TRUSTNEWS.ID - Ancang-ancang. Posisi inilah yang tengah diambil Bank BRI Semarang, Jawa Tengah, dalam menyikapi situasi ekonomi yang berkembang di tahun 2023.
Dalam hitung-hitungan prediksi mereka, terutama dari tinjauan bisnisnya, di tahun 2023 tingkat persaingan perbankan akan jauh lebih ketat. Bahkan, secara umum, dinamika bisnis di tanah air bakal dihadapkan pada proyeksi perkembangan global yang aromanya cenderung tidak menguntungkan.
“Maka dari itu, kami akan melakukan banyak perubahan dibanding tahun 2022. Tahun depan kami harus mencapai KPI yang ditetapkan pemerintah, karena breakdown anggaran malah ditingkatkan stakeholders sampai 10%,” ungkap CEO Regional Office BRI Semarang, Hendaru Sakti kepada Trustnews baru-baru ini.
BRI, termasuk Regional Office Semarang terus berkomitmen untuk menjaga kestabilan dana bangsa dengan terus melakukan perbaikan struktur bahan baku dana. Caranya? Dengan meningkatkan dana murah, yakni melalui tabungan, giro dan deposito yang sifatnya sementara. Targetnya mencapai 2 atau 3 kali lipat dari tahun-tahun sebelumya. Prioritasnya nasabah existing, karena diyakini bakal mendulang dana murah dengan transaksi tanpa bunga.
“Karena nasabah ini mendapat kemudahan, jadi ini yang harus saya jaga. Saya harus memprioritaskan masalah layanan untuk transaksi sehingga dari kredit yang saya salurkan nanti tahun depan akan kredit lagi di saya. Sehingga tugas bank sebagai penyaluran dana pinjaman, bisa kita sebarkan, lalu kita tabung lagi dan begitu berulang jadi mutar. Strateginya yakni kemudahan layanan transaksi, akses, dan aman,” ujar Hendaru Sakti.
Sebagai bank milik pemerintah, BRI selalu mengedepankan fungsi sosial dan ekonomi, melalui peningkatan sector formal dan informal dengan penyaluran kredit melalui jalur yang baik dan tepat sasaran, misalnya kredit tanpa agunan, KPR, kredit usaha, dan sebagainya.
Tidak tanggung-tanggung besaran kredit yang digelontorkan BRI nilainya cukup sangat fantastis. Dipastikan economic valuenya mampu mendongkrak sektor formal dan non formal, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) , yang di tahun 2022 kuotanya mencapai Rp 25 Triliun, dan saat ini tinggal 1,7 Triliun. Informasi dari BRI Pusat, pemerintah tahun depan akan menyalurkan KUR Rp450 triliun, naik dari sebelumnya.
“Nah pasti saya akan bisa dikasih 40 triliun, karena kredit di wilayah Semarang ini harus tumbuh minimal 15%,” tambahnya.
Kredit yang menjadi target BRI Semarang didominasi oleh para pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Ada Sekitar 83,4% UMKM, yang tahun ini kenaikannya mencapai 1,64%.
Menurut Hendaru Sakti paket penyaluran kredit yang ditekankan pemerintah targetnya mencapai 30%. Namun demikian komitmen pihaknya menyepakati untuk memberikan porsi yang lebih besar bagi pelaku UMKM dan 10% di proyeksikan untuk KPR, yang di dalamnya melibatkan 72 sektor, sehingga implikasinya sangat luas. Tidak hanya itu, layanan yang diberikan BRI Semarang ada juga yang berorientasi ekspor.
“Ada sekitar 190 nasabah yang orientasi ekspor dan kami berikan rumah kreatif BUMN, ada petugasnya dan dilakukan pelatihan sesuai kebutuhan nasabah dan ini gratis. Dan kita bisa berikan bantuan alat dalam bentuk CSR,” tandasnya bangga.
Saat ini BRI Semarang memiliki jaringan yang cukup luas yang didulang melalui 22 Kantor Cabang, 241 unit, 38 Kantor Cabang Pembantu, 38 Kantor Kas dan Agen BRILink jumlahnya mencapai 49.918. Semua ini merupakan perwujudan penerapan kesiapan SDM dalam menjawab tantangan ke depan terutama dari sektor pelayanan. Semua diatur dengan baik agar mampu memberikan pelayanan yang lebih efisien, karena jumlah SDM-nya mencapai 9000 orang.
Caranya mengaturnya dengan 1 orang PIC per desa. Kalau desa yang luas, jumlah PIC mencapai 2. Para PIC ini tugasnya seperti pegawai desa, dan dia tidak boleh kemana-mana, tugasnya hanya melayani nasabah saja. Sosok mereka sangat dikenal di setiap desa.
Karena kita memperlakukan mantri/PIC seperti aparat desa. Karena para PIC ini sudah dibagi per wilayah, maka BRI Semarang memfasilitasi mereka dengan HP beraplikasi BRI spot untuk memudahkan mereka bekerja. Ponsel ini sudah dilengkapi dengan data nasabah yang ada di wilayahnya.
“Jadi tidak bisa melayani di desa lain, dan dia bisa lihat nasabah mana saja yang belum merasakan layanan kami. Digitalisasi ini mempercepat proses, bisa sehari dan keesokannya bisa langsung akad,” tandasnya meyakinkan.
(tn/san)