trustnews.id

Rorokenes, Produk Lokal yang Keren dan Berdampak Luas
foto: Istimewa

Tak kalah dengan merek-merek mahal, ternyata produk-produk tas yang dibuat lokal juga punya kualitas dunia. Salah satunya adalah produk tas dari label Rorokenes yang didesain oleh desainer lokal Syanaz Nadya Winanto putri.

Tas kulit dan anyaman asal Semarang berlabel Rorokenes ini menawarkan produk lokal berkualitas internasional. Sangking berkualitasnya, produk Rorokenes sering dikira buatan merek fashion terkenal dunia. Lucunya lagi, Syanaz Nadya Winanto Putri, pernah ditahan imigrasi Rusia karena dituduh membawa tas mahal tanpa membayar pajak. Padahal, tas yang dia bawa merupakan ciptaannya sendiri.

“Kalau bicara Rorokenes itu kita bahas produk bagus dan berdampak dan kita bicara sebuah lifestyle, dimana lifestyle punya dampak bagi keseluruhan,” tegas Syanaz kepada Trustnews dalam sebuah wawancara.  

Bisnis tas rumahan ini, bisa dibilang sudah secure karena memiliki captive market yang sangat jelas. Konsep bisnis yang dikedepankannya sustainable, dan sebanyak 85% menggandeng konten lokal yang terstandar.  “Jadi mulai dari vendor wajib punya ISO, SNI, Pengelolaan limbah yang baik dan benar wajib punya. Di Tempat kami limbahnya kurang dari 3%, dan kami berikan kepada pengrajin lokal untuk dibuat produk seperti gantungan kunci dan sebagainya,” ujar ibu dua orang anak ini.

Dari sisi tenaga kerja, Rorokenes hanya disupport 12 orang manpower, dengan latar belakang pendidikan yang beragam, mulai dari sekolah dasar, menengah pertama, atas, lulusan diploma III hingga sarjana strata 1. Untuk meningkatkan bakat dan kompetensinya, para pekerja di Rorokenes wajib mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan perusahaan. Mereka juga diajak berdiskusi tentang pentingnya branding digital marketing, sehingga tidak hanya murni sebagai pekerja pembuat tas, tapi juga mampu melakukan cara pengembangan bisnis. 

“Tidak hanya itu, kita juga bisa awareness dan advokasi atas kesetaraan gender. Jadi tidak ada perbedaan antara pekerja perempuan dan pria. Perempuan mendapat cuti menstruasi, dan pria mendapat cuti menemani istri melahirkan tanpa potong gaji,” tandasnya.

Dari sisi sosial, Syanaz mendorong ke arah penggalangan dana atau donasi bagi kaum hawa, terutama mereka-mereka yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan pelecehan seksual, plus membangun rumah aman bagi mereka yang menjadi korban serta memberikan pelatihan gender terutama para korban di wilayah Indonesia Timur.(TN)