Kemampuan Kota Semarang untuk tetap menjaga pertumbuhannya itu ditopang oleh UMKM yang juga salah satu sektor penting pendukung ekonomi negara atmosfer positif untuk usaha rakyat menandakan kesiapan Semarang untuk mengembangkan sektor industri di semua level. Investasi pada berbagai proyek di Kawasan Industri Wijayakusuma adalah contohnya; mulai dari gula semut organik, pembuatan pakan ternak, pembibitan ikan, hingga usaha ternak seperti kambing, domba, dan sapi perah.
Selain itu, sektor konstruksi juga tercatat memberi kontribusi besar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). Perkembangan area Semarang dan sekitarnya yang cukup pesat mendorong pertumbuhan bisnis konstruksi di kota ini. Berbagai perusahaan konstruksi menawarkan spesialisasi dalam hal membangun hunian, bangunan komersial, hingga bangunan dengan fungsi spesifik seperti pabrik. Kehadiran kawasan industri juga mendorong perusahaan konstruksi untuk terus berkontribusi bagi pertumbuhan kota.
"Pertumbuhan Industri Konstruksi sangat dinamis, jika kita perhatikan APBD Kota Semarang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah akan membangun kota semarang menjadi lebih maju dan moderen," ujar Maryono, Ketua Gapensi Semarang menjawab TrustNews.
"Penyerapan tenaga kerja akan cukup banyak pada sektor kontruksi ini. Sehingga kesejahteraan masyarakat membaik seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Kota Semarang," tambahnya.
Meski begitu, Martono melihat, perekonomian Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan mengalami resesi dan ketidakstabilan di bidang keuangan di 2023 ini.
"Hal ini harus menjadi perhatian bersama oleh pengusaha konstruksi dan jangan sampai terjadi setelah terpilih menjadi pemenang tender justru akan kesulitan dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan," ujarnya.
Sebagai Ketua Gapensi, Martono hanya tak ingin kisah lilu kembali terulang saat pandemi 2020-2021, dimana para pengusaha konstruksi di Kota Semarang banyak kehilangan pekerjaan akibat proyek-proyek yang tertunda.
"Teman-teman kontraktor tidak cuma berkurang. Namun hampir tidak ada sama sekali," ungkapnya.
Adapun upaya yang dilakukan Gapensi, lanjutnya, meyakinkan sekaligus membuktikan ke berbagai pihak, khususnya stakeholder maupun lembaga keuangan, bahwa kami pengusaha jasa konstruksi yang tergabung dalam wadah asosiasi GAPENSI benar benar profesional menjalankan usahanya, kami taat aturan dan menjaga mutu kualitas pekerjaan
"Gapensi mengharapkan agar pemerintah memberi kemudahan peraturan perijinan pelaku jasa konstruksi terutama untuk kualifikasi kecil agar bisa mengurus perijinan dan berusaha kembali. Karena anggota Gapensi 75% Kualifikasi Kecil yang diharapkan bisa berperan dalam menyerap anggaran Pemerintah dan bisa berperan pada pengembangan Infrastruktur di Wilayah Kota/Kabupaten masing- masing," paparnya.
"Sebagai pelaku usaha jasa konstruksi tentu harus memiliki komitmen untuk menghasilkan bangunan yang baik dari segi konsep arsitektur, anggaran, waktu dan mutu. Sehingga perekrutan tenaga kerja, penggunaan alat kerja dan teknologi yang tepat harus menjadi perhatian utama," pungkasnya.