TRUSTNEWS.ID - Pandemi yang melandai dan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 4,5 persen hingga 5,3 persen di tengah perlambatan ekonomi global di 2023.
Memancang PT Petrokimia Gresik (PG) untuk berlari lebih kencang setelah sepanjang 2019-2022 melakukan mengupayakan transformasi dari single industry firm menjadi related diversified industry. Tujuannya adalah menjadi perusahaan solusi agroindustri untuk pertanian berkelanjutan.
Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik (PG), mengatakan sepanjang 2023 ini PG memiliki sejumlah program. Pertama, membangun Pabrik Phonska V untuk menambah kapasitas produksi pupuk NPK, sehingga dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pupuk lokal (dalam negeri) maupun global, sekaligus menjadi strategi pengembangan infrastruktur untuk memperkuat bisnis di pasar internasional.
Kedua, Petrokimia Gresik juga melakukan optimalisasi produk hasil samping. Saat ini perusahaan telah mampu memproduksi Surfaktan dengan produk Green Surfactant yang dapat digunakan sebagai Enhance Oil Recovery (EOR).
"Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke sumur minyak tua yang produksinya menurun. Minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa. Sehingga surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi," ujar Dwi Satriyo menjawab TrustNews.
"Surfaktan produksi Petrokimia Gresik merupakan Green Surfactant dengan bahan baku metil ester yang berasal dari kelapa sawit. Selain harganya lebih kompetitif, Green Surfactant ini juga akan menambah nilai (add value) dari kelapa sawit," paparnya.
Ketiga, PG juga melakukan komersialisasi asam fosfat untuk pasar dalam negeri maupun global. Asam Fosfat merupakan salah satu bahan baku pupuk NPK sehingga berperan penting dalam mendukung peningkatan produksi NPK dalam negeri dan global. "Komersialisasi ini merupakan strate
gi perusahaan untuk optimalisasi rate produksi serta meningkatkan penjualan asam fosfat," ungkapnya.
Pada lain sisi, Dijelaskannya, penyelarasan pengembangan pabrik dan teknologi di Petrokimia Gresik sudah berjalan dari tahun 1994, yaitu pada saat pembangunan pabrik Urea dan Amonia, dan seiring dengan kemajuan teknologi maupun digitalisasi, maka penggunaan sistem teknologi sudah menjadi cultureperusahaan. Pemanfaatan teknologi sudah menyentuh semua aspek bisnis di PG sampai dengan pelanggan.
Terbaru, Petrokimia Gresik melakukan improvement teknologi proses Pabrik Asam Fosfat HDH (Hemihydrate – Dihydrate). Inovasi yang terbukti mampu meningkatkan kuantum produksi Asam Fluosilikat (H2SiF6) ini merupakan salah satu dukungan Petrokimia Gresik terhadap industri peleburan aluminium nasional.
Improvement ini, menurutnya, merupakan pionir dan satu-satunya di Indonesia. Desain awal Pabrik Asam Fosfat PG menggunakan bahan baku phosphate rock Jordan dengan kualitas high grade. Namun karena kondisi cadangan phosphate rock high grade dunia yang semakin menipis menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mencari alternatif bahan baku sebagai solusi. Melalui inovasi ini spesifikasi tersebut dapat digantikan dengan phosphate rock medium grade.
'Berkat improvement pada proses produksi ini, PG berhasil meraih penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin)," ujarnya.
Berikutnya, optimalisasi teknologi yang dijalankan Petrokimia Gresik terlihat pada pelaksanaan proyek Phonska V yang saat ini sedang dikerjakan. Proyek Phonska V sebenarnya merupakan modifikasi dari Pabrik Fosfat eksisting. Melalui modifikasi ini, pabrik tersebut bakal semakin canggih, karena juga mampu memproduksi beberapa formula pupuk majemuk NPK, di samping memproduksi pupuk phosphate.
Teknologi pada pabrik ini menggunakan teknologi milik PG sendiri yaitu NPK Chemical Reaction dengan Pre-Neutralizer Tank. Selain dapat memproduksi pupuk NPK dengan kualitas produk yang homogen nutrisi dan bentuk fisiknya, teknologi NPK Chemical Reaction memiliki fleksibilitas penggunaan bahan baku sehingga proses produksi dapat dilakukan secara kontinu dalam skala besar.
PG juga melakukan modifikasi pada Pabrik Asam Sulfat dengan penambahan reaktor sulfonasi untuk dapat memproduksi surfaktan. Berikutnya, Petrokimia Gresik juga melakukan pembaharuan teknologi produksi Amoniak dan Urea melalui pengoperasian Pabrik Amurea (Amoniak-Urea) II. Teknologi Amurea II memiliki keunggulan rasio konsumsi energi yang lebih efisien dibanding teknologi pabrik sebelumnya.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi juga dimanfaatkan PG di bidang lainnya, termasuk pada proses distribusi. Petrokimia Gresik terus mengupayakan kelancaran distribusi pupuk melalui penerapan aplikasi digital pada pengelolaan pergudangan di Gudang Lini I yaitu Warehouse Management System (WMS), Digital Transport Management System (DTMS) dan System Scheduling Truck Online (SISTRO).
Tak hanya itu, dijelaskannya, pemanfaatan teknologi juga menyasar bidang SDM, diantaranya melalui Digital Office (DOF) yang mampu menyumbangkan penghematan bagi PG. Aplikasi ini adalah sebuah solusi untuk menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya.
Kemudian aplikasi kepegawaian PetroStar, yang dapat dimanfaatkan karyawan dalam pengurusan administrasi kepegawaian melalui online. Termasuk juga absensi daring yang mampu memberikan informasi secara real time bagi para leader.
"Pemanfaatan teknologi bagi PG merupakan keniscayaan untuk menghasilkan operasional bisnis yang efektif dan efisien, serta dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sekaligus wujud perlindungan Petrokimia Gresik bagi konsumen melalui produk berkualitas," pungkasnya.