Gerakan Santri Nusantara: PBNU bisa ambil peran perdamaian krisis Rusia-Ukraina
JAKARTA - Gerakan Santri Nusantara (GSN) meminta PBNU sebagai Organisasi terbesar di dunia harus segera menyuarakan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang saat ini tengah memanas, hal ini merupakan langkah pencegahan atas nama kemanusiaan.
GSN berpendapat jika PBNU tidak menyuarakan perdamaian maka otomatis harga minyak dunia akan meroket, stabilitas perdagangan akan terganggu sehingga sedikit banyak akan dirasakan dampaknya terhadap Indonesia.Selain itu perang ini dikhawatirkan mengakibatkan krisis keamanan global dan bisa memicu krisis multidimensi.
GSN menilai Gus Yahya sebagai ketua yang saat ini menahkodai NU harus segera mengambil langkah-penting untuk membangun komunikasi dengan para duta besar negara yang sedang bersitegang.
Ketua GSN, M Utomo mengatakan bahwa pihaknya berharap ketua umum PBNU yang memiliki komitmen perdamaian Global akan terus terlibat dalam krisis politik yang terjadi di dua negara bekas Uni Soviet itu.
"Krisis politik yang saat ini ditandai oleh invasi Rusia ke Ukraina bakal menimbulkan krisis kemanusiaan. Kami yakin beliau (Ketua Umum PBNU) akan bersikap menentukan langkah dalam mencegah krisis yang lebih luas lagi," kata Utomo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jum'at (25/2/2022).
Adapun langkah kongkrit yang perlu dilakukan PBNU lanjut Utomo adalah melakukan komunikasi dengan duta besar Rusia di Jakarta, Ukraina di Jakarta dan tentunya pimpinan NATO.
"Jangan sampai kejadian tahun 1991 di Ukraina terulang kembali yaitu menelan 14.000 korban jiwa dan kerusakan yang tidak sedikit," pungkasnya.