trustnews.id

PT Primatexco Indonesia Menjaga Keberlangsungan Produk Demi Melahirkan Kualitas Terbaik
foto:istimewa

Badai itu belum sepenuhnya berlalu. PT Primatexco Indonesia berusaha untuk tetap bertahan dan menjaga eksistensinya dengan baik. Perusahaan tekstil yang didirikan oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) sejak 1 Juni 1971 di Batang, Jawa Tengah tersebut sempat mengalami guncangan kuat akibat Covid-19.

Kehadiran pandemi melahirkan ekses negatif yang sangat kuat. Daya beli pelanggan turun drastis, apalagi produk yang dihasilkan Primatexco dikenal dengan produk-produk mentah, seperti benang, kain greige dan kain putih (PFD dan PFP), sempat tidak jadi prioritas. Konsentrasi konsumen di masa pandemi, bukan lagi terfokus pada konsumsi, tapi berusaha menyelamatkan diri dan usahanya masing-masing. Kebanyakan lebih prepare untuk menyiapkan produk-produk makanan ketimbang harus berbelanja tekstil. Situasi ini sempat membuat PT Primatexco Indonesia drop kala itu.

Namun, setelah dua tahun berada pada posisi sulit, Primatexco tetap bertahan dengan mengedepankan perubahan dan beradaptasi dengan kondisi sekarang. “Alhamdulillah dua tahun ini kami bertahan dengan melakukan efisiensi dan sebagainya. Kami bertahan dengan tidak mengurangi karyawan. Kadang hari kerja berubah menyesuaikan kondisi market demi tetap menjaga keberlangsungan produk untuk terus melahirkan kualitas terbaik,” ujar Edi Sisworo, Direktur Umum merangkap Direktur Produksi PT Primatexco Indonesia kepada Trustnews.

Meski begitu, cobaan belum sepenuhnya usai, perusahaan yang menggandeng investor asal Jepang ini juga dihadapkan pada masalah kenaikan harga bahan baku seperti kapas. Kenaikannya cukup signifikan, 30%. Pemerintah Indonesia sendiri belum bisa maksimal dalam menjaga stabilitas harga kapas, seperti halnya yang dilakukan negara-negara lain, seperti Cina. Sejauh ini Negeri Tirai Bambu tersebut sudah memiliki lumbung kapas sendiri, sehingga stabilitas harganya bisa terjaga dengan baik. Tantangan ini yang perlu segera ditangkap oleh pemerintah dengan cepat.

Pemerintah harus bisa menstabilkan harga kapas, sehingga para produsen tidak dipermainkan oleh para tengkulak yang merajalela. Kalau ini dibiarkan tentu akan berdampak kurang baik bagi perusahaan-perusahan tekstil yang bahan baku produksinya bersandar pada kapas.

"Meski demikian, dukungan pemerintah yang ada selama ini sudah cukup memuaskan," tambahnya.

Belum cukup dengan kondisi itu, perusahaan yang ditopang sekitar 1900 karyawan dan berdiri di atas lahan 25 hektar tersebut juga dihadapkan pada persoalan energi, seperti batubara yang juga dari sisi harga mengalami kenaikan. Kenaikan-kenaikan ini juga pastinya berimbas kepada produksi. Apalagi, batubara sempat langka di pasaran. Pemerintah juga harus memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.

Namun demikian, Edi Sisworo menegaskan kalau perusahaan tempatnya bernaung tetap bertahan dengan berbagai tantangan yang dihadapinya. Alasannya, brand perusahaan sudah dikenal luas konsumen, dan yang tidak kalah penting, dari dulu hingga sekarang kualitas produknya tetap terjaga baik di pasaran. Di samping itu dukungan para investor asal Jepang yang memegang 49% saham perusahaan, juga men-support maksimal.

“Kualitas produk kami sangat terjamin, berbeda dengan yang lain. Sehingga konsumen masih tetap loyal dengan produk-produk Primatexco. Kami berkomitmen untuk terus menjaga produk dan kualitas. Perusahaan Jaya, karyawan juga sejahtera,” jelas Edi Sisworo.

Diakuinya untuk menjaga stabilitas perusahaan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan langkah-langkah konkrit dan tepat. Selain itu yang perlu untuk dikedepankan, semua unsur di perusahaan punya rasa memiliki yang sangat kuat. Meskipun usia dari perusahaan sudah lebih dari setengah abad dan alat-alat pendukung produknya juga sudah tua, tapi kalau ada kekompakkan, tentu tetap bisa memberikan hasil maksimal dan terbaik.

“Karena semua merasa memiliki, keberadaan kita selalu memberikan kepuasan penuh, tidak hanya kepada konsumen, tapi juga seluruh stakeholder. Sehingga para stakeholder ini bisa menanamkan modalnya dengan tenang. Kepuasan yang diberikan juga kami pusatkan bagi karyawan dan lingkungan, agar semuanya bisa terpenuhi dengan baik. Mudah-mudahan PT Primatexco Indonesia terus berkembang dan akhirnya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas,” ujar Edi Sisworo meyakinkan.

Sebagai informasi PT Primatexco merupakan perusahaan tekstil yang memiliki visi menjadi pabrik tekstil terbaik di dunia dan terpanjang usianya. Untuk meraih visi tersebut, beberapa misi yang dilakukan PT Primatexco diantaranya memproduksi tekstil bernilai tinggi, memberikan kepuasan pada pemegang saham, pelanggan, pemerintah, karyawan dan memberikan manfaat pada masyarakat di lingkungan perusahaan. (TN)