaan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan beragam, tergantung pada industri, ukuran, dan konteksnya,” ujarnya.
“Beberapa tantangan umum yang sering kita hadapi antara lain pasar yang kompetitif, perubahan teknologi, manajemen SDM, perubahan demografi pelanggan, ketidakpastian ekonomi, inovasi produk dan layanan, keberlanjutan lingkungan, krisis dan resiko, globalisasi serta perubahan peraturan pemerintah,” paparnya.
Begitu juga dengan penerapan modernisasi teknologi di lingkungan perseroan, menurutnya, telah dilakukan diantaranya penggunaan sistem ERP, sistem dokumen persuratan, penggunaan perangkat lunak terkini, kolaborasi online juga Internet of Things (IoT). Hal ini dilakukan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
“Penerapan modernisasi teknologi di lingkungan Perseroan juga memerlukan komitmen untuk berinvestasi dalam sumber daya manusia, penggunaan infrastruktur, dan perangkat lunak yang tepat,” ujarnya.
“Selain itu, perencanaan yang cermat dan pemantauan terus menerus diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi diintegrasikan secara efektif dan memberikan nilai tambah bagi bisnis,” pungkasnya.