trustnews.id

BRI Kantor Cabang Samarinda I  Dorong UMKM Samarinda Rebut Potensi IKN Nusantara
Triwidi Atmoko, Pemimpin Cabang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanca Samarinda 1

BRI mendorong para pelaku UMKM semakin adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnisnya. Tak hanya soal digitalisasi, BRI Kantor Cabang Samarinda I juga mendorong UMKM Samarinda bersiap akan kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Pelaku pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan critical engine bagi perekonomian Indonesia. Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61.97 persen per tahun. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ini UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja nasional

Triwidi Atmoko, Pemimpin Cabang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanca Samarinda 1, mengatakan, Samarinda merupakan daerah penghasil komoditas energi tidak terbarukan. Sehingga gejolak ekonomi menjadi lebih fluktuatif bergantung kepada harga komoditas.

"Kondisi ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan UMKM. Pertumbuhan yang berkelanjutan (sustain) merupakan tantangan UMKM agar pertumbuhan ekonomi Samarinda dapat terus bertumbuh secara konsisten," ujar Triwidi Atmoko kepada TrustNews.

Pada saat yang bersamaan, lanjutnya, otonomi daerah memberikan kesempatan bagi daerah untuk merencanakan sendiri pembangunan di daerahnya sesuai dengan potensi. Peran UMKM diperlukan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat di daerah.

"BRI Samarinda 1 berkomitmen penuh mendukung penuh UMKM sesuai dengan amanah yang diberikan stakeholder," ujarnya.

Adapun bentuk dukungan BRI Samarinda 1, lanjutnya, mulai dari memberikan permodalan terhadap UMKM yang mempunyai potensi bertumbuh lebih besar dan memberikan edukasi terhadap keberlangsungan usaha nasabah termasuk saran terhadap keputusan yang akan diambil oleh nasabah.

"Kita juga mengedukasi nasabah untuk menggunakan fasilitas perbankan secara optimal guna mengakselerasi keberlangsungan usaha. Serta memberikan pandangan terhadap manajemen risiko keberlangsungan usaha," ucapnya.

Sebagai informasi, secara nasional dari laporan publikasi BRI hingga kuartal III tahun 2021, tercatat kredit UMKM tumbuh 12,5% yoy sehingga nominalnya kini telah mencapai Rp848,6 triliun.

Kemudian mengalami penurunan pada 2020 menjadi 5,8%. Hingga kuartal ketiga 2021 persentase pertumbuhannya sekitar 6,3%. Dia memproyeksikan tren ini akan terus meningkat dan tahun depan pertumbuhannya sudah akan mendekati pre-covid.

Hasil riset dari Indeks UMKM BRI pun menunjukkan akan ada proyeksi pertumbuhan yang sangat atraktif pada triwulan IV 2021. Apabila kondisi ini bisa dipertahankan, maka pertumbuhan UMKM pada 2022 akan semakin membaik.(TN)

Triwidi menerangkan, BRI juga mendorong para pelaku UMKM semakin adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnisnya. BRI juga telah mempunyai framework pemberdayaan yang sangat terstruktur.

Pemberdayaan tersebut dimulai dari literasi dasar, literasi bisnis untuk meningkatkan kapasitas, maupun literasi digital untuk semakin beradaptasi terhadap kebutuhan bisnis di tengah pandemi. BRI memiliki model bisnis yang sangat efisien, dimana para pelaku UMKM dapat melakukan self assessment untuk meningkatkan skala usaha.

"Digitalisasi dalam transaksi merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha UMKM. Begitu banyak manfaat yang didapat pelaku usaha UMKM seperti, meminimalisir uang kas, transaksi lebih cepat dan alur cash flow lebih mudah dipelajari," ujarnya.

"Salah satu tantangan berkembangnya usaha UMKM adalah kurangnya pencatatan untuk evaluasi. Dengan transaksi melalui perbankan, pencatatan dalam rangka evaluasi dan perencanaan perkembangan usaha tersebut lebih mudah dilaksanakan," jelasnya.

Keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, menurutnya, menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pelaku UMKM di Samarinda. Apalagi setelah IKN pindah ke Kaltim, akan terjadi perpindahan penduduk ke kawasan IKN sekitar 1,5 juta jiwa. Baik itu IKN maupun penduduk di IKN sama-sama membuka berbagai peluang bagi masyarakat Samarinda, baik peluang kerja maupun peluang usaha.

"UMKM di wilayah Samarinda harus siap menghadapi kenyataan bahwa Samarinda menjadi daerah penyangga Ibu Kota Baru. Semakin besar proyeksi potensi di masa depan dan UMKM Samarinda siap meraih peluang tersebut," ujarnya.

"Sebab akan ada banyak perhatian untuk daerah sekitar Ibu Kota Baru karena potensinya begitu pun dengan investor besar. Sehingga diharapkan investor besar yang berinvestasi di samarinda tersebut berasal dari UMKM Samarinda, bukan daerah lain bahkan negara lain," pungkasnya. (TN)