Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke – 144 atau 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings, sukses digelar di Nusa Dua Bali. Perhelatan yang dilaksanakan sejak 20 hingga 24 Maret 2022 itu merupakan ajang ketiga kalinya forum parlemen dunia dilaksanakan di Indonesia.
Yang tidak kalah membanggakan, penyelenggaraan Sidang IPU ini banyak mendapat apresiasi dari delegasi forum parlemen dunia. Para delegasi parlemen dunia mengungkapkan kegembiraannya. Sebagian menyatakan saat ini penyelenggaraan IPU naik kelas setelah melihat standar pelaksanaan oleh DPR RI dan menyebut Indonesia menjadi barometer baru pelaksanaan forum-forum IPU.
Menurut Ketua DPR RI Puan Maharani, perhelatan acara ini pun dinilai menjadi barometer pelaksanaan event internasional. Bahkan Thailand menyatakan ingin mengirim tim untuk belajar dari Indonesia sebab negara tersebut sebentar lagi akan menjadi tuan rumah pelaksanaan event internasional. Kepada delegasi Thailand, Puan mengatakan, DPR siap berbagi pengalaman.
“Waktu bilateral meeting, Thailand sampaikan mau kirim tim untuk tahu langkah demi langkah bagaimana Indonesia mempersiapkan IPU ke-144. Mereka mengakui keprofesionalan Indonesia dan saya katakan DPR siap membantu,” tutur Puan. PUAN MAHARANI BANJIR PUJIAN DI SIDANG UMUM IPU KE-144 Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke – 144 atau 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings, sukses digelar di Nusa Dua Bali. Perhelatan yang dilaksanakan sejak 20 hingga 24 Maret 2022 itu merupakan ajang ketiga kalinya forum parlemen dunia dilaksanakan di Indonesia.
Tidak hanya itu, Protokol kesehatan yang diterapkan selama gelaran forum parlemen internasional itu mendapat pujian dari World Health Organization (WHO). Dalam pandangan WHO, semua kegiatan IPU di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, telah memenuhi standar protokol kesehatan yang diatur organisasi kesehatan dunia tersebut. Puan mengatakan, DPR RI sebagai tuan rumah IPU ke-144 melibatkan banyak pihak agar penyelenggaraan berjalan dengan baik.
“Tentunya kita bisa merasa tersanjung karena pujian dari WHO memperlihatkan wajah Indonesia walaupun kita tidak bisa berpuas diri dan harus tetap waspada serta terus disiplin menjalani protokol kesehatan,” kata Puan lagi.
Apresiasi memang terus mengalir pada Ketua DPR RI Puan Maharani sejak pembukaan Sidang Umum IPU antara lain dari Presiden dan Sekretaris Jenderal IPU, Duarte Pachecho dan Martin Chungong serta banyak anggota delegasi lainnya, mencapai puncak di acara penutupan sidang tertinggi parlemen dunia ini pada Kamis (24/3/2022). Standing ovation, atau tepuk tangan yang diberikan sembari berdiri membahana memenuhi ruang sidang di Bali International Convention Center (BICC) ketika Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai President of Assembly usai menyampaikan sambutannya menutup sidang IPU ke-144 itu. Penutupan IPU dilakukan setelah para anggota forum parlemen internasional tersebut melakukan sidang untuk memutuskan berbagai rekomendasi dan resolusi terhadap sejumlah agenda global.
“Selama beberapa hari ini, kita telah melakukan berbagai diskusi, dan mencari solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan tersebut,” kata Puan di penutupan IPU.
Semua yang hadir dalam sidang umum tersebut, dikatakan Puan, telah berupaya menjawab tantangan tersebut, dengan mencapai kesepakatan dan tetap berusaha mengakomodir perbedaan pandangan.
“Perbedaan adalah alamiah, kesepakatan merupakan perjuangan kita bersama,” tuturnya. IPU menurut Puan, harus dapat menjadi wadah untuk menunjukkan ke masyarakat internasional bahwa parlemen senantiasa mendorong kerja sama internasional dalam mempromosikan solidaritas global.
Pelaksanaan 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings merupakan suatu ajang pergulatan gagasan lembaga legislatif negara-negara anggota IPU dalam menanggapi dan menemukan solusi atas isu-isu krusial global saat ini.
Mengusung tema Getting to zero: Mobilizing parliaments to act on climate change, diharapkan Indonesia dapat menunjukkan kepemimpinannya dalam menjaga keselamatan manusia dan turut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Indonesia menjadi tuan rumah bagi ratusan anggota parlemen dari seluruh dunia. Dalam beragam forum, para anggota IPU akan mempertimbangkan tindakan parlemen apa saja yang perlu diambil untuk mengurangi dampak darurat iklim dan mengimplementasikan kesepakatan Paris, yaitu kesepakatan global untuk menghadapi perubahan iklim, termasuk mencari solusi untuk menggunakan masa pemulihan Covid-19 dalam mempercepat transisi hijau.
Ketika membuka sidang IPU, Minggu (20/3), Presiden RI Joko Widodo menyelipkan satu pesan khusus yang patut menjadi perhatian bagi seluruh peserta sidang.
Salah satu pesan yang paling disoroti oleh Jokowi yakni terkait perubahan iklim. Menurut dia, perubahan iklim adalah tantangan yang mengerikan bila pemerintah dan parlemen tidak berani menggerakkan kebijakan-kebijakan terkait hal tersebut. Betapa sulitnya menggerakkan aksi untuk mencegah perubahan iklim. Contohnya, proses transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan. Menurutnya, pembicaraan mengenai perubahan iklim sering dibahas di tataran global, namun belum ada aksi nyata yang terlihat di lapangan.
"Dari energi batu bara, masuk ke renewable energy. Kelihatannya mudah tetapi dalam prakteknya ada sesuatu yang sulit di lapangan," ujar Jokowi.
Kesulitan itu pun kerap terjadi, khususnya di negara-negara berkembang. Oleh karena itu menurut kepala negara, dunia perlu bergerak untuk memobilisasi pendanaan iklim, investasi dalam rangka energi baru dan terbarukan, serta transfer energi. (TN)